NERACA
Jakarta – Langkah PT Unilever Indonesi Tbk (UNVR) menjual bisnis es krimnya disambut positif. Hari ini, usulan tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPS Independen). UNVR menjual bisnis es krim mereka seharga Rp 7 triliun.
Penjualan ini dipandang sebagai langkah strategis yang tidak hanya memperkuat posisi kas perusahaan, tetapi juga membuka peluang baru untuk fokus pada bisnis intinya.
“Investor meyakini bahwa dengan penjualan bisnis es krim Unilever ke PT The Magnum Ice Cream Indonesia akan memberikan pendanaan bagi perusahaan untuk ekspansi dan membantu percepatan pertumbuhan perusahaan dari segi kinerja keuangannya,” ujar Abdul Haq Alfaruqy, analis dari Stocknow.id.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyebut langkah ini sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk terus mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
“Keputusan strategis ini mencerminkan komitmen kami untuk memperkuat posisi perseroan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” jelas Benjie Yap.
Benjie juga menyampaikan bahwa setelah melepas bisnis es krim, Unilever akan mengarahkan sumber dayanya ke bisnis inti, yakni Home and Personal Care serta Nutrition. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi produk.
“Unilever Indonesia bermaksud merampingkan operasional, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi dengan mengembalikan fokus pada area bisnis inti kami,” tambah Benjie.
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta langkah ini adalah keputusan strategis yang cerdas.
Mengingat persaingan ketat di industri FMCG, langkah strategis ini menunjukkan kesiapan Unilever untuk memperkuat daya saingnya.
Fokus baru ini tidak hanya mencerminkan efisiensi, tetapi juga mengindikasikan potensi pertumbuhan yang lebih besar bagi sektor konsumer di Indonesia.
Lebih lanjut, Pada kuartal tiga 2024, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan laba sebesar Rp3 triliun atau turun 28,15% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencetak laba Rp4,18 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih senilai Rp27,41 triliun. Perolehan itu terkoreksi 10,12% dari posisi Rp30,5 triliun tahun lalu. Kinerja UNVR dikontribusi oleh penjualan segmen dalam negeri yang meraih Rp26,63 triliun atau melemah 9,89% year on year (YoY). Adapun penjualan ekspor mencatatkan koreksi 17,45% secara tahunan menjadi Rp785,7 miliar.
Secara terperinci, penjualan Unilever ditopang segmen produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh dengan total Rp17,59 triliun, yang berasal dari penjualan dalam negeri senilai Rp16,97 triliun dan ekspor Rp619,99 miliar. Sementara itu, segmen makanan dan minuman meraih total penjualan Rp9,82 triliun pada kuartal III/2024.
Dari jumlah itu, penjualan di dalam negeri berkontribusi Rp9,65 triliun, sedangkan pasar ekspor menyumbang Rp165,71 miliar. Emiten fast moving consumer goods ini turut membukukan harga pokok penjualan Rp14,13 triliun atau melemah 7,19% YoY. Hal tersebut membuat laba kotor UNVR mencapai Rp13,28 triliun per kuartal III/2024, turun 13,05% secara tahunan.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, Unilever Indonesia menorehkan laba sebesar Rp3 triliun atau turun 28,15% secara tahunan. Ebitda juga tergerus 25,70% menjadi Rp4,58 triliun hingga akhir September. Dari sisi neraca keuangan, UNVR membukukan total aset Rp16,54 triliun hingga akhir September 2024 atau menguap 0,72% year to date (YtD). Liabilitas juga turun 1,32% YtD menjadi Rp13,10 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh 1,62% YtD ke Rp3,43 triliun.
Arus kas setara kas perseroan pada akhir periode September 2024 tercatat mencapai Rp539,63 miliar, atau turun 68,60% tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,71 triliun. Dalam perkembangan lain, sejumlah analis dari meja Bloomberg telah memperbarui target saham Unilever Indonesia jelang rilis kinerja keuangan kuartal III/2024. Menurut data Bloomberg Terminal pada Selasa (22/10), mayoritas analis atau 21 dari 32 analis menyematkan rekomendasi tahan alias hold.
Disisi lain, UNVR terus mendorong agenda keberlanjutan yang berfokus pada 4 hal yaitu iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian.
NERACA Kebumen – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung optimalisasi peran Pasar Rakyat Pagi Kebumen Tahap II di Kebumen, Jawa Tengah. Pasar…
NERACA Jakarta – Dalam Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Inspektorat Jenderal Tahun 2025 di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan…
NERACA Jakarta – Sinergi Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS…
NERACA Kebumen – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung optimalisasi peran Pasar Rakyat Pagi Kebumen Tahap II di Kebumen, Jawa Tengah. Pasar…
NERACA Jakarta – Dalam Rapat Kerja Pengawasan (Rakerwas) Inspektorat Jenderal Tahun 2025 di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan…
NERACA Jakarta – Sinergi Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS…