NERACA
Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan sinergi kebijakan fiskal dan moneter akan menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah belum pastinya perang dagang global dan meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Melalui kebijakan moneter, Ia mengatakan Bank Indonesia (BI) dapat terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan menjaga stabilitas cadangan devisa, sebagai upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah bisa terus memberikan insentif dan program perlindungan sosial (perlinsos), yang merupakan kunci untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik.
“Pemerintah diharapkan mengoptimalkan koordinasi dengan BI untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan memitigasi risiko eksternal yang bisa berdampak negatif terhadap stabilitas makroekonomi nasional,” ujar Josua, sebagaimana dikutip Antara, kemarin.
Melalui kebijakan moneternya, Ia menjelaskan bank sentral memiliki peran strategis untuk menopang pertumbuhan di tengah prospek perlambatan ekonomi di tingkat global. Ia mengatakan, bank sentral bisa memberikan stimulus melalui penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran moneter.
Namun demikian, menurutnya, efektivitas kebijakan moneter akan sangat tergantung terhadap respons kebijakan fiskal pemerintah dan dinamika geopolitik yang ada. Apabila ketidakpastian geopolitik dan perang tarif terus berlanjut, maka efektivitas kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan bisa menjadi terbatas.
“Dalam situasi ini, koordinasi kebijakan fiskal dari pemerintah akan semakin penting sebagai pelengkap stimulus moneter,” ujar Josua. Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah utamanya antara Iran dan Israel mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, yang mana saling berbalas serangan antara kedua negara terus berlanjut. Seiring dengan itu, negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra dagang, utamanya China dan Uni Eropa juga masih belum menghasilkan kepastian sampai saat ini.
Di sisi lain, bank sentral di berbagai negara pada pekan ini akan menetapkan kebijakan moneternya, diantaranya bank sentral AS The Fed, People's Bank of China (PBoC), Bank of Japan (BoJ), dan Bank of England (BoE). Kemudian, juga dengan bank sentral di Swiss, Swedia, Norwegia, Turki, Brasil, Filipina, Taiwan, serta dan Bank Indonesia (BI).
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan kebutuhan anggaran sebesar Rp24,2 triliun untuk membangun 1.100 Kampung Nelayan…
NERACA Jakarta – Danantara mengucurkan Rp130 triliun untuk proyek perumahan yang dijalankan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Chief…
NERACA Jakarta – Pemerintah telah membuka anggaran yang dicadangkan atau blokir anggaran dari 99 kementerian/lembaga (K/L) seiring berakhirnya pelaksanaan…
NERACA Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan sinergi kebijakan fiskal dan moneter akan menjaga stabilitas ekonomi domestik…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan kebutuhan anggaran sebesar Rp24,2 triliun untuk membangun 1.100 Kampung Nelayan…
NERACA Jakarta – Danantara mengucurkan Rp130 triliun untuk proyek perumahan yang dijalankan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Chief…