USULAN ANGGOTA DPR RI: - Pemerintah Diminta Diversifikasi Pasar Ekspor

NERACA

Jakarta- Usai Presiden Amerika Serikat Donald trump menetapkan kenaikan tarif atau Bea Masuk Impor (BMI) sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, Komisi XI DPR RI mendorong pemerintah melakukan percepatan diversifikasi pasar ekspor demi mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat.

Anggota Komisi XI DPR RI Andi Yuliana Paris mengatakan Indonesia memiliki komoditi-komoditi yang mampu mendukung percepatan terhadap diversifikasi ekspor ke beberapa negara potensial yang membutuhkan, seperti India, Afrika, dan Timur Tengah. “Sehingga pemerintah diharapkan ada keseriusan untuk memaksimalkan komoditi seperti hasil pertanian dan lautan yang cukup melimpah di dalam negeri,” ujar Andi Yuliani seperti dikutip diweb resmi DPR RI, di Jakarta, Rabu (16/4).

Lebih lanjut, Andi Yuliani menjelaskan banyak sekali komoditi Indonesia baik pertanian maupun mineral yang diekspor. Amerika, menurutnya, tentu banyak membutuhkan bahan baku industrinya termasuk hasil laut dari Indonesia juga banyak yang diekspor ke Amerika.

Namun, ia mengingatkan Indonesia harus memperluas pasar yang tidak hanya Amerika. Misalnya, pasar untuk hasil pertanian, ada yang lebih besar yaitu Arab Saudi. Hal itu karena jumlah Jemaah haji asal Indonesia sangatlah besar, sehingga membutuhkan komoditi pangan seperti beras, ikan, sayuran, buah-buahan yang bisapasok dari Indonesia. “Nah selama ini pasokan bagi jemaah haji dan umroh itu semua dipasoknya dari Thailand. Artinya ada pasar yang harus dipikirkan secara serius oleh pemerintah dalam rangka menjajaki kerjasama dengan pihak negara-negara lain seperti Saudi Arabia, Eropa untuk bisa menyerap komoditi-komoditi kita,” ujar Politisi Fraksi PAN ini.

Menurutnya, dunia usaha menyambut baik reaksi cepat pemerintah terhadap ancaman eksternal, tetapi harus tetap diperlukan tindakan lanjutan yang lebih terukur dan spesifik. Ia pun mengungkapkan bahwa kebijakan proteksionis Amerika Serikat dikhawatirkan dapat menurunkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika, yang selama ini menjadi salah satu tujuan utama bagi produk industri dalam negeri.

Saat ini pemerintah tengah mengupayakan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat terkait tarif impor dan bea masuk yang ditetapkan cukup tinggi. “Saya mendukung langkah negosiasi tersebut, namun menurutnya perlu kecermatan untuk mendapatkan hasil yang baik, agar ke depan perekonomian dan industri dalam negeri tidak akan memiliki dampak signifikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Ekonomi, Didik J Rachbini mengatakan mengenai tarif impor untuk Indonesia sebesar 32 persen. Didik berharap respons pemerintah terhadap keputusan Trump setara dengan politik juga.  “Sekarang dalam situasi terguncang-guncang dan gonjang ganjing karena ulah satu orang yang berkuasa (langkah politik) yang berlaku bukan lagi teori ekonomi tetapi politik,” tulis Didik yang juga Rektor Universitas Paramadina.

Memang, kata Didik, sejatinya 80 atau lebih dari ekonomi adalah politik. Sebaliknya, dua pertiga atau lebih dari politik adalah ekonomi.  Karena itu, analisa teori ekonomi dari pendirinya Adam Smith adalah analisa ekonomi politik, yakni bagaimana kekayaan diciptakan, disistribusikan dan dipengaruhi secara politik dan ekonomi  antara pelaku ekonomi individu, pasar dan pemerintah.

Menurut Adam Smith kesejateraan bisa terwujud karena interaksi  pelaku individu, pasar dan pemerintah.   Sistem Merkantilisme yang mengutamakan proteksi dan intervensi negara tidak akan menciptakan kesejahteraan masyarakat sehingga perdagangan antar negara juga semestinya berlaku atas asas keuntungan komparatif dan kompetittf masing-masing negara sehingga keduanya dapat saling mengambil keuntungan secara sendiri masing-masing dan secara bersama.

Namun demikian, lanjut Didik, teori ini tidak berlaku lagi pada masa sekarang di mana politik adalah panglima yang menentukan kebijakan ekonomi, meskipun menabrak asas hukum ekonomi yang seharusnya berlaku.  “Bahwa asas, hukum dan teori ekonomi tidak bisa dipakai lagi.   Kebijakan ekonomi tidak lagi memadai atau bahkan bisa lagi diandalkan untuk menghadapi lengkah politik presiden Amerika Serikat ini,” tandasnya. agus

BERITA TERKAIT

Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Ekspor Batu Bara

NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…

KREDIT UMKM HANYA TUMBUH 1,95 PERSEN: - Lebih Rendah Ketimbang Saat Pandemi Covid-19

  Jakarta-Bank Indonesia menyoroti kondisi pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kini makin  melesu. Deputi Direktur Departemen Ekonomi…

Siap Pembahasan dengan DPR: - Pemerintah Finalisasi Draf RUU Perampasan Aset

NERACA Jakarta - Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk segera membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menteri…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Ekspor Batu Bara

NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…

KREDIT UMKM HANYA TUMBUH 1,95 PERSEN: - Lebih Rendah Ketimbang Saat Pandemi Covid-19

  Jakarta-Bank Indonesia menyoroti kondisi pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kini makin  melesu. Deputi Direktur Departemen Ekonomi…

Siap Pembahasan dengan DPR: - Pemerintah Finalisasi Draf RUU Perampasan Aset

NERACA Jakarta - Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk segera membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menteri…