Bayar Bunga Obligasi - Astra Sedaya Siapkan Dana Rp 39,37 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Astra Sedaya Finance Tbk (ASDF) berencana melakukan pembayaran bunga obligasi berkelanjutan II Astra Sedaya Finance tahap IV tahun 2014 Seri B ke-6. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (19/4).

Rencananya, pembayaran bunga obligasi berkelanjutan tersebut akan dilakukan pada tanggal 28 April 2016 mendatang sebesar Rp 39.375.000.000 kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Tercatat, total obligasi yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance Tbk adalah sebesar Rp 1,5 triliun dengan tingkat bunga obligasi 10,5% per tahun.

Perseroan bakal membayar bunga obligasi kepada pemegang obligasi yang tercatat di KSEI dengan recording date pada 25 april 2016. Kepala Unit Tindakan Korporasi Divisi Jasa Kustodian, Irna Yusanti menuturkan, "rincian perhitungan pajak, bunga netto dan Daftar Pemegang Obligasi akan kami sampaikan 1 hari setelah recording date," ujarnya.

Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, perseroan membidik penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor sebesar Rp21 triliun sampai dengan Rp22 triliun disepanjang 2016. Namun, jumlah penyaluran pembiayaan itu relatif stagnan dari perkiraan pembiayaan sebesar Rp22 triliun di 2015.

‎Direktur PT Astra Sedaya Finance, Samuel Manasseh pernah bilang, tidak signifikannya pergerakan penyaluran pembiayaan itu tidak terlepas dari kondisi pasar otomotif yang masih lesu di 2016. Sehingga, target pertumbuhan pembiayaan di 2016 tidak jauh berbeda dengan perkiraan di 2015 ini.”Tahun ini tidak jauh beda, masih flat atau stagnan hanya Rp21-22 triliun," ungkap Samuel.

Samuel menilai, masih lesunya pasar otomotif Indonesia di tahun depan dikarenakan kondisi makro ekonomi yang belum stabil, dan daya beli masyarakat yang mengalami penurunan. Hal-hal semacam ini yang membuat pasar otomotif belum bergerak secara cemerlang. Untuk mencapai target penyaluran pembiayaan di tahun 2016, dirinya mengakui, Astra Sedaya Finance akan menggunakan jalur dari penerbitan obligasi maupun pinjaman perbankan. Paling tidak, utang masih akan didatangkan dari dalam negeri."Obligasi mayoritas dari lokal. Tidak global bond. Perbankan pun dari lokal saja, karena bunganya lebih murah," kata Samuel, seraya menambahkan penerbitan obligasi masih akan menggunakan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dan langkah itu akan terealisasi di awal kuartal II-2016. (bani)

BERITA TERKAIT

Ramayana Bagikan Dividen Rp355,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…

Data Positif Warnai Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…

Dana Asing Keluar Pasar Saham Rp50,72 triliun

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ramayana Bagikan Dividen Rp355,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…

Data Positif Warnai Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…

Dana Asing Keluar Pasar Saham Rp50,72 triliun

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…