BEI Suspensi Saham Lotte Chemical

NERACA

Jakarta - PT Bursa efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI). Kadiv Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menuturkan bahwa suspensi atas perdagangan saham FPNI belaku mulai sesi I perdagangan Kamis (6/4).”Pencabutan suspensi atas perdagangan saham ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai,"ujarnya.

Seperti diketahui, BEI melakukan suspensi terhadap saham FPNI karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Sehingga, pada 20 Maret 2017 BEI mensuspensi saham FPNI. Saat ini, harga saham FPNI berada pada level 505 per saham, turun 100 poin atau 16,53% dibandingkan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di posisi 605 per saham.

Bicara bisnis, perseroan mengklaim tahun ini bakal mengalami kenaikan pendapatan dari penambahan produksi dan kontrak baru polietilena. Potensi kenaikan pendapatan ini menyusul kontrak baru yang diteken anak usaha PT Lotte Chemical Titan Nusantara di awal tahun. Jojo Hadrijanto, Direktur Manufaktur PT Lotte Chemical Titan Nusantara, pernah bilang, ada dua kontrak baru yang telah diteken pada awal tahun. “Tahun ini kami berencana produksi antara 400.000 ton-425.000 ton. Ini karena ada dua kontrak baru dari luar negeri, kuantitasnya lumayan besar,”ungkapnya.

Selain belum bisa menyebut volume kontrak, Jojo juga enggan membeberkan nilai kontrak. Yang jelas, target produksi Lotte Chemical tahun ini naik antara17%-20% ketimbang produksi tahun 2016 sebesar 340.000 ton. Khusus etilena yang diproduksi, sekitar 18%-20% ekspor ke induk perusahaan Lotte Chemical Titan International Sdn Bhd di Malaysia dan sejumlah klien di China. “Kebanyakan untuk Lotte di Malaysia,” kata Jojo.

Selain menambah kontrak baru, Lotte Chemical Titan juga menikmati keuntungan dari penurunan harga bahan baku minyak dunia yang sedang anjlok. Meski tahun ini ada kenaikan pesanan, Lotte Chemical belum bisa mencapai kapasitas produksi maksimum 450.000 ton polietilena per tahun. Masalah bukan pada minimnya permintaan, melainkan pada ketersediaan bahan baku.

BERITA TERKAIT

Di Balik Citra Sukses Iwan Sunito - OJK Ingatkan Investor Waspadai Investasi Internasional

NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…

Bayu Buana Targetkan Pendapatan Naik 7,75%

NERACA  Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…

Laba Bank Seabank Indonesia Tumbuh 88%

NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Di Balik Citra Sukses Iwan Sunito - OJK Ingatkan Investor Waspadai Investasi Internasional

NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…

Bayu Buana Targetkan Pendapatan Naik 7,75%

NERACA  Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…

Laba Bank Seabank Indonesia Tumbuh 88%

NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…