NERACA
Jakarta – Semester pertama 2024, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan pendapatan tumbuh 6% menjadi Rp 1,24 triliun dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp1,18 triliun.“Meski kuartal kedua ini relatif lebih statis, kami puas dengan kinerja kami di paruh pertama tahun ini. Adanya kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30% dan take rate yang kuat telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya adalah sesuatu yang menggembirakan,” kata Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, dibalik pertumbuhan pendapatan secara rinci divisi marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 26% selama kuartal tersebut. Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming. Divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 apabila dibandingkan untuk periode tahun-ke-tahun, yang didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan yang lebih luas untuk para Mitra.
Kemudian 73% dari TPV kuartal kedua 2024 perusahaan berasal dari luar wilayah tier satu Indonesia, di mana perseroan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. “Bisnis O2O mewakili 50% dari pendapatan grup BUKA di paruh pertama 2024,”ujar Teddy.
Margin kontribusi keseluruhan BUKA yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran (S&M), meningkat dari Rp124 miliar di kuartal pertama tahun 2024 menjadi Rp162 miliar di kuartal kedua tahun 2024. Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tetap stabil di 0,13%, namun ada peningkatan signifikan sebesar 20 bps untuk margin kontribusi Marketplace menjadi 0,77% pada kuartal kedua 2024.
Mengulangi kesuksesan kinerja kuartal pertama merupakan sebuah tantangan dengan adanya bulan Ramadan yang secara khusus mempengaruhi pendapatan O2O. Ramadan yang jatuh di bulan Maret merupakan periode dengan kenaikan tingkat pembelanjaan dan dicatatkan pada kuartal pertama tahun ini. Namun masa perayaan Idul Fitri di akhir bulan Ramadan yang diikuti oleh 2 minggu musim liburan cenderung mengalami penurunan tingkat belanja.
Meskipun begitu, secara keseluruhan pendapatan meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan take rate lebih dari 3%. Kinerja Marketplace yang kuat di kuartal kedua didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate yang naik hingga 3,5%. Kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, namun sulit untuk dipertahankan di sepanjang sisa tahun ini. “Kami mencatat adanya penurunan di kalangan konsumen mass market pada kuartal kedua, namun bukti terus menunjukkan bahwa ini tetap merupakan model bisnis yang baik. Kami terus berinvestasi pada peluang pertumbuhan yang akan meningkatkan skala bisnis dan mendorong pendapatan serta margin di tahun-tahun mendatang,”jelasnya.
Bantu pemerintah menekan angka kecelakaan dalam mudik Lebaran dengan menggunakan roda dua, Kredit Pintar dalam program Mudik Bareng KEPI memafilitasi…
Sambut hari raya Idulfitri yang tinggal menghitung hari, sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia sibuk dengan tradisi bagikan tunjangan hari…
NERACA Jakarta-Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibilty (CSR) pada dunia pendidikan dan kesehatan, PT PP (Persero)…
Bantu pemerintah menekan angka kecelakaan dalam mudik Lebaran dengan menggunakan roda dua, Kredit Pintar dalam program Mudik Bareng KEPI memafilitasi…
Sambut hari raya Idulfitri yang tinggal menghitung hari, sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia sibuk dengan tradisi bagikan tunjangan hari…
NERACA Jakarta-Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibilty (CSR) pada dunia pendidikan dan kesehatan, PT PP (Persero)…