NERACA
Jakarta - Sempat terdepak dari jajaran indeks likuiditas Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indeks LQ45 pada pertengahan tahun lalu, kini PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) kembali masuk penghuni Indeks LQ45 untuk priode Februari 2016 hingga Juli 2016. Kepala Divisi Operasional Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia, Eko Siswanto dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin bilang, selain Antam yang masuk jajaran Indeks LQ45 ada juga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Hanson International Tbk (MYRX).
Disebutkan, ketiga emiten tersebut mendepak tiga emiten yang sebelumnya masuk jajaran Indeks LQ45 yaitu, PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Berbicara performance kinerja bisnis Antam, perusahaan tambang emas plat merah ini tengah menggenjot bisnisnya di bidang pengolahan biji bauksit menjadi chemical grade alumina (CGA). Hal ini dilakukan untuk mensiasati anjloknya harga emas saat ini.
Namun demikian perseroan tetap akan mendorong bisnis emasnya. Tercatat penjualan emas untuk tahun 2015 relatif baik di mana penjualan emas perseroan pada kuartal III-2015 mencapai 12 ton. Perseroan dalam hal ini akan memperbesar cakupan penjualan emas. Untuk itu, perseroan berencana untuk mencari pasar baru ekspor emas. Salah satu pasar baru yang telah dijajaki perseroan untuk melakukan penjualan emas, yakni India.
Sementara PT Hanson International Tbk optimis mampu meningkatkan kinerja keuangan jauh lebih baik. Perusahaan properti pendatang baru ini mengincar penjualan atau marketing sales tahun ini senilai Rp 2,25 triliun. Angka ini tumbuh 25% ketimbang penjualan tahun lalu yang sudah dikantongi senilai Rp 1,8 triliun. Kontributor terbesar dari penjualan perseroan berasal dari proyek skala kota Citra Maja Raya di Maja, Lebak, Banten seluas 2.400 hektar, dan Serpong Kencana seluas 300 hektar.
Kemudian rights issue HM Sampoerna tahun lalu sebesar Rp 20,34 triliun menjadi pengerak bisnis rokok perseroan, kendatipun dihantui kenaikan tariff cukai roko pada awal tahun ini. Meskipun demikian, sebagian analis menilai harga saham Sampoerna di pasaran akan tetap diburu investor. Pasalnya, aksi korporasi perseroan dalam penawaran umum terbatas dengan jumlah yang cukup besar menjadi alasannya, disamping fundamental kinerja keuangan perseroan yang masih cukup likuid.
Analis PT KDB Daewoo Securities, Taye Shim dalam risetnya menilai, agenda refloat saham atau menambah saham ke publik akan mendorong harga saham dalam waktu dekat. Tak ayal, KBD Daewoo Securities memasukkan saham PT HM Sampoerna dalam portofolionya. (bani)
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…