NERACA
Jakarta– PT Tira Austenite Tbk (TIRA), anak usaha Sintesa Group bakal memecah nilai saham (stock split) dengan rasio 1:10. Nilai nominal saham perseroan akan menjadi Rp 100 dari sebelumnya Rp 1.000 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, tanggal akhir perdagangan saham dengan menggunakan nilai nominal Rp 1.000 (lama) di pasar reguler dan negosiasi pada 26 Januari 2016. Adapun tanggal awal perdagangan saham dengan nilai nominal Rp 100 di pasar reguler dan negosiasi pada 27 Januari 2016. Kemudian tanggal akhir penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi pada 29 Januari 2016.
Sebelumnya, Tira Austenite, anak usaha Sintesa Group, konglomerasi yang didirikan oleh Shinta Widjaja Kamdani, menggandeng Hamana Works Co Ltd, perusahaan asal Jepang. Kedua pihak mendirikan perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama PT Hamana Works Tira Indonesia. JV tersebut akan memproduksi car carrier dan wing box, dengan mendirikan pabrik di Tegal, Jawa Tengah. Aktivitas bisnis perusahaan itu akan dimulai pada awal 2016. Komposisi saham pada JV terdiri atas perseroan 33,3% dan Hamana Works 66,7%.
Selain itu, perseroan juga akan memperkuat pasokan bahan baku produksi bronze yang saat ini diproduksi oleh anak usaha perseroan, yaitu PT Alpha Austenite, dengan mendirikan JV bersama pemasok bahan baku bronze dari Australia.
Perseroan telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan salah satu mitra strategis di luar negeri. Bisnis JV tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2016, dengan merelokasi pabrik dari luar negeri ke Indonesia dan membangun pabrik bahan baku bronze di Cileungsi, Bogor.
Tira Austenite merupakan salah satu anak usaha Sintesa Group, sebuah konglomerasi di bidang usaha properti, industri, energi, dan produk konsumsi. Selain Tira, anak usaha Sintesa Group yang sudah masuk bursa adalah PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA). Sepanjang 2014, total penjualan Sintesa Group mencapai US$ 1,2 miliar, meningkat dibandingkan 2013 yang sebesar US$ 1,1 miliar. (bani)
Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…