Laba Bersih Adhi Karya Tumbuh 10,59%

NERACA

Jakarta – Meski pendapatan terkoreksi, namun laba bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) masih tumbuh positif. Emiten kontraktor ini berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal tiga 2021 naik 10,59% menjadi Rp17,01 miliar dari sebelumnya Rp15,38 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Adapun, bagian laba ventura bersama terpantau menyokong laba bersih ADHI karena mengalami kenaikan 124,59% menjadi Rp184,53 miliar dari sebelumnya Rp82,16 miliar. Sementara itu, pendapatan jasa konstruksi yang masih menjadi tulang punggung ADHI masih melemah 8,32% menjadi Rp5,82 triliun dari sebelumnya Rp6,34 triliun.

Pendapatan EPC juga menyusut 39,14% menjadi Rp226,72 miliar dan pendapatan properti turun 52,39% menjadi Rp523,94 miliar. Sedangkan investasi infrastruktur naik 22,66% menjadi Rp779,69 miliar. Total aset ADHI mengalami kenaikan 6,99% sejak awal tahun menjadi Rp40,75 triliun dari sebelumnya Rp38,09 triliun. Liabilitas naik 8,12% menjadi Rp35,16 triliun dan ekuitas naik 0,41% menjadi Rp5,59 triliun.

Kemudian pendapatan usaha ADHI tercatat Rp 7,35 triliun atau turun 13,08% dibandingkan pada kuartal tiga 2020 sebesar Rp 8,45 triliun. Hingga September 2021, ADHI merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,3 triliun. Jumlah ini naik sebesar 82,3% dibanding perolehan kontrak baru pada kuartal ketiga tahun 2020 sebesar R p6,2 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, nilai kontrak ini merupakan gabungan dari seluruh kontrak yang ada dari berbagai lini bisnis yang perseroan miliki. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada kuartal ketiga tahun 2021, meliputi lini bisnis konstruksi sebesar 91%, properti sebesar 8%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Selain lini bisnis, kontrak ini juga meliputi berbagai tipe pekerjaan yang terdiri dari proyek gedung sebesar 27%, jalan dan jembatan sebesar 32%, proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 41%. Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari pemerintah sebesar 34%, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 10%, sementara proyek kepemilikian swasta atau lainnya sebesar 56%.

 



BERITA TERKAIT

Pembatalan Penyeragaman Bungkus Rokok - Jaga Ekonomi Daerah dan Lindungi Industri Tembakau

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyatakan dukungannya atas keputusan pemerintah pusat membatalkan wacana penyeragaman bungkus rokok. Dirinya menilai, keputusan…

Bagi Dividen Rp3,35 Triliun, Saham UNVR Masih Dipegang Ketat oleh Pasar

  NERACA Tangerang – PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”, “Unilever Indonesia”) menegaskan komitmen jangka panjangnya kepada pemegang saham dengan membagikan…

Setor Modal Rp91,65 Miliar - Bangun Kosambi Perkuat Dominasi di Cahaya Gemilang

NERACA Jakarta —Dorong pertumbuhan bisnisnya di sektor properti, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) resmi menambah kepemilikan sahamnya di anak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Pembatalan Penyeragaman Bungkus Rokok - Jaga Ekonomi Daerah dan Lindungi Industri Tembakau

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyatakan dukungannya atas keputusan pemerintah pusat membatalkan wacana penyeragaman bungkus rokok. Dirinya menilai, keputusan…

Bagi Dividen Rp3,35 Triliun, Saham UNVR Masih Dipegang Ketat oleh Pasar

  NERACA Tangerang – PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”, “Unilever Indonesia”) menegaskan komitmen jangka panjangnya kepada pemegang saham dengan membagikan…

Setor Modal Rp91,65 Miliar - Bangun Kosambi Perkuat Dominasi di Cahaya Gemilang

NERACA Jakarta —Dorong pertumbuhan bisnisnya di sektor properti, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) resmi menambah kepemilikan sahamnya di anak…