Bila Rights Issue Evergreen Gagal - OJK Sarankan Untuk Terbitkan Obligasi

NERACA

Jakarta - Masih terhambatnya aksi korporasi PT Evergreen Invesco Tbk untuk menggelar rights issue dalam rangka menyelamatkan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) mendapatkan perhatian serius dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir tahun ini, izin right issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum diperoleh karena masih ada persyaratan administrasi yang belum dipenuhi Evergreen.

Selain itu, kondisi bursa saham di pengujung tahun ini kurang kondusif. Adapun nilai rights issue Evergreen berubah dari semula Rp 30 triliun menjadi cuma Rp10,33 triliun. Pemangkasan drastis nilai aksi korporasi itu lantaran tidak ada kebutuhan dana jangka pendek yang mendesak.”Memang laporan yang kami terima Evergreen belum bisa right issue karena beberapa ketentuan admistrasi di pasar modal. Tapi mereka akan mengganti itu bukan dari right issue tapi pinjaman pemegang saham kepada Evergreen lalu Evergreen kasih uang ke Bumiputera jadi nothing to lose dengan pasar modal," ujar Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Dumoly F Pardede di Jakarta, Selasa (27/12).

Menurutnya, opsi penerbitan obligasi bisa dilakukan Evergreen apabila right issue tidak juga dapat terealisasikan. "Kalau pasar modal tidak bisa lakukan pernyataan efektif mereka bisa terbitkan obligasi ataupun yang lain. OJK hanya mau ada dana masuk, ada jaminan pembayaran klaim di kemudian hari. Nah itu sudah berjalan perjanjian kerjasamanya," jelas Dumoly.

Sebagaimana diketahui, AJB Bumiputera mengalami pertumbuhan negatif klaim sejak lima tahun terakhir. Artinya pertumbuhan klaim terhadap pertumbuhan premi sudah negatif dimana pertumbuhan klaim lebih cepat sementara pertumbuhan premi tidak bisa mengejarnya. OJK sudah memantau itu sejak tahun 2013, makanya untuk menyelematkan AJB Bumiputera, regulator memutuskan untuk merestrukturisasi AJB Bumiputera guna memperkuat solvabilitasnya dengan cara menyuntikkan dana, sehingga ada keseimbangan dana likuid terhadap liabilitas (kewajiban)-nya.

Namun, karena Bentuk AJB Bumiputera adalah perusahaan asuransi bersama bukan perusahaan terbuka membuat OJK cukup sulit dan rumit memberikan skema modal/ dana kepada AJB Bumiputera."Kita tahu AJB Bumiputera itu asuransi bersama tidak mungkin punya akses permodalan kalau diminta OJK karena semua pemegang polis juga pemilik modal. Jadi cara satu-satunya adalah mencari investor melalui create entitas baru sebagai anaknya Bumiputera," papar Dumoly.

Lebih jauh Dumoly menjelaskan, saat ini pihaknya bersama pengelola statuter telah membentuk anak perusahaan benama PT Holding Bumiputera Investama untuk mencari investor potensial dan menjual aset-aset AJB Bumiputera yang prospektif. OJK, lanjut Dumoly menginginkan skema penawaran itu dilakukan secara terbuka. Pasalnya kalau terbuka prosesnya bisa transparan sehingga dapat menghindari nepotisme kolusi antara bumiputera dengan para pihak-pihak yang berpengaruh maupun OJK sendiri.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi dengan Superbank - Produk OVO Nabung Tawarkan Bunga 5% Per Tahun

Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…

Ratusan Gerai Tutup - TGUK Telan Pil Pahit Pelemahan Daya Beli

NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…

Sesuaikan Dinamika Pasar - Cita Mineral Targetkan Produksi Bauksit 4,7 Juta Ton

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kolaborasi dengan Superbank - Produk OVO Nabung Tawarkan Bunga 5% Per Tahun

Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…

Ratusan Gerai Tutup - TGUK Telan Pil Pahit Pelemahan Daya Beli

NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…

Sesuaikan Dinamika Pasar - Cita Mineral Targetkan Produksi Bauksit 4,7 Juta Ton

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…