NERACA
Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menunda implementasi short selling dan akan melakukan kajian terkait dengan buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS). “Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar, OJK akan mengambil kebijakan awal, pertama adalah menunda implementasi kegiatan short selling,”kata Kepala Eksekutif OJK bidang Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, penundaan implementasi short selling mempertimbangkan tekanan yang terus-menerus terjadi pada indeks harga saham gabungan (IHSG). Selain hal tersebut, terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya.
Dalam pengambilan kebijakan itu, pihaknya akan fokus dalam tiga hal, di antaranya stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, serta perlindungan investor.“Selain itu, kami juga ingin menyampaikan pesan bahwa kami hadir mengamati dan juga berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan berintegritas khususnya bagi investor lokal, ritel, maupun institusional,” ujar Inarno.
Dia menjelaskan, OJK bersama BEI menyelenggarakan dialog dengan pelaku pasar pada hari ini, Senin (03/02), dengan tujuan untuk mendapatkan pandangan atas perkembangan pasar modal terkini, serta mengidentifikasi tantangan dan kebutuhan pasar dalam memastikan stabilitas dan ketahanan pasar modal Indonesia"Pada dialog tadi, kami mendengarkan banyak sekali masukan-masukan konstruktif dari pelaku sekaligus stakeholder pasar modal yang tentunya akan segera kita tindaklanjuti sesuai dengan kapasitas dan peran kami masing-masing,"jelas Inarno.
Dalam dialog bersama pelaku pasar modal ini, diikuti oleh Direktur Utama Adaro Energy Indonesia (ADRO) Garibaldi 'Boy' Thohir, Bos Grup Bakrie Anindya Bakrie, Bos Grup Sinar Mas Franky Widjaja, putra pertama Prajogo Pangestuyaitu yaitu Agus Salim Pangestu, serta Arsjad Rasjid.
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…