NERACA
Jakarta – PT Lestari Kirana Persada saat ini sedang menggenjot pemasaran perkantoran hijau bernama GKM Green Tower di Jl TB Simatupang Kav 89 G, Jakarta Selatan. PT Lestari Kirana Persada merupakan perusahaan yang didirikan hasil kerjasama PT Graha Kirana Megah dan PT Total Bangun Persada.
GKM Green Tower adalah proyek pertama PT Lestari Kirana Persada dan proyek berikutnya dalam tahap perencanaan dan akan fokus ke commercial property. Perubahan management GKM Green Tower dimulai pada Januari 2016, ditandai dengan Hendra Gunawan selaku President Director menunjuk Henry Reynold Ranonto selaku Managing Director dan didukung oleh Arif Suhartojo sebagai Finance Director.
“Kami akan menggenjot pemasaran GKM Green Tower di tahun 2016. Saat ini GKM Green Tower telah terjual 60% dan tingkat huniannya (occupancy) sudah mencapai 45% yang mayoritas berasal dari perusahaan minyak, gas, energi, dan IT. Kami menargetkan occupancy meningkat menjadi 80% hingga 90% hingga akhir tahun 2016. Kami optimis target bisa tercapai karena perkantoran ini memiliki banyak keunggulan,” ujar Hendra Gunawan, President Director PT Lestari Kirana Persada.
Strategi penjualan yang akan dilakukan, kata Hendra, antara lain efisiensi biaya-biaya operasional yang timbul. Mulai dari biaya parkir hingga service charge. “Selain itu kami akan meningkatkan daya saing produk serta harga dan didukung diversifikasi produk yang cukup baik, mulai dari luasan ± 100 m² hingga ± 1.000 m² yang dapat disewa atau dimiliki,” lanjut Hendra. Saat ini GKM Green Tower dipasarkan dengan harga jual Rp 28.000.000,- per m2, sedangkan harga sewa Rp 250.000,- per m2/bulan.
Arif Suhartojo, Finance Director PT Lestari Kirana Persada mengatakan, GKM Green Tower dibangun di atas lahan seluas ± 5.800 m2 sejak 2011 dan sudah beroperasi pada 2014 lalu dengan investasi sebesar ± 30 juta USD. GKM Green Tower memiliki luas area office 21 ribu m², yang terdiri atas 20 lantai dengan 3 basement.
Ditambahkan Henry Reynold Ranonto, Managing Director PT Lestari Kirana Persada, GKM Green Tower memiliki berbagai keunggulan, antara lain memiliki fasilitas penunjang yang sangat lengkap. Antara lain jogging track, mini market, café, ATM, parkir mobil, motor dan khusus sepeda, kamera CCTV, green landscape & tropical shading tree, akses sidik jari (finger print access), lift dengan kecepatan tinggi (high speed lift), infrastruktur serat optic dan fasilitas internet broadband (FO infrastructure & broadband internet facility), dan heliport.
Selain itu lokasinya sangat strategis yakni berada tidak jauh dari pintu masuk tol JORR di depan gedung, bebas banjir, bebas 3 in 1, dan akses mudah menuju dan dari Bandung, Bekasi, Serpong, Bogor dan BSD.
GKM Green Tower memiliki keunggulan utama yakni menerapkan konsep green building. “Kami membangun GKM Green Tower dengan menerapkan konsep green building untuk menunjang hidup sehat dan berkelanjutan di saat bekerja. Selain itu, untuk mendukung program pemerintah dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut mengurangi penggunaan energi,” kata Henry.
Lebih lanjut Henry mengatakan, GKM Green Tower telah mendapat sertifikasi green building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) dan BCA Green Mark Singapura. “Pembangunan green building lebih mahal 10-15% dibanding pembangunan gedung biasa, tetapi bisa menekan biaya perawatan sehingga harga sewanya bersaing dengan gedung lain,” ujar Henry.
Aspek green building yang diterapkan di GKM Green Tower menurut standar Green Ship (Indonesia) antara lain: Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD), Efisiensi Energi & Konservasi (Energy Efficiency & Conservation/EEC), Konservasi Air (Water Conservation/WAC), Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC), Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC), dan Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management).
Sementara menurut standar Green Mark (Singapura) antara lain: Efisiensi Energi/ Energy Efficiency, Efisiensi Air/ Water Efficiency, Konservasi Lingkungan/ Environmental Protection, dan Kualitas Udara Dalam Ruang/ Indoor Environmental Quality. “Respon dunia usaha terhadap perkantoran yang menerapkan green building sangat positif,” kata Henry.
Keuntungan yang diraih penghuni perkantoran yang menerapkan green building, tambah Henry, antara lain penghuni bekerja lebih nyaman karena kualitas ruang kerja terukur, mengurangi potensi pekerja yang sakit karena ruang kerja yang sehat dan nyaman, dan bisa mengurangi penggunaan energi listrik terutama lampu dan AC.
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…
NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…
NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…