NERACA
Jakarta - Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] mengubah petani awam menjadi faham inovasi tanggap iklim CSA menjadi sasaran Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Jaharun di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan salah satu dari 24 kabupaten di 10 provinsi selaku lokasi kegiatan SIMURP.
Upaya BPP Jaharun berbuah prestasi berupa SIMURP Award dari Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] atas upayanya mendorong petani di wilayah kerjanya faham dan piawai melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim global.
Inovasi CSA yang diusung BPP Jaharun, berhasil mengubah mindset banyak petani di Deli Serdang, salah satunya adalah Netty P Doloksaribu, petani wanita yang semula awam iklim menjadi mahfum dan cekatan menangkal kekeringan pada air tanah maupun irigasi akibat kemarau panjang setelah terdampak El Nino.
Kinerja BPP Jaharun, sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa Kementan telah menetapkan arah kebijakan pembangunan dengan mengoptimalkan sumber daya alam [SDA] maupun SDM serta memanfaatkan teknologi mutakhir, mekanisasi dan korporasi hulu ke hilir.
"Fokusnya memperkuat produksi komoditas strategis seperti pada dan jagung sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo. Tekan impor. Capai swasembada pangan. Kita pernah meraihnya maka harus kembali dicapai," katanya.
Upaya tersebut, kata Mentan Amran, salah satunya, dengan mematok target produksi beras pada 2024 mencapai 35 juta ton, ketimbang produksi 2023 sebanyak 31 juta ton.
Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus pada upaya antisipasi dampak perubahan iklim global pada sektor pertanian.
Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.
Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.
"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, Program SIMURP bertujuan meningkatkan Intensitas Pertanaman [IP] padi dan Tanaman Berharga Tinggi [High Value Crop/HVC] dan meningkatkan pendapatan petani.
SIMURP juga bertujuan mengurangi, bahkan meniadakan emisi Gas Rumah Kaca atau penyebab pemanasan global. Pelaksanaannya, keterlibatan wanita pada Program SIMURP juga berupaya meningkatkan kapasitas Kelompok Wanita Tani [KWT].
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…