NERACA
Bali - Pertamina NRE (PT Pertamina Power Indonesia) dan PT Jababeka Infrastruktur melakukan penandatanganan kontrak pada Senin (29/8) untuk pengembangan green industrial cluster di Jababeka. Tahap awal yang dilakukan oleh keduanya adalah melalui pemasangan PLTS Atap.
Penandatanganan dilakukan oleh Dannif Danusaputro sebagai CEO Pertamina NRE dan Agung Wicaksono sebagai Managing Director Jababeka Infrastruktur. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Arifin Tasrif serta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
“Saya mendorong lebih banyak kemitraan global tidak hanya antara sektor swasta, tetapi juga dengan sektor publik untuk mempercepat implementasi. Kami berharap kemitraan hari ini dapat mendorong lebih banyak aksi bisnis melalui kerja sama kolaboratif antara sektor publik dan swasta,” ungkap Arifin.
Pada kesempatan yang sama, Nicke menyampaikan, “kolaborasi ini sejalan dengan target pemerintah dalam transisi energi. Di samping itu, proyek ini akan memberikan benefit bagi tenant industri di Jababeka dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan.”
Senada dengan Nicke, Dannif mengatakan bahwa Green industrial cluster merupakan salah satu fokus bisnis masa depan Pertamina NRE.
“Kami sanKat menyambut baik sinergi strategis ini, mengingat project ini mendukung upaya penurunan emisi. Pertamina NRE sangat antusias untuk menyediakan solusi bagi industri yang memiliki komitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi hijau,” tutur Dannif.
Penandatanganan kontrak tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangan oleh Pertamina dan Jababeka pada 18 Januari 2022. Kedua entitas memiliki visi yang sama dalam mendukung upaya transisi energi dan mencapai target nasional net zero emission tahun 2060.
Jababeka mengelola area kawasan di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, dan Morotai, serta merupakan ‘rumah’ dari lebih dari 2000 tenant industri yang berasal dari 30 negara. Untuk pengembangan PLTS sendiri pada keseluruhan kawasan tersebut punya potensi sampai kapasitas 75 MW.
“Penyediaan infrastruktur bagi Kawasan Industri adalah bisnis utama dari PT Jababeka Infrastruktur seiring dengan komitmen pemerintah untuk transisi energi, kami mengambil langkah nyata dengan pemanfaatan energi surya sebagai energi terbarukan. PLTS pertama di Jababeka Infrastruktur ini akan dibangun di atap fasilitas Water Treatment Plant. Dengan ini kami berkolaborasi bersama Pertamina NRE dan mendukung peran PLN dalam transisi energi,” ujar Agung Wicaksono, Managing Director Jababeka Infrastruktur.
Saat ini semakin meningkat kebutuhan dari industri untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, terutama industri yang telah memiliki komitmen global untuk berpartisipasi dalam upaya mengendalikan perubahan iklim. Dengan visi Jababeka untuk menjadi pionir dalam green industrial estate, kolaborasi ini menjadi sangat sejalan.
Pertamina NRE sendiri memiliki komitmen kuat mengimplementasikan environmental, social, and governance (ESG). Komitmen ini tampak dari upaya agresif Pertamina NRE untuk mengawal transisi energi, baik di dalam maupun di luar Pertamina Group. Di dalam Pertamina Group, Pertamina NRE berkolaborasi dengan subholding Pertamina lainnya untuk mengurangi penurunan emisi karbon di area operasi melalui pemanfaatan PLTS. Sedangkan di luar Pertamina Group, Pertamina NRE berkolaborasi dengan sesama BUMN untuk melakukan hal yang sama.
Pembangunan PLTS merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menyediakan energi bersih yang rendah karbon dan ramah lingkungan. Listrik tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga kehidupan dan peradaban. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) akan terus berusaha hadir untuk menyediakan energi, meningkatkan rasio elektrifikasi, membangun sumber-sumber pembangkit mandiri. Sehingga melalui PLTS diharapkan tidak hanya mengurangi emisi karbon tapi juga menghemat anggaran pengunaan bahan baku fosil.
Lebih lanjut, PLTS ini juga akan membantu meningkatkan ekonomi lokal yang lebih produktif dan inklusif dengan memberdayakan usaha lokal dan meningkatkan hasil pertanian. Akses terhadap energi bersih juga akan membawa manfaat lainnya seperti tempat usaha dan fasilitas kesehatan dapat beroperasi lebih lama, menyediakan wadah pendingin untuk obat-obatan dan anak-anak bisa belajar lebih baik pada malam hari.
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan minyak dan…
NERACA Jakarta – Terkait pembatalan kebijakan diskon tarif listrik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa tidak terlibat…
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan minyak dan…
NERACA Jakarta – Terkait pembatalan kebijakan diskon tarif listrik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa tidak terlibat…