NERACA
Jakarta -PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) menunda pelaksanaan aksi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, penundaan rights issue disebabkan kondisi pandemi Covid-19 yang kemudian sempat memicu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat perseroan bersama lembaga dan profesi penunjang belum dapat menyusun jadwal.
Kata Direktur Plaza Indonesia Realty, Evy Tirtasudira, kondisi pasar modal saat ini dinilai kurang kondusif karena dapat memengaruhi minat investor untuk berpartisipasi dalam rights issue.“Saat ini kami masih berfokus untuk memitigasi dampak Covid-19 serta mengupayakan tindakan-tindakan preventif sebagai pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan usaha kami,” ujarnya.
Asal tahu saja, saham perseroan yang kurang likuid tersebut harus melakukan rights issue untuk memenuhi persyaratan free float dari Bursa Efek Indonesia. Disampaikan Evy, perseroan berkomitmen untuk tetap mencatatkan saham-sahamnya pada BEI dan karenanya tetap berupaya untuk menjajaki berbagai alternatif yang terbaik bagi para pemegang saham publik PLIN untuk tetap memenuhi persyaratan pencatatan saham-saham PLIN di BEI di tengah situasi yang menantang saat ini.
Sebelumnya, Evy mengingatkan bahwa perseroan telah mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 20 Maret 2020 untuk meminta persetujuan rights issue. PLIN bahkan telah menunjuk lembaga dan profesi penunjang pasar modal untuk menggelar aksi korporasi tersebut. Adapun, saham PLIN termasuk saham yang tidak likuid karena kepemilikan publik hanya sebesar 2,99 persen sebesar 106,07 juta sham. Sebanyak 96,61% saham PLIN dimiliki oleh PT Plaza Indonesia Investama sebesar 3,42 miliar saham.
Perseroan sendiri mengaku pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap bisnis perseroan karena harus menutup sementara pusat perbelanjaan. Sekretaris Perusahaan Plaza Indonesia Realty, Umbas Rombe pernah bilang, perusahaan mengalami penurunan jumlah tamu hotel dan traffic pusat perbelanjaan yang tentunya berdampak terhadap pendapatan. Hanya saja, dirinya belum dapat memprediksi seberapa lama dampak pandemi Covid-19 ini. Yang pasti perusahaan tersebut berharap agar pandemi dapat segera teratasi, sehingga kegiatan operasional secara berangsur dapat kembali normal.
Sekarang ini, sambungnya, PLIN berkonsentrasi untuk melakukan upaya pencegahan dan fokus kepada keselamatan penyewa, pengunjung, dan para tamu, dengan melakukan efisiensi dan evaluasi. Guna menahan penurunan kinerja, PLIN juga melakukan efisiensi biaya-biaya operasional serta melakukan negosiasi dengan para pemasok.
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…