Progres RDMP Balikpapan Dihimbau Sesuai Target

Balikpapan – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina (Persero) bertolak ke Balikpapan, Kalimantan Timur untuk meninjau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Proyek RDMP ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kilo barrel per day (kbpd) menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

NERACA

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan, “ini kali kedua saya berkunjung kemari. Kunjungan pertama di sekitar lokasi proyek ini masih rata tanahnya, sekarang sudah banyak bangunan konstruksi yang sudah terbangun mudah-mudahan proyek ini tidak telat,"

Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPI). Proyek RDMP Balikpapan di desain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 KBPD menjadi 360 KBPD dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V. Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.

Proyek RDMP Balikpapan akan didukung dengan pendanaan yang berasal dari Export Credit Agency dan Commercial Bank dengan target pendanaan 3.1 milyar USD. Skema pendanaan ini merupakan kali pertama proyek kilang di Indonesia didanai oleh ECA.

Proyek dengan nilai investasi mencapai USD7,2 milar ini menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30-35%.

Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor.

Dengan progress overall per Maret 2023 yang sudah mencapai 62,13%, PSN ini ditargetkan selesai secara bertahap pada Tahun 2024-2025 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen penuh untuk penguatan ketahanan energi nasional. Dalam kesempatan tersebut Nicke juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri ESDM yang telah memberikan dukungan penuh terhadap proyek-proyek strategis nasional yang sedang diemban Pertamina. 

Sebelumnya, Nicke pun jelaskan bahwa Unit RFCC memiliki fungsi yang krusial, baik dalam meningkatkan profitabilitas kilang maupun menyokong ketahanan energi. “Unit RFCC dapat meningkatkan margin kilang Pertamina di Balikpapan dengan produksi bernilai tinggi antara lain Gasoline, LPG dan Propylene. Produk Gasoline yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi EURO V dan memiliki nilai oktan (RON) 92” jelas Nicke Widyawati. 

Lebih lanjut, Nicke mengungkapkan bahwa beroperasinya RFCC akan berdampak terhadap peningkatan supply LPG dan Propylene seiring bertambahnya produksi LPG dan Propylene di kilang Balikpapan. Selain itu, keutamaan lain RFCC adalah mengurangi atau meniadakan import HOMC sebagai komponen blending Gasoline.

Adapun fungsi RFCC telah diimplementasikan di kilang-kilang Pertamina antara lain di PT KPI Refinery Unit IV Cilacap dengan kapasitas 54.000 barrel/day dan Refinery Unit VI Balongan dengan kapasitas 83.000 barrel/day. “Dengan kapasitas 90.000 barrel/day, Unit RFCC di Balikpapan yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) nantinya akan menjadi RFCC terbesar,” ujar Nicke Widyawati.

Seperti diketahui, hingga 30 Desember 2021 persentase progres pembangunan RDMP Balikpapan secara overall telah mencapai 47%. 

Tahapan yang telah dilakukan ini merupakan pekerjaan multi disiplin, yang dimulai dari pekerjaan Piling, Pondasi, Steel Structure, Mechanical Installation, Piping Installation, dan E&I Installation.

Saat ini tengah berlangsung persiapan instalasi 2nd Stage Regenerator serta RFCC Disengager/Stripper. Adapun upaya PT KPI untuk mengawal pembangunan RFCC tak terlepas dari misinya merampungkan RDMP Balikpapan. Adapun RDMP Balikpapan memiliki tiga tujuan yaitu meningkatkan kapasitas produksi kilang dari 260 ribu barrel/hari menjadi 360 barrel/hari, meningkatkan kompleksitas kilang dari 4.4 Nelson Complexity Index (NCI) menjadi 8.8 NCI dan meningkatkan margin kilang di kilang Balikpapan. 

Selain menjalankan proyek dengan on-track, PT KPI melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) juga terus menerapkan prinsip-prinsip HSSE dalam pengerjaan RDMP Balikpapan.

Lebih lanjut, bersamaan dengan pelaksanaan RDMP Balikpapan, Pertamina juga melakukan ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe di Kabupaten Penajam Paser Utara. Proyek ini meliputi jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41 km dan dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2.000.000 barrel yang akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.

Ke-9 milestone yang berhasil dituntaskan sepanjang 2021: pertama Delivery 3 Units of Boiler dan pipa Lawe-Lawe pada Februari 2021. Kedua, Delivery Alkylation Reactor pada Maret 2021. Ketiga, Operational Acceptance Relokasi Flare pada April 2021 dan keempat Delivery 5 unit Steam Turbine Generator pada Juni 2021.

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…