NERACA
Jakarta – Genjot pertumbuhan produksi crude palm oil (CPO), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) melalui anak usahanya PT Agro Pratama meningkatkan kepemilikan saham perseroan di PT REA Kaltim Plantations (REA Kaltim) menjadi 35% melalui Share Subscription Agreement (SSA) yang telah disepakati pada tanggal 8 Maret 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Jenti Widjaja, Chief Financial Officer, DSNG mengatakan, dengan kepemilikan saham perseroan sebesar 35% di REA Kaltim diharapkan segmen bisnis kelapa sawit perseroan akan terus bertumbuh, khususnya meningkatkan laba perseroan di masa yang akan datang. Selain itu, juga akan memperkuat posisi kemitraan dan kolaborasi kedua belah pihak, termasuk dan namun tidak terbatas pada bidang agronomi, pengolahan kelapa sawit, peremajaan kebun kelapa sawit (replanting) serta praktik keberlanjutan (sustainability).
Dirinya juga menambahkan bahwa kenaikan kepemilikan saham perseroan di REA Kaltim akan memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak, khususnya praktik keberlanjutan karena baik DSNG maupun REA Holding (Perusahaan induk REA Kaltim) merupakan pelaku usaha yang bergerak dalam industri kelapa sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil) di Indonesia.
Pada 2023, REA Holding dan DSNG masing-masing menduduki peringkat 12 dan 10 dari 100 perusahaan produsen, pengolah, dan berbagai perusahaan dagang termasuk minyak kelapa sawit yang dinilai secara independen oleh SPOTT (Sustainability Policy Transparency Toolkit) berdasarkan keterbukaan terhadap organisasi, kebijakan, dan pelaksanaan ESG.
Sebelumnya, perseroan melakukan investasi atas kepemilikan saham REA Kaltim sebanyak 15% pada 16 Mei 2016 melalui anak usaha perseroan, PT Swakarsa Sinarsentosa dan PT Agro Pratama. REA Kaltim merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa sawit yang berfokus pada usaha budidaya kelapa sawit hingga produksi minyak mentah dan inti kelapa sawit. Beroperasi di Kalimantan Timur, REA Kaltim memiliki total luasan sekitar 35 ribu hektar, dengan fasilitas PKS (Pabrik Kelapa Sawit) mencapai 240 ton/per jam, dan 2 pabrik penangkap gas metan.
DSNG memprediksi bisnis kelapa sawit ini masih akan bertumbuh satu digit pada tahun 2024. Hal ini mempertimbangkan kebutuhan crude palm oil (CPO) yang diprediksi masih akan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri yang akan mengerek naik harga CPO Tanah Air.
Disampaikan Jenti Widjaja, ada beberapa faktor yang mampu mendorong bisnis kelapa sawit di tahun ini. Pertama, El Nino dengan skala moderat yang kemungkinan masih berlanjut hingga kuartal I-2024 dan baru akan melandai pada kuartal II-2024. Kemudian, Amerika Serikat yang telah menerapkan kebijakan biodiesel dan meminta produksi minyak kedelai (soybean) untuk ditingkatkan demi keperluan dalam negeri Paman Sam tersebut. Selanjutnya adalah, Tiongkok yang meningkatkan kapasitas produksi biodiesel mereka, di mana FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sebagai bahan baku dibutuhkan lebih banyak.
Keempat, implementasi mandat B35 oleh pemerintah Indonesia sejak Agustus 2023 masih akan terus berlanjut dan kelima, konsumsi global akan minyak kelapa sawit akan lebih tinggi dibandingkan tingkat produksinya, sehingga mampu mengerek harga CPO global. Dengan begitu, baik dari sisi produksi maupun volume penjualan tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…