Ekonomi Indonesia 2025 Bakal Tumbuh Hingga 5,7%

NERACA

Jakarta- Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2025 mampu tumbuh dalam kisaran 4,9-5,7%, didukung antara lain oleh hilirisasi industri, ekspor, dan digitalisasi ekonomi."Secara keseluruhan dalam jangka menengah panjang tahun 2025, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi bisa naik kembali 4,9-5,7%, bahkan bisa lebih tinggi hingga kemudian 2028 (tumbuh) 5,1-5,9 persen," kata calon Gubernur BI 2023-2028 Perry Warjiyo dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (20/3).

Disampaikannya, dalam jangka menengah panjang BI akan terus mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, baik pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri dan ekspor maupun reformasi struktural dan digitalisasi ekonomi serta peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Selain itu, BI juga memperkirakan inflasi tetap rendah sekitar dua setengah persen plus minus satu persen, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat.

Perry menuturkan, defisit transaksi berjalan juga diperkirakan tetap terkendali pada tingkat yang rendah, sehingga menopang stabilitas nilai tukar rupiah, kenaikan cadangan devisa, dan ketahanan sektor eksternal Indonesia. Di samping itu, BI memperkirakan prospek ekonomi Indonesia 2023-2024 terus melanjutkan pemulihan dan kebangkitan dimana ekonomi Indonesia 2023 diprediksi tumbuh pada kisaran 4,5-5,3% dan lebih tinggi pada 2024 di kisaran 4,7-5,5%.

Inflasi 2023 diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran tiga plus minus satu persen, dengan inflasi inti terjaga di sekitar tiga persen. Sedangkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) akan kembali di bawah empat persen mulai September 2023, dan ditargetkan berada di dua setengah plus minus satu persen pada 2024.

Selanjutnya, pertumbuhan kredit akan tumbuh pada kisaran 10-12% pada 2023 dan 2024. Stabilitas eksternal akan tetap terjaga. Ekonomi dan keuangan digital juga akan meningkat pada 2023 dan 2024 didukung dengan perkembangan e-Commerce, uang elektronik, dan digital banking. Secara keseluruhan, dengan lintasan prospek kebangkitan ekonomi Indonesia tersebut, Perry mengatakan Indonesia diperkirakan mampu menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2047.

Perry Warjiyo juga menekankan pentingnya penguatan sinergi untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi Indonesia ke depan menghadapi tantangan dan gejolak global."Kunci untuk mengawal perekonomian ke depan tentu saja bagaimana kita semua secara nasional bersinergi memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi pada tahun ini, tahun depan dan juga lima tahun ke depan," kata Perry.

Disampaikannya, gejolak global yang dihadapi yakni konflik Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut, memanasnya perang dagang Amerika Serikat-China Tiongkok, inflasi global yang tinggi, pertumbuhan ekonomi global yang melambat, dolar AS yang masih menguat serta persepsi investor global yang masih negatif.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 akan melambat ke 2,6% sebelum menguat pada 2024 di 2,8 persen. Inflasi global 2023 juga masih tinggi yang diperkirakan 5,2%. Suku bunga Fed Funds Rate (FFR) juga diperkirakan tinggi di kisaran 5,25-5,5% selama 2023.

Pada kesempatan itu, Perry menuturkan untuk mendukung ketahanan pemulihan dan kebangkitan ekonomi Indonesia ke depan, diperlukan penguatan koordinasi dan juga langkah-langkah ke depan melalui lima respons bauran kebijakan ekonomi nasional. Lima respons tersebut meliputi penguatan koordinasi fiskal dan moneter, akselerasi transformasi sektor keuangan termasuk implementasi dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), akselerasi transformasi sektor riil termasuk hilirisasi dan inklusi ekonomi dan hijau, digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta ekonomi dan keuangan hijau."Ini bauran kebijakan ekonomi nasional yang tentu saja perlu kita terus perkuat baik antara Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan tentu saja dukungan dari Komisi XI," ujarnya.

Dengan koordinasi itu, Perry menuturkan prospek ekonomi Indonesia 2023-2024 diperkirakan terus melanjutkan pemulihan dan kebangkitan dengan pertumbuhan ekonomi 2023 diprediksi berada di kisaran 4,5-5,3%. Bahkan, Perry mengatakan ekonomi Indonesia kemungkinan bisa tumbuh 5,1% bahkan 5,2% dengan pembukaan ekonomi China. bani



BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…