NERACA
Jakarta – Di tengah fluktuasi harga saham di pasar modal akibat terkoreksinya nilai tukar rupiah, tentunya dimanfaatkan sekelompok orang untuk menjadi spekulan demi mementingkan keuntungan pribadi semata. Alhasil, kondisi ini memperkeruh kondisi pasar saham yang justru di ikuti kepanikan investor lainnya melakukan aksi jual.
Merespon hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan, akan berupaya meredam tindakan spekulasi di pasar modal dengan melakukan komunikasi kepada pelaku pasar. Menurut Hoesen, spekulator sering kali mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan kondisi riil yang sedang terjadi.”Tapi justru kita mencoba menekan jangan yang nature-nya bukan spekulator ikut-ikutan menjadi spekulator,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Kendatipun praktek spekulan merupakan bagian dari dinamika pasar, Hoesen menuding, pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) beberapa hari yang lalu lebih disebabkan adanya aksi spekulasi dari pelaku pasar. Maka mensiasati rumor dari spekulan yang merugikan investor, OJK bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah mengumpulkan para pelaku pasar mulai dari investor ritel hingga manajer investasi. Dengan mengundang Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara, pelaku pasar dijejali informasi tentang masih terjaganya makro ekonomi RI.
Hoesen pun meminta para pelaku pasar agar tidak terpengaruh oleh para spekulan di pasar. Mereka diminta untuk berpikir jernih dalam menyikapi situasi saat ini. Dirinya menegaskan untuk tidak ikut-ikutan spekulator karena ekonomi Indonesia masih positif dan begitu juga industri pasar modanya. Tengok saja, pertumbuhan pendapatan dan laba dari emiten yang tercatat di pasar modal mencatatkan kinerja yang meningkat. Ditambah lagi dengan aksi jual dari asing sepanjang tahun ini juga menekan valuasi saham-saham menjadi lebih murah dan sangat bagus untuk kembali dikoleksi.
Sementara Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra turut memaparkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi global akan melambat seiring dengan berakhirnya kebijakan relaksasi moneter dari berbagai bank sentral utama dunia. Di sisi lain, isu perang dagang AS dan Tiongkok juga masih menjadi tema utama dalam pengambilan keputusan investasi tingkat global. Menurutnya, ini semua turut memberi dampak terhadap pergerakan rupiah dan defisit transaksi berjalan Indonesia.
Aldian mengemukakan beberapa kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah seperti menunda proyek infrastruktur yang non-prioritas, implementasi B20, kebijakan pajak impor dan promosi pariwisata. Standard Chartered memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 dan 2019 masing-masing pada kisaran 5,1% dan 5,2%. Sementara nilai tukar rupiah pada kisaran Rp14.200 dan Rp14.600 di tahun 2018 dan 2019.
Melengkapi fasilitas kesehatan bagi penghuninya dan juga menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas di Kota Bekasi, Rumah Sakit Permata…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
Melengkapi fasilitas kesehatan bagi penghuninya dan juga menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas di Kota Bekasi, Rumah Sakit Permata…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…