Krakatau Steel Ekspor 20 Ribu Ton Baja Ke Eropa

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2021, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) melakukan ekspor untuk produk baja Hot Rolled Coil (HRC) sebesar 20.000 ton ke Eropa. Penetrasi ekspor baja ini merupakan yang kedua kalinya dalam tahun ini, setelah awal Februari lalu perseroan ekspor ke Malaysia. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, negara tujuan ekspor ke Eropa itu adalah ke Portugal dengan total pengiriman 7.500 ton, Spanyol sebesar 7.000 ton, dan Italia sebanyak 6.000 ton.“Di Eropa produk HRC menjadi produk utama yang diekspor sedangkan untuk Malaysia kami ekspor HRC, Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO),” ujar Silmy.

Pengiriman ekspor baja perseroan ke Eropa, lanjut Silmy, pada tahun ini mencapai 100.000 ton. Sementara itu, selain melakukan ekspor ke Malaysia dan beberapa negara Eropa, pada tahun ini emiten produsen baja ini juga akan melakukan ekspornya ke Australia. Di Australia, perseroan akan ekspor produk HRP.

Adapun, pada periode Januari-Februari 2021, KRAS telah menjual baja 311.758 ton. Pencapaian itu lebih tinggi dibandingkan dengan volume penjualan di periode yang sama 2020 sebesar 290.645 ton. Sepanjang 2020, volume penjualan HRC dan CRC sekitar 1,6 juta ton dengan porsi ekspor mencapai 12 persen yaitu 128.341,9 ton. Pada 2021, KRAS menargetkan volume penjualan HRC dan Cold Rolled Coil (CRC) hingga 2,04 juta ton dengan target ekspor mencapai 155.000 ton.

Dalam laporan keuangan per September 2020, KRAS membukukan pendapatan US$938,79 juta. Nilai itu menurun 10,85% year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,05 miliar. Sementara itu rugi bersih mengempis menjadi US$27,39 juta dibandingkan dengan rugi bersih periode yang sama 2019 US$211,91 juta. Tahun ini, perseroan menargetkan penjualan mencapai 170 kiloton per bulan.

Berdasarkan data Krakatau Steel, realisasi penjualan perseroan rata-rata sebesar 127 kiloton per bulan pada 2019. Pada kuartal I/2020, terjadi kenaikan sebesar 5% menjadi rata-rata 143 kiloton per bulan. Namun, ketika pandemi Covid-19 menyerang pada kuartal II/2020 terjadi penurunan rata-rata penjualan menjadi 87 kiloton per bulan sebelum akhirnya pulih ke level 151 kiloton per bulan pada kuartal III/2020.

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan permintaan produk baja yang memukul operasional industri baja dan menekan cashflow perseroan. Apabila kondisi tersebut berlangsung lama, maka terdapat potensi produsen hilir dan produsen pengguna baja menutup lini produksi dan menyebabkan pengangguran besar-besaran.

 




BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…