Beli Pesawat Baru - IATA Anggarkan Capex US$ 100 Juta

NERACA

Jakarta - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 100 juta. Dana itu akan digunakan untuk membeli pesawat baru. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Wakil Presiden Direktur IATA, Wishnu Handoyono mengatakan, pesawat baru tersebut disiapkan untuk menggantikan yang lama. Selain itu, juga demi memenuhi kebutuhan kontrak baru tahun ini.”Regenerasi pesawat, semester kedua tahun ini baru banyak tender pesawat carter. Sementara, pesawat paling lama buat tender tahun 2010 sesuai ketentuan SKK Migas," ujarnya.

Alokasi capex US$ 100 juta, kata Wishnu sudah dapat persetujuan dari pemegang saham. Sehingga perusahaan mencari pendanaan untuk memenuhi kebutuhan pembelian pesawat.”Kami butuh capex US$ 100 juta sudah dapat persetujuan dari pihak pemegang saham dalam RUPSLB. Kami diberi kewenangan mencari pinjaman dalam membiayai capex untuk modal kerja 2017 nanti,”tuturnya.

Dia menyampaikan, model pendanaan yang akan digunakan masih dikaji oleh perusahaan. Diantaranya akan bersumber dari kas internal, pinjaman bank, dan penerbitan surat utang.”Kami bisa pakai berbagai instrumen, obligasi, MTN. Kami juga belum putuskan tendernya, belum mulai, biasanya semester kedua. Lalu kami lakuan pemilahan instrumen mana yang terbaik, biasanya 30% dari kas internal, 70% pinjaman bank,"jelas Wishnu.

Sebagai informasi, IATA belum lama ini bakal melakukan private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD) di pertengahan Februari yang akan datang. Disebutkan, perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak 320 juta saham baru dengan nilai 50 per saham. Penambahan modal tersebut dilakukan oleh emiten dengan harga pelaksanaan Rp 52 per saham.

Sementara itu perseroan juga akan memberitahukan hasil pelakasanaannya per 23 Februari yang akan datang.  Aksi korporasi ini sesuai dengan restu rapat umum pemegang saham yang dilakukan 28 April 2016 yang lalu. Dalam pemberitaan sebelumnya dinyatakan bahwa seluruh dana hasil penambahan modal tanpa HMETD setelah dikurangi biaya-biaya, akan digunakan untuk modal kerja.

Dalam menjalankan bisnisnya, perseroan lebih mengandalkan bisnis carter pesawat dari SKK Migas  (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) atau perusahaan batubara. Corporate Secretary IATA, Reinhard Simanjuntak pernah bilang, membaiknya harga minyak dan gas bumi memberikan harapan bagi perseroan dan karena itulah IATA kembali membidik tender salah satu perusahaan migas.

BERITA TERKAIT

Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar - Medco Power Tawarkan Kupon Hingga 9,25%

NERACA Jakarta  — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…

SMI Terbitkan Obligasi Hijau Rp 1 Triliun

NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…

Fimperkasa Bidik Pendapatan Doubel Digit

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mampu Beradaptasi Zaman - Apresiasi The Top 25 CEO Future Finance 2025

Sebagai apresiasi transformasi industri jasa keuangan, Plus Idea Komunika bersama goodmoney.id menggelar Innovative Future Finance Awards 2025 dan The 25…

Tunjuk Komut Baru - Mahaka Media Berhasil Balikkan Rugi Jadi Laba

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Mahaka Media Tbk (mahakaX) (ABBA) menetapkan arah kebijakan strategis ke depan, serta…

Nabung Rutin Hingga 50 Aset Crypto - PINTU Luncurkan Fitur Auto DCA Multiple Asset

Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…