NERACA
Jakarta- Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/4) sore di awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik tipis mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 7,70 poin atau 0,12% ke posisi 6445,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,90 poin atau 0,12% ke posisi 721,79."Pelaku pasar menilai negosiasi Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan hasil negosiasi yang konkret bagi kedua pihak," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, di Jakarta, kemarin.
Pertemuan delegasi Indonesia dengan United States Trade Representative (USTR) dan Departemen Perdagangan AS di Washington DC menyepakati untuk menyelesaikan perundingan tarif perdagangan bilateral dalam jangka waktu 60 hari ke depan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengkhawatirkan terdapat potensi pemberlakuan tarif impor AS terhadap produk Indonesia hingga 47%, yang dapat berdampak bagi daya saing ekspor Indonesia, sehingga ke depan dapat memberikan dampak terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia.
Neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar US$ 4,33 miliar pada Maret 2025, sebagaimana laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun pelaku pasar khawatir apabila tarif resiprokal diterapkan oleh AS dapat berdampak terhadap penurunan neraca perdagangan ke depan. Dari mancanegara, kebijakan Presiden AS Donald Trump diprediksi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, setelah International Monetary Fund (IMF) memperkirakan tantangan tarif akan memangkas proyeksi pertumbuhan namun tidak terjadi resesi.
Di sisi lain, pelaku pasar merespon pernyataan Donald Trump di media sosial terkait Ketua The Fed Jerome Powell yang tidak bisa cepat, dan menyerukan The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya. Pelaku pasar menilai hal itu akan mengancam independensi The Fed, yang mana terlihat Trump tampaknya frustasi karena The Fed belum memangkas suku bunga acuannya.
Sementara itu, Bank Sentral Tiongkok (PBoC) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah selama enam bulan berturut-turut pada April 2025. Suku bunga acuan pinjaman satu tahun dipertahankan pada 3,1%, sedangkan LPR lima tahun tetap pada 3,6%.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat di mana sektor teknologi paling tinggi yaitu 3,39%, diikuti sektor barang baku dan sektor industri yang naik masing-masing 1,42% dan 0,40%.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor barang konsumen primer minus 0,95%, diikuti sektor infrastruktur dan sektor energi yang masing-masing minus 0,76% dan 0,73%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu FITT, FORU, FMII, DILD, dan BABY. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni SMDM, ITMG, FORE, MEJA, dan NINE.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 987.803 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,76 miliar lembar saham senilai Rp8,43 triliun. Sebanyak 289 saham naik, 295 saham menurun, dan 220 tidak bergerak nilainya.
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…