Pemerintah Perlu Siapkan Skema Antisipasi El Nino

NERACA

Jakarta- Menghadapi musim panas El Nino yang bakal berdampak pada sektor agria mendapat perhatian dari pemerintah. Lantaran musim tersebut memacu kenaikan harga bahan pokok di pasar. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan, salah satu faktor yang membuat kenaikan harga telur mahal adalah cuaca ekstrem El Nino.

Peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso menilai pemerintah perlu menyiapkan sejumlah skema untuk mengantisipasi terjadinya kemarau ekstrem atau El Nino.

Menurut dia, potensi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus 2023 akan memberikan ancaman dan tekanan terhadap produksi sektor pertanian, khususnya untuk tanaman pangan,”Ini mengancam stabilitas harga komoditas pangan strategis dan bahaya tekanan inflasi. Langkah antisipatif dapat dilakukan dengan berbagai kebijakan strategis yang fokus pada upaya menjaga pasokan komoditas pangan dan stabilisasi harga," kata Joko seperti dikutip Antara di Malang, kemarin.

Joko menjelaskan, dalam jangka pendek perlu adanya perbaikan dalam manajemen informasi kebutuhan bahan pangan untuk industri dan rumah tangga secara berkesinambungan, sehingga akan lebih memudahkan dalam menjaga pasokan.

Selain itu, kata Joko lagi, pembenahan manajemen informasi tersebut bisa dilakukan melalui koordinasi yang efektif bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Data-data tersebut, menjadi data penting untuk melakukan pengambilan kebijakan selanjutnya."Dengan manajemen informasi harga serta produksi pangan, akan menjadi landasan dalam memperkuat kerja sama antarnegara maupun antardaerah dalam menjaga pasokan komoditas pangan," ujarnya.

Dia menambahkan, selain melakukan pembenahan manajemen informasi tersebut, pemerintah juga perlu mengambil langkah dengan memperkuat penyuluhan pertanian secara berkala, penyediaan bibit dan benih berkualitas serta menjamin pasokan irigasi dan ketersediaan pupuk."El Nino memiliki dampak gangguan pada pola tanam dan potensi hama yang lebih besar, sehingga harus diantisipasi dengan berbagai upaya strategis tersebut," katanya lagi.

Pemerintah pusat dinilai juga harus memperkuat skema pemberian insentif fiskal untuk daerah-daerah yang konsisten mempertahankan lahan pertanian, baik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Insentif Daerah (DID).

Keberadaan Perum Bulog juga harus diperkuat sebagai buffer stock khususnya melalui pembiayaan, agar mampu menyerap komoditas hasil pangan lebih besar, sehingga mampu bersaing dengan pelaku usaha sektor pangan skala besar.

Para pemangku kepentingan, ujarnya pula, juga perlu memperkuat sistem peringatan dini dengan melibatkan sejumlah unsur, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta lembaga lain yang bisa memetakan dampak El Nino,”Sehingga, langkah antisipasi seperti rekayasa cuaca dan pencegahan kebakaran hutan dapat dilakukan tepat sasaran," kata dia pula.

Sebelumnya,  Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa pernah bilang, suhu di Indonesia saat ini sudah panas, ada di kisaran 36-38 derajat selsius setiap harinya. Hal ini pun menurut dia mempengaruhi produksi telur di dalam negeri, karena untuk mendapatkan produksi yang baik harus dalam kondisi suhu yang stabil. "El Nino pasti akan berpengaruh terhadap potensi produksi kita. Sekarang aja kalau kita rasakan, suhu di Indonesia rata rata sudah 36, 37, 38. itu juga berpengaruh terhadap potensi produksi telur kita, ayam broiler kita, kenapa? karena ayam juga perlu suhu yang stabil," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan meninjau berapa persen penurunan produksi telur di tengah cuaca panas saat ini. Namun, ia memastikan harga akan cenderung naik karena turunnya produktivitas. Selain telur, Ketut menuturkan, barang pokok lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga karena El Nino adalah sayur mayur.”El Nino ini berdampak ke semua tempat belum lagi kalo El Nino berkepanjangan potensi air berkurang, otomatis ke pertanian sayur mayur pun juga bisa berdampak," katanya.

Sebagai antisipasi, Ketut menyarankan, masyarakat untuk bijak dalam menkonsumsi makanan. Artinya, makan secukupnya, tidak membuang-buang makanan. bani

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…