KKP Dorong Peningkatan Industri Ikan Hias Endemik - Tingkatkan Daya Saing Perikanan

NERACA

Bogor – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan bisnis ikan hias di Tanah Air. Terlebih di masa pandemi, ikan hias semakin diminati lantaran mampu memberikan manfaat positif, seperti mengurangi stres, menghilangkan jenuh, dan therapeutic.

"Mengoleksi ikan hias sudah lama menjadi hobi yang populer di Indonesia. Kondisi ini dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat membuka webinar bertajuk "Bincang Santai Ikan Hias Arwana" yang sekaligus menutup kontes ikan hias Arwana "1st Junior Exhibition" di Raiser Ikan Hias Cibinong Bogor.

 Lebih lanjut, Artati mengungkapkan, “selama tahun 2020, nilai ekspor ikan hias jenis Arwana Super Red ke Tiongkok mencapai USD3,09 juta, diikuti oleh Taiwan USD205,3 ribu dan Singapura USD25,8 ribu. Kemudian nilai ekspor Arwana Jardini ke pasar Tiongkok mencapai USD34,9 ribu, diikuti oleh Malaysia USD30,3 ribu dan Singapura USD14,8 ribu”.

Artati menambahkan, potensi ekspor ikan hias Indonesia utamanya ikan endemik sangat tinggi, hal ini karena ikan endemik memiliki daya saing tinggi dan tidak dimiliki oleh negara lain. "Beberapa jenis ikan hias endemik Indonesia antara lain: Arwana, Botia, Belida, Tiger Fish, Sepat Mutiara, Sae, Red Rainbow dan Balashark," sambung Artati.              

KKP, kata Artati, juga telah mengeluarkan kebijakan untuk menjembatani antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan ikan Arwana. Bahkan, Ditjen PDSPKP juga telah menetapkan regulasi dalam mendukung ekspor ikan hias arwana melalui perumusan SNI Ikan Hias Arwana (SNI 7736:2011 dan 7736:2017).

“Regulasi ini ditujukan untuk menjaga kelestarian di alam, mengatur manfaat ekonomi untuk setiap tingkatan stakeholder secara optimal (mulai dari penangkap/ pengumpul, suplier dan eksportir),” jelas Artati.

Dalam Hal ini, KKP berkomitmen untuk mempertahankan tren peningkatan ekspor ikan hias. Terlebih tren positif itu terjadi di saat ikan hias Singapura dan Spanyol mengalami penurunan hingga -7,7% dan -3,4% per tahun. Sebaliknya, sejak 2016 - 2020, terjadi kenaikan ekspor ikan hias Jepang dan Indonesia sebesar 8,9% dan 6,1% per tahun.

Seperti dikeahui, indeks penetrasi pasar ikan hias Indonesia tahun 2020 mencapai 0,56. Tercatat sebanyak 136 negara di dunia melakukan impor ikan hias dan Indonesia baru mengekspor ke 76 negara.

Pada tahun 2020 nilai ekspor ikah hias Indonesia berhasil mencapai USD30,8 juta atau sebesar 9,7% dari total nilai ekspor ikan hias dunia yang sebesar USD318 juta. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara eksportir ikan hias terbesar ke-4 dunia setelah Jepang, Singapura, dan Spanyol.

Sementara Ketua Penyelenggara 1st Junior Exhibition dari Club Indonesian Arowana (CIA), Frans Angga mengaku berterimakasih atas dukungan pemerintah terhadap industri ikan hias, khususnya arwana. Dukungan tersebut di antaranya melalui kontes yang digelar di Raiser Ikan Hias, Cibinong, Bogor selama 3 hari dari  tanggal 3 - 5 Desember 2021 kemarin.

 "Disini tempatnya sangat memadai dari segi fasilitas sangat mendukung. Pengelola juga support, cocoklah tempatnya untuk memperkenalkan ke masyarakat arwana super red," ujar Frans.

Selain silaturahmi peserta kontes, Frans menyebut kegiatan di Raiser Cibinong juga untuk mengedukasi masyarakat setempat. Terlebih kegiatan ini diikuti oleh 90 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan 1 dari Jepang.

Adapun terkait dengan penilaian ikan yang menjadi juara, Frans menjelaskan  bahwa penilaian meliputi penampilan, warna serta gaya renang. Pada kontes kali ini, kategori Baby Champion dimenangkan oleh pemilik Mizunoo Aquatic Feat Raffa Red, Young Champion pemilik Paul Christian sedangkan kategori Unik  dari pemilik Kramat Jati Red.

“Keuntungan utama dari ikan yang mengikuti kontes adalah peningkatan nilai jual antara 50 sampai dengan 100%. Dan untuk juara pada kontes ini dipastikan harga ikannya akan melonjak hingga ratusan juta rupiah,” ungkap Frans.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun mengakui, pentingnya pameran ikan hias berskala internasional. Selain sebagai ajang promosi dan edukasi, pameran berskala besar akan melahirkan kegiatan ekonomi baru.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

BINS Siap Jadi Lokomotif Industrialisasi Nila Salin di Indonesia

NERACA Karawang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan modeling kawasan tambak budidaya…

Industri Alat Kesehatan RI-Turki Jalin Kerja Sama Senilai USD10,5 Juta

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alat kesehatan agar bisa semakin berdaya saing global. Terlebih lagi, industri alat kesehatan…

Progres Penyediaan Listrik di IKN Dipastikan Aman

NERACA Kalimantan Timur – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu memastikan progres infrastruktur…

BERITA LAINNYA DI Industri

BINS Siap Jadi Lokomotif Industrialisasi Nila Salin di Indonesia

NERACA Karawang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan modeling kawasan tambak budidaya…

Industri Alat Kesehatan RI-Turki Jalin Kerja Sama Senilai USD10,5 Juta

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alat kesehatan agar bisa semakin berdaya saing global. Terlebih lagi, industri alat kesehatan…

Progres Penyediaan Listrik di IKN Dipastikan Aman

NERACA Kalimantan Timur – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu memastikan progres infrastruktur…