NERACA
Jakarta-Konsolidasi dan transformasi yang dilakukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sejak berdiri pada 1 Februari 2021 atas inisiasi Kementerian BUMN membawa perseroan ke peringkat 6 bank terbesar dari sekitar 120 bank yang ada di Tanah Air.
Mengutip data perseroan hingga akhir 2022 untuk (bank) BSI berada pada peringkat 6 dilihat dari aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, pembiayaan konsumer dan laba bersih. Di sisi lain, untuk tabungan yang berhasil dihimpun, perseroan ada pada peringkat 5 terbesar secara nasional.
Aset BSI sudah mencapai Rp306 triliun. Sedangkan penghimpunan DPK mencapai Rp261 triliun, pembiayaan sebesar Rp208 triliun. Sementara pembiayaan konsumer Rp113 triliun dan laba bersih Rp4,3 triliun.
Peringkat tersebut naik satu tingkat dari sebelumnya di posisi 7. Sedangkan jumlah tabungan yang berhasil dibukukan BSI sebesar Rp116 triliun. Untuk besaran penghimpunan tabungan, peringkat BSI masih sama dari sebelumnya. Tak ketinggalan, kinerja apik BSI tersebut dibarengi pula dengan penyaluran zakat yang tinggi yaitu mencapai Rp140 miliar.
Terkait prestasi tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir sangat bersyukur karena upaya pemerintah membangun lokomotif ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air melalui BSI terus memperlihatkan hasil yang positif.
Tentunya keberhasilan itu tak terlepas dari konsolidasi 3 bank syariah anak usaha 3 bank BUMN menjadi BSI yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah, yang kemudian diproyeksikan mampu bertaji di tataran nasional dan global. Hal itu, kata Erick, diiringi transformasi yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam tubuh perseroan.
“BSI terus memperlihatkan kinerja positif berkah dari konsolidasi dan transformasi yang dilakukan secara serius, terarah dan terukur. Saya berharap BSI semakin berpengaruh besar dan ber-impact terhadap ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia maupun global. Dii tataran nasional BSI dapat mengambil peran sebagai salah satu fondasi ekonomi masyarakat dan keumatan. Sedangkan secara global menjadikan Indonesia sebagai salah satu barometer ekonomi syariah dunia,” ujarnya optimistis.
Torehan positif BSI itu pun menurutnya on track dengan visi besar perseroan untuk menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Sebab salah satu misi utamanya adalah melayani lebih dari 20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan aset lebih dari Rp500 triliun pada 2025. Adapun saat ini BSI sudah melayani sekitar 18 juta nasabah.
Konsolidasi dan transformasi yang baik, lanjut Erick, menciptakan synergy value yang positif dalam tubuh perseroan. Sehingga BSI hadir untuk memperkuat ekosistem syariah di Tanah Air.
Selain itu, penguatan finansial juga akan memudahkan BSI dalam melakukan sejumlah pengembangan pada bisnis lain. Sebab, pangsa pasar syariah di Indonesia cukup besar karena sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
“Peluang tersebut harus dimanfaatkan dengan baik agar dapat menjadi pemain industri halal dunia. BSI akan menjadi lokomotif yang membawa industri halal, keuangan syariah, muslimpreneur, dan segala turunannya, menjadi sesuatu yang baik, dan tumbuh," imbuhnya.
Sementara itu,Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan rasa syukurnya atas capaian yang sangat impresif di tahun kedua perseroan berdiri. Menurutnya hal ini merupakan hasil kerja yang solid dengan strategic response yang tepat terlebih di tengah berbagai tantangan ekonomi sepanjang 2022.
Menurutnya, dalam usia BSI yang relatif masih muda perseroan telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia. Baik dari sisi jaringan, customer based, dan capital untuk dapat melayani umat dan nasabah.
Senada Erick, menurut Hery BSI pun terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri dengan potensi pasar yang besar. Mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya.
“Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu terus berprestasi dengan impresif karena laju kinerja yang positif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” ujarnya.
Dia menambahkan, kinerja tersebut akan terus dipertahankan dan ditingkatkan mengingat penetrasi pasar perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 10%. Sementara potensi pasar masih sangat besar karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar dunia . Menurut data Kementerian Dalam Negeri hingga akhir 2021 umat Islam Indonesia mencapai 237,53 juta jiwa. bari
NERACA Jakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) memperkuat sinergi bisnis…
NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut pihaknya mendukung Himpunan Bank Negara (Himbara) memberikan…
NERACA Jakarta – PT Bank Mega Syariah menandatangani akad pembiayaan dengan PT Smart Multi Finance. Dalam kerja sama ini,…
NERACA Jakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) memperkuat sinergi bisnis…
NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut pihaknya mendukung Himpunan Bank Negara (Himbara) memberikan…
NERACA Jakarta – PT Bank Mega Syariah menandatangani akad pembiayaan dengan PT Smart Multi Finance. Dalam kerja sama ini,…