Indonesia Penerbit Sukuk Global Terbesar

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah Indonesia merupakan penerbit Sukuk Global terbesar di pasar internasional dengan total penerbitan senilai 13,1 miliar dolar AS, sejak secara rutin menerbitkan obligasi syariah berdenominasi dolar AS ini pada 2009. "Indonesia merupakan 'the largest US dolar sovereign sukuk issuer' dengan total penerbitan 13,15 miliar dolar AS," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di Jakarta, Kamis (30/3).

Robert menjelaskan jumlah penerbitan Sukuk Global milik pemerintah Indonesia ini sudah mencapai 25,67 persen dari total penerbitan sukuk berdenominasi dolar AS di pasar dunia yang hingga 29 Maret 2017 telah mencapai 53,14 miliar dolar AS. Sukuk Global milik pemerintah Indonesia ini lebih tinggi dari Sukuk Global yang diterbitkan "Emirates of Dubai" sebanyak 7 miliar dolar AS, pemerintah Malaysia 6,9 miliar dolar AS, pemerintah Turki 4,8 miliar dolar AS dan pemerintah Qatar 4,7 miliar dolar AS.

Realisasi sukuk Global milik pemerintah Indonesia juga lebih banyak dari pemerintah Bahrain 4,3 miliar dolar AS, pemerintah Hong Kong 3 miliar dolar AS, pemerintah Pakistan 2,6 miliar dolar AS dan "Emirates of Ras Al Khaimah" 2,3 miliar dolar AS. Sebelumnya, pemerintah Indonesia menerbitkan Sukuk Global senilai 3 miliar dolar AS, atau merupakan penerbitan obligasi syariah berdenominasi dolar AS terbesar dari penerbit di luar kawasan teluk.

Penerbitan Sukuk Global terbesar yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia ini didukung oleh kondisi pasar syariah yang kondusif dan permintaan yang kuat dari para investor. "Pemerintah sudah delapan kali penerbitan di pasar Sukuk Global. Ini diapresiasi investor Timur Tengah dan membuat investor mengantisipasi bahwa kita bukan tipe 'hit and run'," kata Robert. Penerbitan obligasi syariah ini hampir mendekati nilai penerbitan Sukuk Global yang dilakukan pemerintah Qatar sebesar empat miliar dolar AS pada 2012.

Penerbitan Sukuk Global oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sejak beberapa waktu lalu ternyata disambut meriah oleh para investor. Kalangan investor disebut meminati sebanyak empat kali alias over subscribes dari yang ditawarkan sekitar US$ 2 miliar. “Kan ada global sukuk issuence, oversubscribe sampai 4 kali dengan yield yang lebih rendah dibanding Desember," ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, beberapa waktu lalu.

Padahal kondisi global masih dilanda ketidakpastian, khususnya dari Eropa karena terselenggaranya pemilihan umum di beberapa negara. Kemudian Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) juga baru menaikkan suku bunga acuan. "Situasinya Fed naik, terus ada juga perubahan kepemimpinan di AS yang orang anggap itu lebih berisiko dari eksternal," ujarnya.

Mirza memastikan indikasi tersebut menandakan ekonomi Indonesia sangat menarik bagi investor. Baik dari sisi pertumbuhan ekonomi yang di atas 5%, inflasi 3,02% hingga defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) di sekitar 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "Artinya, persepsi terhadap Indonesia semakin baik. Meskipun tantangan eksternal sebenarnya tidak semakin reda," tegas Mirza.

BERITA TERKAIT

Sinergi Fiskal dan Moneter untuk Jaga Ekonomi Domestik Di Tengah Gejolak

  NERACA Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan sinergi kebijakan fiskal dan moneter akan menjaga stabilitas ekonomi domestik…

1.000 Kampung Nelayan Merah Putih Butuh Anggaran Rp24,2 Triliun

  NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan kebutuhan anggaran sebesar Rp24,2 triliun untuk membangun 1.100 Kampung Nelayan…

Danantara Kucurkan Rp130 Triliun untuk Proyek Perumahan

  NERACA Jakarta – Danantara mengucurkan Rp130 triliun untuk proyek perumahan yang dijalankan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Chief…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sinergi Fiskal dan Moneter untuk Jaga Ekonomi Domestik Di Tengah Gejolak

  NERACA Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan sinergi kebijakan fiskal dan moneter akan menjaga stabilitas ekonomi domestik…

1.000 Kampung Nelayan Merah Putih Butuh Anggaran Rp24,2 Triliun

  NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan kebutuhan anggaran sebesar Rp24,2 triliun untuk membangun 1.100 Kampung Nelayan…

Danantara Kucurkan Rp130 Triliun untuk Proyek Perumahan

  NERACA Jakarta – Danantara mengucurkan Rp130 triliun untuk proyek perumahan yang dijalankan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Chief…