NERACA
Sukabumi - Sejumlah komoditas Bahan Pokok Penting (Bapokting) alami penurunan pasca Idul Fitri 1446 H mulai menunjukan penurunan harga. Seperti halnya cabai merah lokal di Pasar Gudang dan Pelita Kota Sukabumi, kini menjadi Rp40.000 per kg dari harga sebelumnya, cabai hijau besar dari Rp30 ribu menjadi Rp24 ribu per kg, cabai merah keriting sebelumnya Rp60 ribu menjadi Rp40 ribu per kg, cabai rawit merah dari Rp100 ribu menjadi Rp80 ribu per kg, Cabe rawit hijau dari Rp60.000 jadi menjadi Rp40 ribu per kg.
Kemudian, beras Ciherang I dari Rp15 ribu menjadi Rp13.600 per kg, beras Cianjur II dari Rp14.800 menjadi Rp13.200 per kg, dan beras premium saat ini dijual Rp13.600 dari sebelumnya sebesar Rp15 ribu per kg. Begitu juga dengan daging ayam yang sebelumnya sebesar Rp35 ribu kini menjadi Rp34 ribu per kg, dan Kol semula Rp7.000 menjadi Rp6.000 per kg.
"Hasil pemantauan kami sejak 7 sampai 9 April 2025, sejumlah Bapokting yang sempat harganya tinggi, kini sudah berangsur turun," ujar Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, Agus Wawan, melalui Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, M. Rifki, kepada Neraca, Rabu (9/4).
Rifki mengungkapkan, penurunan harga di beberapa komoditas tersebut, namun belum bisa menunjukan ke harga normal. Namun, setidaknya harganya sudah mulai turun walaupun hanya sekian persen saja. Tapi yang pasti kata Rifki, penurunan itu terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor saja. Diantaranya, pasoknya melimpah sedangkan permintaan menurun, sehingga menyebabkan harga terkoreksi turun."Karena stok dan pasokanya banyak, namun tingkat pembelian dari konsumen terjadi penurunan secara otomatis harga juga akan ikut turun," terang Rifki.
Sedangkan komoditas yang terpantau naik harga, sambung Rifki, yakni cabai merah besar TW dari Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu per kg, dan cabai rawit merah yang saat ini dijual Rp80 ribu dari harga sebelumnya sebesar Rp60 ribu per kg."Berdasarkan data rekap pemantauan kami, hanya cabai merah dan rawit merah yang naik pasca lebaran. Mungkin saja pemerintahannya masih tinggi sedangkan pasokannya tetap," ucapnya.
Sementara itu, untuk komoditas lainya masih tergolong stabil, diantaranya, daging sapi masih Rp130 ribu per kg, garam halus 250gr Rp1.500 per bungkus, garam gandu Rp500 per biji, gula pasir Rp20 ribu per kg, serta terigu Cakra Rp11.500 per kg, dan terigu cap kunci Rp10.500 per kg. Begitu juga dengan telor ayam negri masih di angka Rp26 ribu per kg, bawang merah jawa Rp50 ribu per kg, bawang putih Rp44 ribu per kg, bawang bombay Rp25 ribu per kg, dan minyak goreng dalam kemasan di pasar Modern masih dijual Rp40.200 per 2 liter, sedangkan di Pasar Tradisional per liter Rp21 ribu, dan minyak kita di kisaran Rp16 ribu hingga 17 ribu per kg.
Rifki mengungkapkan, untuk ketersediaan termasuk semua stok bahan pokok penting (Bapokting) dan barang strategis lainya cukup tersedia, serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran. Begitu juga dengan penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut terpantau dalam kondisi aman dan lancar."Kami terus lakukan pemantauan setiap harinya, untuk mengetahui perkembangan ketersediaan dan harga bapokting kedepan," pungkas Rifki. Arya
NERACA Bandung - Bahas tiga poin krusial, Perhimpunan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (PBPSK) gelar pertemuan dengan Bagian Hukum Pemerintah Provinsi…
NERACA Sukabumi - Hampir sepekan lebih, sejumlah cabai di Pasar Gudang dan Pelita Kota Sukabumi alami penurunan harga. Seperti, cabai…
NERACA Depok - Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran (FK-UPN) Jakarta dalam kegiatan Seminar & Workshop Kerjasama Pentahelix 2025, mengingatkan…
NERACA Bandung - Bahas tiga poin krusial, Perhimpunan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (PBPSK) gelar pertemuan dengan Bagian Hukum Pemerintah Provinsi…
NERACA Sukabumi - Hampir sepekan lebih, sejumlah cabai di Pasar Gudang dan Pelita Kota Sukabumi alami penurunan harga. Seperti, cabai…
NERACA Depok - Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran (FK-UPN) Jakarta dalam kegiatan Seminar & Workshop Kerjasama Pentahelix 2025, mengingatkan…