NERACA
Jakarta - Produksi sagu PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) di Papua masih belum mencapai target karena masih minimnya industri yang tertarik mengolah sagu menjadi bahan makanan.”Kami menemukan sejumlah tantangan saat hendak memasarkan sagu. Tantangan itu antara lain infrastruktur yang belum memadai, faktor agronomi, hingga permintaan pasar yang masih rendah dan market merupakan tantangan paling besar, karena banyak yang belum kenal dengan sagu," kata Group Head Corporate Communication PT Austindo Nusantara Jaya, Nunik Maharani Maulana di Jakarta, kemarin.
Agar penjualan dan produksi meningkat, menurut Nunik, pada semester kedua tahun ini pihaknya akan fokus memenuhi target produksi sagu yang sudah ditetapkan. “Perseroan akan lebih sering melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tepung sagu. Perusahaan juga akan mengenalkan keunggulan dan produk turunan sagu ke masyarakat," papar dia.
Sebagai salah satu perusahaan perintis industri sagu, lanjut Nunik, pihaknya harus membangun komunikasi dan merangkul berbagai pihak agar mau menggunakan sagu sebagai variasi sumber pangan di masyarakat. “Butuh waktu untuk dapat memenuhi target produksi sagu yang ditetapkan perusahaan. Apalagi, hingga kini masih belum ada standar industri sagu di Indonesia," tutur Nunik.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi mencapai 213.082 ton atau naik 20,19% dibandingkan realisasi produksi CPO tahun lalu.”Hambatan soal isu deforestasi yang berpotensi melemahkan penjualan CPO tahun ini akan coba diatasi perusahaan," ujar Nunik.
Saat ini, menurut Nunik, perusahaan telah memiliki kebijakan keberlanjutan dan dibuktikan dengan tiga kebun sawit milik perusahaan di Sumatera, yakni dua di Sumatera Utara dan satu di Belitung, telah mengantongi sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). "Kami melakukan pengembangan kebun kelapa sawit di luar lahan gambut dan lahan basah, serta tidak ada pembakaran untuk pembukaan lahan (zero burning policy)," jelas Nunik.
Selain itu, pada Desember 2016, ANJ membuka lajur (line) pertama pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat. Pabrik tersebut dirancang dengan kapasitas dua lajur, masing-masing berkapasitas produksi 45 ton per jam. Tidak hanya pabrik baru, ANJ telah merambah sektor sagu pada 2016. Pabrik sagu tersebut dikelola oleh anak usaha ANJ, yakni PT ANJ Agri Papua (Anjap) dan ANJ berinvestasi sebesar US$42 juta untuk membangun pabrik.
Sebagai informasi, tahun lalu produksi CPO perseroan capai 177.273 ton atau turun 8.1% dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi ini, disampaikan perseroan karena dampak dari kemarau panjang atau El Nino yang terjadi 2015 lalu. Selain produksi, penjualan CPO perseroan pada tahun lalu juga menurun 8,44% dibandingkan 2015 lalu menjadi 177.850 ton. Untungnya kenaikan harga CPO pada 2016 membuat penurunan produksi dan penjualan tersebut tidak berdampak pada pendapatan perusahaan.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…