Tenun Karaja Sumba Didorong Jadi Produk High End

NERACA

Sumba Barat, NTT - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong tenun Karaja Sumba agar mampu menjadi produk high end yang bernilai ekonomi tinggi, mengingat Karaja Sumba merupakan sebuah produk budaya yang bernilai sejarah.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan, “kita tahu tenun Sumba ini merupakan budaya yang luar biasa dan punya potensi ekonomi untuk dikembangkan. Selama ini, tenun ini sudah dikenal dunia. Kita harus terus kembangkan tenun ini sehingga mampu menjadi produk high end.

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan, saat ini tren industri fesyen dunia sedang mengarah ke kain yang memiliki nilai tinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

“Contohnya Dior pernah pakai kain tenun Geringsing Bali untuk produk unggulan mereka. Ini jadi potensi, kita sudah bicara dan bekerja sama dengan Sekolah Prancis bahkan New York, agar karya desainer kita bisa masuk pasar dunia. Ada momen yang bisa kita manfaatkan, saya optimistis bahwa batik dan tenun bisa masuk ke sana,” ujar Teten di Sumba Barat, NTT.

Teten menegaskan, berbicara mengenai pengembangan ekonomi, penenun erat juga kaitannya dengan pemberdayaan perempuan. Selain itu, hal ini juga dikatakan dapat menjadi sumber pemberdayaan ekonomi lokal.

Karaja Sumba sendiri menjadi produk yang sangat baik dan bernilai tinggi, karena menggunakan pewarna alami dan dapat menjadi produk green economy. 

“Ini masuk ke peradaban modern di mana dunia sedang mengarahkan green economy yang lebih sustain. Ini penting karena dalam perdagangan dunia, produk dengan nilai-nilai seperti itu yang memiliki value lebih,” kata Teten.

Teten menekankan, tenun Karaja Sumba harus dijual mahal dengan dua pendekatan, yaitu menjualnya ke pasar ekspor atau menarik para pembeli untuk datang ke Sumba.

“Jadi Sumba mengunjungi dunia atau dunia mengunjungi Sumba. Sudah ada hotel yang bagus, tinggal kita kembangkan lagi resort untuk penduduk agar bisa menikmati keuntungan ekonomi. Jadi kain Sumba bisa menjadi oleh-oleh premium dari Sumba. Ini harus dihargai tinggi,” ungkap Teten.

Di tempat yang sama, Pengelola Karaja Sumba Roswita Asti Kulla mengatakan kehadiran Karaja Sumba disebabkan keresahan dan kebingungan menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan budaya. 

“Banyak mama-mama dari desa dipukul dan jadi korban kekerasan atau KDRT. Ternyata faktor ekonomi jadi salah satu penyebab yang paling kuat. Pendidikan dan ekonomi harus selaras kami percayai hal ini, Karaja percaya ini jadi solusi masalah sosial dan ekonomi. Kita punya kekayaan alam besar dan titah budaya yang tinggi yaitu tenun ikat,” kata Asti Kulla.

Menurut Asti, Tenun Karaja menjadi tentun yang hampir punah karena transformasi manusia yang serba ingin instan. Maka dari itu, ia berpikir untuk kembali memberdayakan pembuatan tenun Karaja.

“Saat ini, pelestarian budaya menenun telah kami mulai, dan akhirnya kami bergerak dan berjalan 3 tahun dengan lebih dari 100 penenun dan 40 persen usianya 19-40 tahun, sedangkan sisanya berusia 50-70 tahun. Sejak 2019 sampai saat ini kami berhasil mendapatkan Rp200 juta sampai Rp300 juta,” katanya.

Sementara itu, Chief of Community & Parnership Krealogi Hanna Keraf mengatakan bahwa KemenKopUKM dan Krealogi akan membantu untuk menyiapkan permintaan bagi produk Karaja Sumba baik dari hotel maupun pihak lainnya.

Sebab, menurut dia, produk Karaja Sumba sudah dipercaya oleh pembeli, di mana dari hasil survei yang dilakukan, sebanyak 80 persen pembeli sudah tahu brand Karaja Sumba dan percaya dengan kualitas brand tersebut.

“Rencana kami pada 2024, KemenKopUKM dan Krealogi sudah mulai membangun sistem produksi, dan kita ingin menggandeng mitra agar bisa memberikan kontribusi pada perempuan Sumba Barat. Mimpi besar kami Karaja Sumba juga bisa menjadi agregator UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) lainnya, ada sekitar 30 UMKM yang dapat bekerja sama dengan Karaja Sumba,” ucap Hanna Keraf.

Lebih lanjut, tidak kanya KemenkopUKM yang mendorong pelaku tenun. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun juga terus mendorong terciptanya inovasi dalam upaya mendukung peningkatan daya saing sektor industri, termasuk bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) tenun.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita “Salah satu potensi yang dapat digarap oleh pelaku IKM adalah dengan menggali bahan baku lokal yang menjadi kekayaan kearifan daerah tersebut. Misalnya, membuat kain tradisional sebagai identitas dan ciri khas produk pakaian jadi dalam negeri.

Salah satunya yakni seperti yang telah dilakukan oleh Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Padang.

Sejak tahun 2015, BSPJI Padang terus mengenalkan temuannya, yakni penggunaan pewarna alam yang memanfaatkan dari limbah cair gambir untuk diterapkan di IKM tenun. Pemanfaatan gambir sebagai pewarna alam untuk benang tenun telah terbukti menghasilkan warna-warna khas pada kain tenun.

 

 

BERITA TERKAIT

Dominasi Buku dalam Pencatatan Hak Cipta di DJKI, Bukti Geliat Literasi Nasional

NERACA Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum RI, mengumumkan data permohonan pencatatan hak cipta yang diterima pada…

Pembangunan K-SIGN Menekan Impor Garam

 NERACA Rote Ndao – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kick-off pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN)…

Pembangunan dan Penyebaran Industri Secara Merata

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung percepatan pembangunan dan penyebaran industri secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Langkah…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Dominasi Buku dalam Pencatatan Hak Cipta di DJKI, Bukti Geliat Literasi Nasional

NERACA Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum RI, mengumumkan data permohonan pencatatan hak cipta yang diterima pada…

Pembangunan K-SIGN Menekan Impor Garam

 NERACA Rote Ndao – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kick-off pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN)…

Pembangunan dan Penyebaran Industri Secara Merata

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung percepatan pembangunan dan penyebaran industri secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Langkah…