Diversifikasi Produk Ekspor - Misi Pembelian Kemendag Cetak Transaksi Rp10 M

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui program misi pembelian kembali memfasilitasi perusahaan asal Jerman dengan Indonesia, untuk pembelian produk gula kelapa organik Indonesia dengan mencetak transaksi senilai Rp10 miliar atau 800.000 dolar Amerika Serikat.

“Kemendag sangat mendukung upaya diversifikasi produk ekspor dan buah keseriusan eksportir produk organik untuk terus memperluas pasarnya ke kawasan Eropa yang begitu prospektif, terutama Jerman,” kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Merry Maryati, pekan lalu.

Transaksi tersebut dicatatkan antara perusahaan asal Indonesia PT Profil Mitra Abadi dengan perusahaan asal Jerman Flores Farm Gmbh, untuk periode satu tahun ke depan. Menurut Merry, konsumen Eropa sangat detail dalam memilih suatu produk dengan memperhatikan reputasi dan asal produk tersebut, terutama makanan.

Produk pemanis alami yang memiliki reputasi sehat dan aman lebih banyak dicari ketimbang bahan sintetis. Konsumen di Jerman juga mempertimbangkan asal produk gula kelapa yang dikonsumsi. Mereka harus yakin bahwa petani yang memproduksi gula tersebut juga memperoleh pendapatan yang layak.

Merry menambahkan, produk makanan dengan sertifikat kesehatan, fair trade, dan organik sangat dicari konsumen Eropa. PT Profil Mitra Abadi juga memperhatikan nasib para petani dengan menjalin kemitraan dengan lebih dari 5.000 petani dari berbagai daerah di Indonesia sehingga produk tersebut diminati pihak Jerman.

Menurut dia, sektor dari produk kelapa tersebut juga menyerap banyak tenaga kerja, baik untuk sektor perkebunan maupun sektor industrinya dimana 98 persen merupakan areal perkebunan rakyat dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani.

Ekspor produk gula kelapa Indonesia memiliki tren positif sebesar 31 persen selama lima tahun terakhir dan nilainya pada 2015 mencapai 38,23 juta dolar AS. Pasar ekspor terbesar produk gula kelapa Indonesia adalah ke Amerika Serikat sebesar 64,48 persen, Belanda 9,18 persen, Australia 4,56 persen, Korea 3,86 persen, dan Kanada 3,18 persen.

Adapun Jerman menduduki peringkat ke-14 atau masih sebesar 0,57 persen pada tahun 2015 dengan tren positif sebesar 53 persen dalam lima tahun terakhir. Kontrak pembelian tersebut merupakan tindak lanjut dari partisipasi PT. Profil Mitra Abadi pada pameran Biofach tahun 2015 yang difasilitasi Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg.

“Upaya ini tentu saja tak lepas dari bantuan dan kerja sama perwakilan kami di luar negeri, Atase Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Dalam hal ini, kami berterima kasih kepada ITPC Hamburg yang telah membantu misi pembelian ini,” tutur Merry dikutip dari Antara.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago berupaya untuk meningkatkan jaringan kerja sama dengan para calon pembeli asal negara tersebut sekaligus meminta untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI).

“Selain mensosialisasikan Primaduta Award 2016, kegiatan ini juga digelar untuk mempromosikan dan mengundang para buyer untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2016. Dalam business dinner ini juga dibahas perkembangan perundingan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA),” kata Kepala ITPC Lagos Prihadi Andi Sugiono.

Berdasarkan data dari Servicio Nacional de Aduanas Chili, ITPC Santiago bekerja sama dengan KBRI Santiago memverifikasi data impor para buyer Chile dari Indonesia selama periode 2011-2015. Prihadi mengusulkan 21 perusahaan Chili untuk dinominasikan Primaduta Award 2016, yang terdiri dari 11 UKM dan 10 perusahaan dengan nilai impor tertinggi.

Beberapa perusahaan telah mengimpor dari Indonesia sejak lebih dari 10 tahun lalu, di antaranya Nike, Adidas, LG, Epson, Derco, Puma, Schneider, Maipo, Baterias Cyclon, dan Kudams Limitada. “Nike, Adidas, dan Midesa adalah tiga perusahaan pemenang tahun lalu, sedangkan Midesa memenangkan Primaduta Award 2014,” kata Prihadi.

Sementara itu, beberapa perusahaan mengalami pertumbuhan impor signifikan pada periode 2014-2015, yaitu Nipro Medical untuk peralatan medis sekali pakai sebesar 137 persen, EPC Chile untuk produk serat plastik sebesar 108 persen, Area Design untuk furnitur sebesar 100 persen, Emasa untuk suku cadang kendaraan sebesar 71 persen, Midesa untuk rumput laut sebesar 42 persen, dan Megalux untuk lensa dan kontak lensa sebesar 38 persen.

Primaduta Award merupakan penghargaan dari Kementerian Perdagangan yang diberikan kepada para importir yang mengimpor produk Indonesia secara rutin dan besar. Pemberian penghargaan Primaduta pada tahun ini diharapkan dapat mendukung perkembangan perdagangan IndonesiaChili di masa datang.

BERITA TERKAIT

Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

NERACA Jakarta – Indonesia kembali mencatatkan capaian monumental dalam sektor ketahanan pangan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus angka…

Pemerintah Perkuat Strategi Digital dan Diplomasi Ekonomi

NERACA Jakarta – Langkah pemerintah dalam menghadapi pelemahan ekonomi global patut diapresiasi. Berbagai kebijakan strategis dan inovasi digital yang dijalankan…

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

Tiga Hal Jadi Fondasi untuk Bangun Trust Kopdesl Merah Putih

NERACA Cimahi - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menekan 3 (tiga) hal utama dalam upaya pengembangan koperasi desa/ kelurahan…

Modeling Lobster Sukses Hidupkan Budidaya Kerang

NERACA Jakarta –  Modeling budidaya lobster yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)…