NERACA
Jakarta---Sebanyak Tiga BUMN, PT PLN, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Jasa Marga Tbk bekerjasama memproduksi "solar cell" (panel listrik tenaga surya/PLTS) dengan investasi sekitar 30 juta dolar AS. "Pada tahap awal kapasitas 'solar cell' bisa mencapai 30 megawatt yang akan diproduksi pada semester I 2012," kata Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widayatin, di Jakarta, Kamis.
Menurut Sumaryanto, kerja sama ke tiga BUMN tersebut merupakan sinergi dalam rangka mengatasi kebutuhan listrik di tanah air. "Untuk tahap awal Jasa Marga akan menjadi "off taker" (pengguna langsung) dari produksi solar cell tersebut," tambahnya
Selain itu, kata Sumaryanto, solar cell tersebut juga dapat memenuhi kebutuhan PLN dalam penyediaan listrik terutama di wilayah-wilayah pedalaman, pulau terluar dan daerah remote.
Lebih jauh kata Sumaryanto, kajian pembangunan pabrik solar cell tersebut sudah dalam tahap pematangan tinggal implementasinya saja. Untuk itu akan dibentuk semacam anak perusahaan hasil patungan dari PLN, Wika dan Jasa Marga.
Meski begitu Sumaryanto tidak merinci lebih lanjut porsi saham masing-masing BUMN tersebut. Namun hanya menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar memproduksi panel listrik tenaga surya. "Kita punya sumber daya alam berupa pasir kwarsa hingga 75 miliar ton sebagai bahan baku pembuatan kristal atau silikon solar cell," tegasnya.
Kebutuhan solar cell dalam negeri tidak terbatas, dan selama ini hanya dipasok dari China yang kemudian dirakit untuk memenuhi kebutuhan PT Jasa Marga yang ditempatkan di jalan-jalan tol dan untuk PLN. "Selama ini Wika dan LEN bekerjasama merakit solar cell, namun hanya menikmati 10% dari nilai tambah. Ini yang harus kita carikan solusinya bagaimana bisnis ini dikembangkan sendiri di tanah air," jelasnya
Selain untuk memenuhi kebutuhan panel surya di dalam negeri ditambahkan Sumaryanto, tidak tertutup kemungkinan hasil produksinya diekspor ke mancanegara.
Sebelumnya dari 10 perusahaan produsen besar solar cell, sebanyak 7 di antaranya adalah perusahaan Amerika Serikat dan Eropa. "Saat ini perusahaan asal China sudah mendominasi produksi solar cell," ujarnya.
Minggu lalu, PT PLN (Persero) mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas terbesar yakni 600 kW di pulau terluar Indonesia, Morotai, Maluku Utara.
Direktur Operasi Indonesia Timur PLN, Vickner Sinaga dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu mengatakan, pengoperasian PLTS tersebut akan mengurangi penggunaan BBM setiap harinya rata-rata 800 liter atau setara penghematan senilai Rp2,5 miliar per tahun. "PLTS terbesar yang dioperasikan PLN ini mulai beroperasi sejak Sabtu (14/4)," katanya.
Menurut Vickner Sinaga , PLN akan terus meningkatkan pelayanan kelistrikan di seluruh tanah air , dengan mengedepankan pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi alternatif, utamanya di kawasan timur Indonesia. **mohar
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…
NERACA Jakarta - Pengamat ekonomi dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia…
NERACA Jakarta - Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2025 terjaga dengan posisi tercatat…