NERACA
Jakarta - Presiden RI Joko Widodo menyebut kritik dari media massa yang dilayangkan kepada pemerintah menjadi energi tambahan dalam menjalankan pemerintahan."Pertama-tama saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar wartawan dan insan pers Indonesia yang selama ini kritis dan cermat dalam memberi masukan dan kritik kepada pemerintah," kata Jokowi mengawali sambutannya dalam acara pembukaan Kongres ke-25 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9).
Disampaikannya, kritikan dari insan pers cukup beragam, mulai dari kritikan halus, samar-samar, hingga keras dan pedas bahkan tidak jelas. Namun, semuanya menjadi energi tambahan bagi pemerintah."Ada juga yang offside, tidak jelas tujuannya ada juga, saya ngomong apa adanya ya. Ya tidak apa-apa. Menurut saya, semua tidak apa-apa dan semua tetap menjadi jamu sehat dan energi tambahan bagi pemerintah," ujarnya.
Terlebih, kata Presiden, saat ini semakin dekat dengan tahun politik sehingga kritik-kritik akan semakin banyak dilontarkan."Tapi, justru di sini peran besar PWI sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar dalam menjaga profesionalisme pers untuk mengawal rakyat, untuk mendapat pemberitaan yang benar, pemberitaan yang otentik, yang berkualitas dan berimbang tanpa ada tarik-menarik untuk kepentingan apa pun," jelasnya.
Jokowi juga menegaskan, dunia pers di semua negara menghadapi semakin banyak tantangan, termasuk dari perkembangan termutakhir program kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).“Ini tidak kita rasakan sendiri di Indonesia, tapi semua negara merasakan hal yang sama, dunia persnya semakin banyak tantangan, karena memang dunia digital ini tidak bisa kita hentikan,”katanya.
Jokowi mengaku sering mendengar bahwa industri media saat ini sedang tidak baik-baik saja karena tantangan yang muncul semakin banyak, salah satunya perkembangan AI. Dalam KTT G20 di India, 9-10 September 2023, kata Jokowi, sebanyak enam negara besar berbicara khusus mengenai AI. Jokowi menangkap ada ketakutan dari sejumlah negara terhadap perkembangan AI.“Saya menangkap ada ketakutan yang amat sangat mengenai artificial intelligence, dan regulasinya selalu terlambat, sehingga selalu didahului oleh hal-hal yang baru,” ujar dia.
Setelah kemunculan AI, kata Jokowi, saat ini lahir konsep generative artificial intelligence. Padahal, dengan munculnya AI saja, kata dia, banyak peran manusia yang terancam dalam dunia kerja.“Semua tahu naskah narasi bisa pakai AI, bahkan membawakan berita juga bisa pakai AI,” ujar Jokowi.
Oleh karena itu, kata Presiden, diperlukan payung besar regulasi tentang transformasi digital yang holistik. Regulasi yang holistik itu harus bisa mengatur pula mengenai industri yang berkaitan dengan digitalisasi, seperti industri kreatif dan UMKM, serta industri-industri lainnya.
Jokowi menjelaskan, pemerintah baru saja memutuskan mengenai pemisahan secara tegas platform social commerce dan e-commerce. Dia menegaskan perkembangan teknologi harus bisa menciptakan potensi ekonomi baru, bukan membunuh ekonomi yang sudah ada.“Sekali lagi payung besar regulasi tentang transformasi digital ini memang harus dibuat dengan lebih holistik dan ini sedang dikerjakan pemerintah,” kata Jokowi.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Atal Sembiring Depari menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah berkenan menerima delegasi PWI dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti Kongres PWI ke-25 Tahun 2023."Sungguh sebuah kehormatan bagi kami semua jajaran pengurus PWI dari Sabang sampai Merauke memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Presiden dan para menteri di Istana Negara," katanya.
Atal menyampaikan Kongres PWI 2023 yang dilaksanakan di Bandung, selain untuk memilih ketua umum baru, juga menjadi tonggak sejarah bagi PWI yang telah berdiri tegak sejak zaman revolusi kemerdekaan untuk terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemerdekaan pers yang profesional dan demokratis."Kami akan menggunakan momentum kongres untuk merancang masa depan pers Indonesia yang lebih baik dan lebih kontributif terhadap perjalanan demokrasi dan pembangunan di Indonesia," kata Atal. Kongres ke-25 PWI dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat, pada 24-26 September 2023. bani
NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…
Jakarta-Bank Indonesia menyoroti kondisi pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kini makin melesu. Deputi Direktur Departemen Ekonomi…
NERACA Jakarta - Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk segera membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menteri…
NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…
Jakarta-Bank Indonesia menyoroti kondisi pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kini makin melesu. Deputi Direktur Departemen Ekonomi…
NERACA Jakarta - Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk segera membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menteri…