NERACA
Jakarta –Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyatakan bahwa entitas anak perusahaannya yiatu PT Surya Dhoho Investama (SDHI) telah membeli tanah seluas 1,25 ribu m2 yang berlokasi di Kediri, Jawa Timur. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Direktur GGRM, Heru Budiman mengungkapkan, tanah milik PT Bukit Dhoho Indah (BDI) dan PT Puri Dhoho Kediri (PDK) resmi dijual kepada SDHI dengan nilai transaksi seluruhnya lebih dari Rp1,77 triliun.”Tanah tersebut direncanakan akan digunakan oleh SDHI untuk pembangunan bandar udara terpadu di daerah Kediri, Jawa Timur,”ujar Heru.
Perlu diketahui bahwa nilai transaksi tersebut terbagi atas dua transaksi, yaitu pembelian tanah dari BDI dengan nilai transaksi mencapai Rp1,02 triliun dan tanah dari PDK dengan nilai transaksi mencapai Rp76,2 miliar. Sebagai informasi, SDHI merupakan entitas anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh perusahaan produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk.
Ekspansi bisnis perseroan pada pembangunan bandar udaha di Kediri dimaksudkan sebagai bentuk kontribusi ke masyarakat dan negara,”Kami berencana membangun bandara dan akan 'go' terus, maju terus. Jika misal ditanyakan lagi soal diversikasi, karena rokok juga ada masanya, maka jawaban kami, kegiatan membangun bandara ini bagian komitmen kami untuk masyarakat dan negara," ujar Istata, Direksi GGRM.
Dirinya mengharapkan, perusahaan bisa memberikan kontribusi ke masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan."Bandara ini adalah kontribusi ke masyarakat, berpartisipasi dalam pembangunan. Jika besok maju pesat dengan bandara, syukur, kalau ternyata tidak banyak pengaruhnya, tidak masalah," tandasnya.
Kala itu, Dirinya pernah menyebutkan, anggaran pembangunan bandara diestimasi antara Rp1 hingga Rp10 triliun. Disinggung dengan porsi kerja sama antara perusahaan dengan pemerintah, Istata juga masih enggan untuk menjelaskan porsi kerja sama tersebut. Dirinya hanya menegaskan bahwa semua pihak berkontribusi positif untuk pembangunan."Mengenai kerja sama dengan pemerintah, kami kan bekerja sama dengan semua unsur pemerintah, pusat, daerah, dan lain. Apakah porsi pas dari Gudang Garam berapa persen, itu tidak bisa kami formulasikan di sini. Saya yakin semua pihak berkontribusi positif. Jika misalnya kami dibantu lebih banyak, kami berterima kasih banyak,”paparnya.
Per September 2018, PT Gudang Garam Tbk memperoleh laba bersih senilai Rp5,76 triliun, tumbuh 6,33% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp5,42 triliun. Disebutkan, total pendapatan per September 2018 mencapai Rp69,89 triliun. Nilai itu menanjak 13,59% yoy dari periode 9 bulan pertama 2017 sebesar Rp61,52 triliun. Beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp56,18 triliun dari sebelumnya Rp48,40 triliun. Namun, laba bruto masih naik menuju Rp13,71 triliun dari posisi per September 2017 senilai Rp13,12 triliun.
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…