NERACA
Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membagikan dividen tunai senilai Rp145,92 miliar atau sekitar 30% dari laba bersih periode 2018. Maka dengan demikian, anak usaha dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini membagikan dividen Rp 17,5 per lembar saham.
Kata Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton, Yuherni Sisdwi, bila dibandingkan dengan dividend per share (DPS) tahun lalu yang senilai Rp12,13 per saham, maka terjadi kenaikan 44,27%. “Dividen yang dibagikan sebesar Rp 17,5 perlembar,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Asal tahu saja, dividen yang dibagikan tahun ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2014. Dimana nilai DPS selama periode tersebut adalah Rp11,82 pada 2014, Rp6,26 pada 2015, Rp9,8 pada 2016, dan Rp12,13 pada 2017. Selain itu, perseroan juga merombak susunan direksi dan komisaris perusahaan. Ada empat nama yang dipertahankan yakni Hadian Pramudita sebagai dirut, Kuntjara sebagai direktur pemasaran, Mursyid sebagai direktur human capital dan produksi, serta Sidiq Purnomo sebagai direktur teknik dan pengembangan.
Dua nama baru yakni Imam Sudiyono sebagai direktur keuangan menggantikan Mohammad Syafi'i dan I Ketut Pasek S Putra sebagai direktur operasi, sementara satu jabatan direksi dihapus yakni sebelumnya dijabat Hari Respati. Seperti diketahui, Wijaya Karya Beton mengantongi pendapatan sebesar Rp6,93 triliun pada 2018. Pencapaian itu naik 29,25% dari Rp5,36 triliun pada 2017.
Beban pokok pendapatan juga naik, meski secara persentase lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Beban pokok pendapatan meningkat 28,81% menjadi Rp6,04 triliun pada 2018, dari Rp4,69 triliun pada 2017. Dari situ, laba kotor yang dikantongi perseroan naik signifikan 32,37% secara tahunan pada 2018. Pasalnya, terjadi pertumbuhan dari Rp666,63 miliar pada 2017 menjadi Rp882,42 miliar pada tahun lalu.
Dengan demikian, WTON mengamankan laba bersih senilai Rp486,35 miliar pada 2018. Pencapaian tersebut tumbuh 44,27% dibandingkan dengan Rp337,12 miliar pada 2017. Tahun ini, perseroan memproyeksikan target kontrak bisa lebih tinggi 10% dibandingkan target kontrak yang telah dipatok perusahaan tahun ini sebesar Rp 9,07 triliun. Adapun hal tersebut lantaran perusahaan bakal mendapatkan kontrak dari luar negeri.
Yushadi, Manajer Investor Relation PT Wijaya Karya Beton Tbk pernah bilang, untuk kontrak yang didapatkan dari Filipina merupakan kontrak di luar target perusahaan tahun ini. Oleh sebab itu, dirinya menilai dari tahap awal kontrak yang didapat tersebut dapat meningkatkan kembali kontrak baru perusahaan. Perseroan mendapatkan kontrak tersebut didapat dari hasil kolaborasi dua BUMN dengan satu anak BUMN. "BUMN itu INKA dan Pindad, serta WTON ikut mensuplai untuk bantalan," tambahnya.
Adapun kontrak tersebut untuk pekerjaan rel dan untuk tahap pertama sendiri disebutnya sepanjang 150 kilometer (km). Walaupun begitu, dia menuturkan saat ini masih dalam tahapan negosiasi sehingga nilai pasti dari kontrak tersebut belum pasti pula. Hanya saja, dia mengungkapkan proyeksinya dari kontrak tersebut sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 400 miliar.
CATRA Indhira Law Firm selaku kuasa hukum Tony Trisno mengirimkan tiga surat resmi yang masing-masing ditujukan kepada Horométrie S.A. di…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Pengembangan infrastruktur gas berpotensi memerangkap Indonesia dalam berbagai konsekuensi, seperti krisis iklim, korupsi, hingga terjerat utang. Laporan terbaru dari debtWATCH…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…