Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar chatbot, Monpai.id adalah platform AI assistant yang dapat dilatih dan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik pengguna. Ia menjanjikan cara baru berinteraksi dengan AI—bukan sebagai alat serba tahu yang dingin, tapi sebagai mitra kerja yang peka dan kontekstual.
Monpai.id dibangun sebagai respons atas kegelisahan terhadap AI generik yang mendominasi pasar global. Banyak pengguna merasa bahwa AI hari ini terlalu jauh dari kebutuhan nyata mereka: tidak mengenali konteks lokal, tidak paham preferensi personal, dan terlalu kaku dalam merespons. Di sinilah Monpai.id mengambil posisi berbeda—sebagai AI asisten yang bisa dilatih secara spesifik dan menyatu dengan identitas pengguna."Kami percaya masa depan AI bukan yang tahu segalanya, tapi yang tahu siapa kamu," ujar Muhammad Muchlas Rowi, inisiator Monpai.id yang juga dikenal sebagai pemikir dan praktisi AI di Senayan di Jakarta, kemarin.
Dirinya meyakini bahwa personalisasi adalah masa depan AI, dan Monpai.id adalah langkah konkret untuk mewujudkan itu di Indonesia."AI masa depan bukan cuma soal kecerdasan, tapi juga kepekaan. Lewat Monpai.id, saya ingin membuktikan bahwa teknologi bisa dibentuk sesuai nilai dan karakter manusia Indonesia," kata Muchlas.
Di balik kesederhanaan tampilannya, Monpai.id didukung oleh teknologi terdepan. Platform ini terintegrasi dengan sejumlah large language model (LLM) ternama seperti GPT-4, Gemini, dan Anthropic Claude, memungkinkan pengguna memilih model yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menurut Muchlas, Monpai.id tidak berhenti di ranah teks, tapi juga mampu menganalisis dokumen dan gambar, memproses voice message, serta merespons dalam berbagai bentuk interaksi. "Fitur ini menjadikan Monpai bukan hanya sebagai asisten digital biasa, melainkan co-worker digital yang multifungsi," tambahnya.
Ditambahkan Muchlas, yang membedakan Monpai dari platform chatbot terletak pada kemampuannya untuk dilatih secara kontekstual dan spesifik. "Chatbot ini tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi belajar dari interaksi dan preferensi penggunanya. Keunggulan personalisasi ini memberi pengalaman yang jauh lebih relevan dibandingkan AI generik," ujar Muchlas.
Keunggulan lain Monpai.id, lanjutnya, adalah fleksibilitas integrasinya. Ia bisa ditanamkan di berbagai platform, mulai dari portal website, media sosial, hingga WhatsApp, menjadikan pengalaman interaksi dengan AI lebih natural dan mudah diakses oleh berbagai lapisan pengguna."Platform ini juga menyasar penggunaan di sektor layanan pelanggan, pendidikan, hingga lembaga pemerintahan. Dengan fitur chatbot yang bisa dibentuk sesuai karakteristik tugas, pengguna bisa menciptakan asisten khusus seperti "TanyaHukumAI," “TanyaKangUstadz,” "AsistenGuruIPA," atau "CS Klinik Digital," jelasnya.
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
NERACA Jakarta -Ramaikan pasar IPO di 2025, calon emiten yang bergerak di bidang distribusi alat kesehatan PT Diastika Biotekindo Tbk…
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…