Pendapatan Merck Terkoreksi 11,92%

NERACA

Jakarta – Pencapaian kinerja keuangan PT Merck Tbk (MERK) di 2020 tercatat negatif. Dimana emiten farmasi ini membukukan pendapayan sebesar Rp 655,85 miliar atau turun 11,92% dibandingkan dengan perolehan di 2019 sebesar Rp744,63 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Beriringan dengan pendapatan, beban pokok penjualan juga turun menjadi Rp361,64 miliar, dibandingkan dengan beban 2019 sebesar Rp421,32 miliar. Namun, perseroan membukukan pembengkakan beban administrasi mencapai Rp74,37 miliar. Sementara pada 2019 kerugian berada di Rp67,74 miliar, rugi penjualan aset tetap sebesar 74,45 juta sedangkan tahun sebelumya catatkan keuntungan sebesar Rp37,81 juta, dan juga rugi kurs bersih hingga Rp2,06 miliar. Sehingga, MERK mencatatkan penurunan laba tahun berjalan sebesar Rp71,90 miliar. Laba perseroan itu turun 8,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai nilai Rp78,26 miliar.

Kendati demikian, perseroan membukukan kenaikan total aset menjadi Rp929,90 miliar, naik 3,20% dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp901,06 miliar. Lebih lanjut pada laporan tahunan 2020, Merck juga mengalami kenaikan total liabilitas pada akhir 2020 mencapai Rp317,22 miliar dibandingkan dengan tahun dengan posisi akhir 2019 sebanyak Rp307,05 miliar. Total liabilitas terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp266,35 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp50,87 miliar..

Disamping itu, total ekuitas perseroan alami kenaikan menjadi Rp612,68 miliar pada akhir 2020 daripada posisi akhir 2019 sebesar Rp594,01 miliar. Sebelumnya, perseroan mengklaim dampak pandemi virus corona terhadap kinerja perusahaan dinilai tidak terlalu besar. Perusahaan bahkan dapat menghemat biaya operasional seperti perjalanan bisnis yang digantikan pertemuan secara virtual. Sementara itu, Direktur Utama Merck Evie Yulin pernah mengatakan, guna mencapai hasil yang lebih baik, perseroan akan terus meningkatkan penjualan produk-produk andalan Merck. Hal ini terutama pada sektor infertiitas dan targeted chemotherapy.

Menurutnya, setelah sempat terhambat selama beberapa bulan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), produk-produk dari dua sektor ini akan kembali tumbuh penjualannya. Pasalnya, kedua produk ini amat terkait dengan waktu perawatan. Selain itu, penjualan produk-produk Merck juga ditopang oleh partisipasi dalam program Jaminan Kesehatan nasional (JKN).

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…