NERACA
Jakarta – Laba bersih PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE di semester pertama 2024 berhasil tumbuh 3,80% menjadi US$96,26 juta dibandingkan laba priode yang sama tahun lalu US$ 92,74 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi mengatakan, perolehan laba bersih ini juga lebih tinggi dari target yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk semester pertama 2024 sebesar US$59 juta. Peningkatan laba bersih ini, lanjutnya, memperlihatkan komitmen PGE untuk beroperasi dengan efisien. “Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan sumber daya di wilayah kerja kami, sekaligus aktif mengembangkan potensi panas bumi. Langkah ini merupakan kontribusi penting tak hanya untuk kemajuan perusahaan, melainkan juga untuk mendukung pengembangan energi bersih yang selaras dengan agenda transisi energi nasional," ujar Julfi Hadi.
Ditambahkannya, pertumbuhan laba juga berkat pendapatan keuangan yang kuat, keuntungan valas, dan penurunan beban bunga. Dibalik pertumbuhan laba, rupanya pendapatan PGEO di paruh pertama ini terkoreksi tipis 1,43% menjadi US$203,77 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$206.73 juta. Hal ini disebabkan produksi yang melemah akibat meningkatnya hari pemeliharaan terjadwal sepanjang semester pertama 2024.
Selain itu, EBITDA turun 5,67% dibandingkan periode yang sama di 2023 lalu seiring kenaikan beban pokok penjualan (COGS) akibat peningkatan aktivitas pengeboran dan implementasi program Management and Employee Stock Option Program (MESOP). Dengan keberhasilan mengatasi segala tantangan selama enam bulan pertama 2024 ini, Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio mengharapkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi akan menghasilkan peningkatan kinerja keuangan Perusahaan ke depan. "Dengan mempercepat hari pemeliharaan terjadwal, mencatatkan lebih banyak kontribusi uap dari kegiatan debottlenecking, dan pengeboran sumur make up, kami optimistis produksi perusahaan akan meningkat secara keseluruhan," kata Yurizki RIo.
Lebih lanjut, perusahaan tahun ini telah mengalokasikan sekitar US$247 juta untuk belanja modal (capex) pengembangan organik. Per 30 Juni 2024, realisasi belanja modal mencapai US$51,96 juta dengan rincian pengembangan bisnis sebesar US$28,87 juta untuk proyek Lumut Balai unit 1 & 2, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong unit 7 & 8, serta proyek eksplorasi WK baru dan yang sudah ada, serta pengembangan non-bisnis sebesar US$23,09 juta untuk belanja modal pemeliharaan di lokasi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak, dan Lumut Balai."Berbagai pencapaian yang telah kami raih akan terus ditingkatkan. Kami memiliki banyak target yang perlu direalisasikan ke depannya dan kami yakin dapat mencapainya melalui dukungan sumber daya finansial yang kuat serta komitmen terhadap visi PGE untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas panas bumi terbesar di dunia," tambah Yurizki Rio.
Memasuki kuartal-II 2025, pasar crypto menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan rebound harga Bitcoin (BTC) yang kembali ke level $94 ribu setelah…
Dukung ketahanan pangan nasional, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina berhasil melakukan panen raya padi Biosalin…
Di mana ada gula di situ ada semut, hal inilah yang menggambarkan dampak positif ekonomi dari setiap kompetisi BRI Liga…
Memasuki kuartal-II 2025, pasar crypto menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan rebound harga Bitcoin (BTC) yang kembali ke level $94 ribu setelah…
Dukung ketahanan pangan nasional, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina berhasil melakukan panen raya padi Biosalin…
Di mana ada gula di situ ada semut, hal inilah yang menggambarkan dampak positif ekonomi dari setiap kompetisi BRI Liga…