Dorong Kontainerisasi di Indonesia

 

Oleh: Siswanto Rusdi

Direktur The National Maritime Institute (Namarin)

 

Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo yang bergerak dalam pengelolaan terminal peti kemas, yaitu Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) belum lama berselang mulai mengoperasikan TPK Makassar, TPK Makassar New Port, TPK Bitung dan TPK Ambon. Langkah ini merupakan kelanjutan dari merger empat Pelindo yang dilakukan setahun lalu. Bagi Indonesia, langkah perusahaan itu boleh dibilang sudah tepat karena akan mendorong kontainerisasi di dalam negeri.

Pengoperasian terminal peti kemas di Indonesia oleh satu entitas yakni PT Pelindo Terminal Petikemas akan berdampak positif pada kualitas pelayanan operasional terminal. Karena adanya standardisasi yang sama di setiap terminal peti kemas. Dengan standar layanan yang sama akan memudahkan perseroan dan pengguna jasa dalam memantau kinerja operasional setiap terminal peti kemas.

Selain berdampak pada biaya, standardisasi pelayanan dan peningkatan kinerja operasional juga akan merangsang pertumbuhan arus peti kemas. Kualitas dan layanan yang baik akan menggerakkan para pemilik barang untuk mengubah pola pengiriman dari non-peti kemas menjadi peti kemas. Adapun standardisasi dimaksud meliputi aspek digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja dan juga TKBM, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.

Kolaborasi antara PT Pelindo Terminal Petikemas dengan para pelaku usaha juga dibutuhkan dalam mendorong kontainerisasi di Indonesia. Ambil contoh di Maluku. Di sana potensi perikanan cukup besar dan masih banyak menggunakan pengapalan non peti kemas, dalam hal ini menggunakan reefer. Itu berarti, bagaimana Pelindo dapat menangkap peluang dan potensi tersebut.

Langkah yang bisa ditempuh Pelindo Peti Kemas, antara lain, dengan menyediakan reefer yang cukup untuk dipergunakan oleh pengusaha perikanan di kawasan Indonesia timur. Sehingga, saat mereka membutuhkannya, barang langsung ada. Hal ini memang menjadi bisnisnya pelayaran tetapi tidak ada salahnya dicoba.

Pengangkutan kontainer di Indonesia memang menarik. Kita tidak secara khusus tidak membuatkan peta jalan (roadmap)-nya. Sehingga, masih saja bercampur antara barang yang dengan kapal pengangkutnya. Apakah barang-barang itu diangkut dalam peti kemas atau break bulk tak jadi masalah. Jika pun sudah terlanjur barang-barang itu dikemas dalam kontainer, mau diangkut menggunakan kapal khusus kontainer atau bukan tidak apa-apa juga.

Boleh jadi program tol laut, sebagai salah satu actor dalam bisnis kontainer di Indonesia, tidak perlu pembedaan itu semua. Artinya, tol laut mengakut barang dalam kemasan apa saja. Di luar sana, kontainerisasi berjalan semakin pesat. Dengan program tol laut yang memberikan perhatian sedikit lebih terhadap pengangkutan kontainer Indonesia berpeluang memainkan peran yang lebih besar dalam kancah bisnis pelayaran peti kemas. Semoga.

BERITA TERKAIT

Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan…

Kebijakan Pro-Industri

Oleh: Febri Hendri Antoni Arief Juru Bicara Kementerian Perindustrian Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari…

Survei Global Fourishing Harvard

Oleh: Pande K. Trimayuni  Ketua Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) UI   Barusan saya membaca kiriman artikel di sebuah WA group…

BERITA LAINNYA DI

Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan…

Kebijakan Pro-Industri

Oleh: Febri Hendri Antoni Arief Juru Bicara Kementerian Perindustrian Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari…

Survei Global Fourishing Harvard

Oleh: Pande K. Trimayuni  Ketua Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) UI   Barusan saya membaca kiriman artikel di sebuah WA group…