NERACA
Medan - Ekpansi bisnis PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) terus digenjot di awal tahun 2020. Dimana tahun ini, produsen dan distributor bahan bangunan dan barang plastik bakal ekspansi bisnis ke Australia seiring dengan telah selesainya akuisisi aset dan merek dagang Galaxy Rooflite. Galaxy Rooflite merupakan produsen dan distributor produk FRP dan atap Polycarbonate di Australia.
Perseroan dalam siaran persnya di Medan, kemarin menyebutkan, telah menyelesaikan akuisisi pertamanya pada tahun ini. Dimana transaksi tersebut dilakukan pada 6 Januari 2020. Adapun, nilai transaksi sebesar 1,5 juta dolar Australia. Melalui anak perusahaannya yakni ImpackOne Pty Ltd., perseroan mengakuisisi aset dan merek dagang Galaxy Rooflite, produsen dan distributor produk FRP dan atap Polycarbonate di Australia.
Selain produk terkenal Laserlite PC Roofing, dengan akuisisi Galaxy, perseroan sekarang dapat memperluas dan mengembangkan bisnis di Australia. Pasca akuisisi, ImpackOne Pty Ltd. akan dapat menawarkan beragam produk berkualitas tinggi kepada pasar di Australia. ImpackOne akan berupaya menjadi pemasok atap FRP dan Polycarbonate terkemuka di Australia. Ekspansi bisnis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sekitar Rp200 milir terhadap pendapatan Impack Pratama Industri pada 2020.
Tercatat di semester pertama 2019, perseroan berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp676,22 miliar atau tumbuh 8,80% secara tahunan. Namun, laba bersih yang diatribusikan pada pemilik entitas induk turun 0,25% menjadi Rp32,52 miliar. Penjualan berasal dari divisi manufaktur sebesar Rp621,12 miliar, diikuti distribusi Rp408,31 miliar, dan real estat sebesar Rp5,76 miliar. Eliminasi tercatat Rp358,97 miliar. Perseroan mengincar target penjualan sebesar Rp1,6 triliun sepanjang tahun 2019. Sementara itu, laba bersih diproyeksi tumbuh 10% atau menjadi sekitar Rp95,08 miliar.
Perseroan menganggarkan belanja modal tahun 2019 sebesar Rp 188 miliar. Dimana sumber pendanaannya sebesar 50% bakal berasal dari pinjaman bank dan leasing. Untuk leasing digunakan khusus untuk pembelian kendaraan dan sementara 50% sisanya berasal dari dana internal. Perseroan mengungkapkan, dari total belanja modal sebesar Rp 188 miliar, sebesar Rp 140 miliar akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan.
Kemudian Rp 34 miliar untuk mesin dan peralatan dan untuk kendaraan Rp 6 miliar, sementara peralatan kantor dan pabrik Rp 7 miliar. Perseroan menjelaskan, salah satu segmen bisnisnya yakni atap UPVC-Alderon bakal ditingkatkan kapasitas produksinya. Maka untuk meningkatkan kapasitas produksi, IMPC berencana menambah empat mesin baru. Saat ini, perkembangan produk UPVC-Alderon sangat pesat dan bakal yang paling bertumbuh signifikan.
Kendati volumenya belum sebesar produk utamanya yakni polycarbonate, Alderon sudah masuk ke proyek besar di antaranya untuk kandang sapi milik perusahaan yoghurt Cimory, seluas 8.000 meter persegi dan Stadion Cilegon-Banten seluas 3.500 meter persegi.
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…