Produksi Varian Masker Lebih Luas - Hetzer Medical Bidik Pendapatan Tumbuh 30%

NERACA

Jakarta – Emiten produsen masker, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata per tahun hingga 30% untuk 2023-2026.”Dengan tercatatnya perseroan di Bursa Efek Indonesia, hal ini merupakan langkah awal dari pengembangan bisnis untuk dapat memajukan industri alat kesehatan di Indonesia.”kata Direktur utama Perseroan, A. Padmono Budi Sanyoto dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pada awal perdagangan pukul 09.15 WIB, harga saham MEDS melonjak 34,40% ke level Rp 168 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 125. Harga sahamnya bertahan kuat di awal perdagangan di BEI. Dengan demikian, saham MEDS ini sedikit lagi menyentuh batas auto reject atas (ARA) karena naik 35% dalam sehari untuk perusahaan yang menawarkan harga penawaran umum Rp 50 sampai Rp 200 per saham.

Asa tahu saja, melalui IPO, MEDS menawarkan sebanyak 312,5 juta saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Harga yang ditawarkan pada IPO ini adalah Rp125 per lembar saham. Dengan demikian, total dana yang dihimpun perseroan adalah sebesar Rp39,06 miliar. Sementara itu, berdasarkan prospektus MEDS, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk beberapa keperluan. Pertama, sebanyak 8,56% dana akan digunakan untuk renovasi gudang perseroan yang terletak di Kota Cimahi untuk dijadikan pabrik yang dapat beroperasi.

Kemudian sebanyak 4,44% digunakan untuk pengembangan produk perseroan dengan pembelian mesin produksi masker Duckbill. Selanjutnya sekitar 11,11% dana IPO digunakan untuk pembelian mesin produksi masker untuk memproduksi varian baru yaitu masker KN95, masker KF94, dan masker N95. Kemudian, sekitar 2,82% akan dialokasikan untuk pembelian peralatan penunjang produksi yaitu kompresor, dryer, mesin welding, mesin L- String, dan toolkit. Selanjutnya, dana yang tersisa sebesar 73,07% akan dipakai sebagai modal kerja perseroan untuk pembelian bahan baku produksi masker Duckbill, masker KN95, masker KF94 dan masker N95.

Franciscus Rijadi, Direktur MEDS mengatakan, setelah IPO perseroan mampu memproduksi varian masker yang lebih luas. Pihaknya meyakini tren penggunaan masker akan tetap berlanjut meskipun pandemi sudah relatif terkendali. "Ke depannya pada tahun 2023 dan seterusnya kami akan melakukan diversifikasi produk alat kesehatan lainnya sesuai dengan visi perseroan untuk menghadirkan produk-produk yang inovatif, berkualitas baik, terjangkau dan bermanfaat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat," jelasnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Perseroan Jemmy Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya berterima kasih atas antusiasme investor yang begitu tinggi pada penawaran umum perdana MEDS. “Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan yang diberikan pada investor dengan menjalankan standar good corporate governance yang baik dengan tetap meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perseroan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham atau investor perseroan” jelasnya. 

 

BERITA TERKAIT

Ekspansi Tambah RS Baru - Mayapada Hospital Bidik Pendapatan Rp 2,4 T

NERACA Jakarta- Meski kinerja keuangan di paruh pertama 2023 masih merugi, namun emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)…

Likuiditas Bursa Karbon Tak Secair Pasar Saham

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan likuiditas bursa karbon tidak akan secair perdagangan saham. "Jangan dipikir likuiditas akan persis…

Pasca Peluncuran - Tidak Ada Transaksi Bursa Karbon Hari Kedua

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ekspansi Tambah RS Baru - Mayapada Hospital Bidik Pendapatan Rp 2,4 T

NERACA Jakarta- Meski kinerja keuangan di paruh pertama 2023 masih merugi, namun emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)…

Likuiditas Bursa Karbon Tak Secair Pasar Saham

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan likuiditas bursa karbon tidak akan secair perdagangan saham. "Jangan dipikir likuiditas akan persis…

Pasca Peluncuran - Tidak Ada Transaksi Bursa Karbon Hari Kedua

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari…