Potensi Kolaborasi Program Prioritas Ketahanan Pangan: - Kota Depok Bisa Jadi Contoh Pilot Project Produksi Swasembada Pangan Pertanian Kota Indonesia

NERACA

Depok - Meski Kota Depok semakin minim potensi lahan pertanian untuk produksi Bahan Pokok Pangan (BPP), tetapi punya potensi "Semangat Program Kerjasama Kolaborasi" yang kuat sinergitas aktualisasi  visi misi '"Bersama Depok Maju”. Semangat ini mampu lebih cepat wujudkan produksi BPP untuk kebutuhan sekitar 2,5 jiwa penduduk Kota Depok saat ini. Bahkan,  jika  sebagai program kegiatan prioritas maka bukan mustahil Kota Depok bisa menjadi "Pilot Project" produksi BPP "Pertanian Kota"' bagi daerah perkotaan lain yang minim produksi BPP pertanian perkotaannya di Indonesia.

Demikian rangkuman liputan, bahan dan keterangan yang diperoleh NERACA dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3)  Pemkot Depok, Kodim O508 Depok, Komunitas Kampung Kota Depok (K3D) dan lainnya di Kota Depok hingga kemarin.

Menurut Kepala DKP3 Kota Depok Ir. Widhyati Riyandani yang melalui stafnya Kasie Pertanian Harry Adam Fauzi S.TP, MM, Kota Depok sejak jadi Kota Madya  pada 1999 mampu swasembada pangan, dengan berkolaborasi bersama Pemerintah Daerah (Pemda) tetangga untuk penuhi ketersedian segala BPP warga Depok. Diantaranya dengan Cianjur, Karawang Bogor dan lainnya untuk "ekspor" beras dan BPP olahan lainnya serta berkolaborasi dengan gudang Bulog di Bogor.

Dijelaskan, hal itu disebabkan Pemkot potensi luas areal lahan pertaniannya semakin menurun setiap tahun. Karena, banyak Lahan yang dulunya areal pertanian berumah menjadi perumahan pemukiman, perdagangan dan jasa serta pembangunan infrastruktur lainnya.

"Sehingga, DKP3 dalam tupoksinya sebagai pemda yang harus harus penuhi kebutuhan produksi berbagai BPP warga Depok, harus dengan program kolaborasi dan dari hasil upaya petani dan Gabungan Kelompok Tani yang ada di Kota Depok dapat dimaksimalkan ketersediaan BPP karena minimnya produksi lokal Depok. Apalagi saat ini produksi lokal Depok hanya sekitar dua persen," ujar Harry Adam Fauzi Alumni IPB kepada NERACA yang tetap menjabat  jadi  Kasie Pertanian di DKP3 Kota Depok berturut-turut selama 22 tahun.

Namun, lanjut Adam tetap sabar dan ikhlas, optimis dengan adanya potensi dengan visi Wali Kota Depok DR.H. Supian Suri MM Bersama Depok Maju dengan Wakilnya H. Chandra Rahmansyah S.Kom pada 2025-2030.

Kemudian Komandan Kodim 0508 Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto S.T., M.M. yang selama ini melihat minimnya program kerja dan anggaran DKP3 Kota Depok, menyarankan kepada Walikota Depok baru DR.Drs.H. Supian Suri M.M; agar kembali memperhatikan potensi sektor pertanian di Depok dengan metode urban farming.

Meskipun, lanjutnya,  potensi sisa lahan tidur di Depok tidak memungkinkan terwujudnya swasembada pangan, namun setidaknya dapat meredam gejolak inflasi harga komoditi pangan tertentu.

Dikemukakan, misalnya bawang merah dan cabe berbagai varian. Ini sangat membantu masyarakat Depok kalangan menengah kebawah yang sangat terdampak jika terjadi fluktuasi harga pangan yang signifikan.

Iman menyarankan dibentuknya organisasi satuan tugas semacam Kompi produksi yang berada dibawah koordinasi DKP3 Kota Depok didampingi oleh Kodim 0508/Depok. Kompi produksi ini diawaki oleh peleton-peleton konstruksi, pertanian, perikanan dan peternakan yang diperlengkapi dengan alat dan mesin pertanian, misalnya traktor roda empat, implementator penataan dan penyiapan lahan, mesin air dan sebagainya.

Menurut Iman, hal tersebut bisa menyerap tenaga kerja dengan sistem millenial farming untuk menyerap generasi milenial perkotaan agar memiliki minat dan semangat di bidang pertanian, karena generasi milenial tidak bisa lagi didekati dengan cara bertani yang konfensional. Kompi Produksi ini akan berputar mengerjakan pembukaan sisa-sisa lahan tidur di Depok secara bertahap dan bergantian.

Karena, tuturnya, pekerjaan terberat adalah penyiapan lahan tidur menjadi lahan yang siap untuk dijadikan media tanam.

Selanjutnya, Dandim Depok juga membahas hilirisasi produksi hasil urban farming tersebut yang juga menjadi bagian penting dari siklus ketahanan pangan agar tetap eksis. Iman menjelaskan bahwa banyak warga Depok yang mampu membuat aplikasi yang dapat mempertemukan antara produsen dan konsumen dalam wadah koperasi digital. Mekanisme distribusinya juga akan membuka potensi pekerjaan baru sebagai jasa pengantaran. 

Dandim 0508/Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto, S.T., M.M. juga sudah membuktikan bahwa potensi pemanfaat lahan tidur di Depok sangat dimungkinkan dengan adanya kolaborasi, koordinasi dan sinergi dengan berbagai stakeholder terkait. Sebagaimana lahan urban farming di Depan Mall Pesona Square yang awalnya merupakan lahan tidur bekas batching plan pembangunan jalan Tol dibawah TLKJ dan merupakan lahan Kementerian PUPR.

Semula lahan tersebut dimanfaatkan oleh Komunitas K3D dan warga Gunung Kidul yang tinggal di Depok secara apa adanya dengan hasil yang tidak terukur, maka dengan berkolaborasi dengan Kodim 0508/Depok, dapat ditata ulang dan dimanfaatkan menjadi lahan produktif untuk komoditas bawang merah dan cabe keriting. Pada bulan Agustus 2024 berhasil diproduksi sekitar 1,5 ton bawang merah dari areal sekitar 2000 m2. Selanjutnya di akhir tahun 2024 menghasilkan sekitar 2,5 ton cabe merah keriting.

Hasil pertanian tersebut selanjutnya dijual langsung kepada end user masyarakat melalui jaring babinsa yang menyentuh hingga ke RT/RW dengan harga jauh dibawah harga pasar.

Seperti, dijelaskan,  komoditas bawang merah yang saat itu dipasaran seharga Rp. 40.000/Kg, lahan urban farming hanya menjual di harga Rp. 23.000/Kg, sesuai dengan HPP untuk persiapan modal tanam berikutnya, sehingga kontinyuitas produksi pertanian di lahan tersebut dapat terus berjalan tanpa bergantung kepada bantuan permodalan eksternal. Ini merupakan bentuk nyata dari hasil operasi pasar untuk meredam inflasi.

Jika model Urban Farming diatas dapat diduplikasikan pada lahan-lahan tidur lainnya di wilayah Kota Depok, tentu akan sangat membantu masyarakat. Iman menegaskan bahwa alat berat. Dan, Alsintan yang digunakan tersebut untuk percepatan pembukaan lahan-lahan Urban Farming tersebut merupakan bantuan alat berat dari Kesatuan Korem 051/Wkt, Zeni di lingkungan TNI AD diantaranya Yon Zikon 13 dan Yon Zipur 11 serta bantuan dari Dinas PUPR Kota Depok. Semua ini bisa terwujud karena adanya kolaborasi dan sinergi dari semua pihak, termasuk BUMN PLN yang membantu penerangan di lahan, PT. Pralon yang membantu pipanisasi melalui CSR-nya, SMK Taruna Bakti Depok yang membantu sistem monitoring pengairan, PT. Mas Tani, Trubus dan DKP3 Kota Depok serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkannya satu-persatu.

Insyaa Allah dengan bersatu, lanjutnya, berkolaborasi dan bersinergi kita bersama-sama bisa memanfaatkan berbagai lahan tidur di Depok, termasuk lahan-lahan tidur yang berpotensi konflik dan masih bersengketa. Dandim 0508/Depok akan berupaya semaksimal mungkin untuk memohon kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar diperkenankan lahannya dimanfaatkan menjadi lahan Urban Farming, tanpa ikut campur dalam proses hukumnya. Insyaa Allah, para pihak akan setuju. Ini merupakan ladang pahala bagi para pihak yang berkepentingan tersebut dan kita semua, karena lahannya dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Dan tidak ada sedikitpun niatan dari pihak Kodim untuk menguasai secara fisik lalu mengokupasi lahan tersebut. Jika keputusan hukum sudah terbit dan pemenang akan memanfaatkan lahan tersebut, maka disaat itulah Urban Farming di lahan tersebut harus selesai. Satu permohonan kebijaksanaan yang mungkin diajukan adalah penundaan beberapa bulan sampai komoditas tanam terakhir bisa dipanen.

Dandim Depok sangat meyakini, metode Urban Farming di Depok sangat linier dengan Visi dan Misi Pemerintah Kota Depok saat ini yang ingin mewujudkan BERSAMA DEPOK MAJU. Ini merupakan peluang kita semua untuk saling berkolaborasi. Memberikan manfaat semaksimal mungkin kemampuan demi rakyat kita khususnya yang tinggal di wilayah teritorial Kota Depok.

Sementara Ketua K3D H. Pujo Dinomo, warga Depok yang pertama merintis kolaborasi kerjasama menanam tanaman BPP di Lahan Tidur Kota Depok, terus berupaya untuk antisipasi masalah ketahanan dan upaya swasembada bahan pangan. Upayanya juga sekaligus membangun lingkungan hidup dengan memberikan lapangan pekerjaan yang mengentaskan kemiskinan dan menjaga keamanan ketertiban warga masyarakat sekitar lahan tidur di Kota Depok.

Kerjasama kolaborasinya dengan TNI/Kodim O508 Depok, Polresta Metro Depok, DKP3 Pemkot Depok, Kementerian PUPR dan BUMN terkait dengan kawasan "Lahan Tidur".

Dijelaskan, kami dari K3D sudah buat banyak kegiatan pertanian perkotaan yang minim potensi produksi BPP di lahan pertanian perkotaan.

"Upaya dengan sistem mampu tumbuh produktif tanaman BPP nya dalam kondisi berbagai fenomena iklim," ujar Ketua K3D yang akrab dipanggil Pakde Bowo.

Dikatakan, upaya Kolaborasi tersebut juga dilakukan  bekerjasama dengan FEB-FISIP Universitas Indonesia di Kota Depok. Dan, terus diupayakan berbagai kolaborasi lainnya.   

"Agar dipercepat swasembada dan ketahanan pangan, khususnya bagi kebutuhan BPP seluruh warga Depok di 63 Kelurahan dari 11 Kecamatan.”

Menurutnya, sampai saat ini sudah sekitar 14 Hektar lahan tidur di Kota Depok yang tidak produktif menjadi lahan pertanian perkotaan yang produktif. Dan, kolaborasinya dikelola investasinya secara efisien efektif dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Outcome nya untuk kepentingan kemajuan warga Depok dan stabilitas perekonomian daerah.

"Bahkan, telah mampu mengatasi ratusan keluarga penganggur absolut hingga menjadi pengusaha agribisnis yang mandiri dengan pendapatannya mencapai puluhan juta rupiah perbulan. Yang saat ini ekonomi keluarganya telah bahagiakan keluarganya," tutur Pakde Haji Bowo tampak niat ikhlasnya untuk beribadah dengan berperan serta bangun ketahanan dan swasembada pangan nasional warga Indonesia, juga khususnya perubahan kemajuan  untuk wujudkan visi Kota Depok BERSAMA DEPOK MAJU kepada NERACA. (Dasmir)

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Astra dan Toyota Perkuat Kemitraan Strategis di Bisnis Mobil Bekas

  NERACA Jakarta: Astra dan Toyota memperkuat kemitraan strategis dan memperluas kolaborasi di bisnis mobil bekas (used car) di Indonesia…

Pengawasan Ketat Berhasil Kurangi Perputaran Uang Judi Daring

NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…

Pemerintah Targetkan Pembangunan 53 Sekolah Rakyat pada 2025

  NERACA Jakarta – Pemerintah menargetkan pembangunan 53 Sekolah Rakyat (SR) baru pada tahun anggaran 2025 melalui Kementerian Pendidikan dan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Astra dan Toyota Perkuat Kemitraan Strategis di Bisnis Mobil Bekas

  NERACA Jakarta: Astra dan Toyota memperkuat kemitraan strategis dan memperluas kolaborasi di bisnis mobil bekas (used car) di Indonesia…

Potensi Kolaborasi Program Prioritas Ketahanan Pangan: - Kota Depok Bisa Jadi Contoh Pilot Project Produksi Swasembada Pangan Pertanian Kota Indonesia

NERACA Depok - Meski Kota Depok semakin minim potensi lahan pertanian untuk produksi Bahan Pokok Pangan (BPP), tetapi punya potensi…

Pengawasan Ketat Berhasil Kurangi Perputaran Uang Judi Daring

NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…

Berita Terpopuler