Waspada Paham Radikal yang Ingin Merusak Tatanan Kenegaraan

 

  Oleh: Juli Sasman S.Ag, Pemerhati Masalah Kebangsaan dan Agama

                                                                                          

           Bangsa Indonesia, telah melewati berbagai era  mulai dari zaman kolonial, orde lama, orde baru dan  reformasi. Di zaman sebelum reformasi ancaman terbesar  Negara Indonesia adalah disintegrasi bangsa dimana  dibeberapa daerah, gerakan separatis menuntut agar dapat memisahkan diri dari NKRI untuk membentuk Negara sendiri.  Namun, di era reformasi saat ini ancaman terbesar adalah  paham radikal yang ingin  membelokan ideologi Pancasila ke ideologi yang berbasis Islam.  Oleh karenanya kewaspadaan tingkat tinggi terhadap paham radikalisme harus  ditanamkan sejak dini oleh masyarakt kita. Berpikir cerdas dan bertindak cepat sangat penting dilakukan, guna menjaga bangsa ini dari pengaruh paham tersebut.

           Sebelum maraknya gerakan  ISIS di dunia, gerakan radikal yang sangat ditakuti adalah kelompok Al Qaeda yang dipimpin Osama Bin Laden. Mereka  mempunyai jaringan-jaringan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Seiring waktu berjalan dan tewasnya Osama Bin Laden,  gerakan garis keras lainnya yang muncul  yaitu Islamic State Irak dan Suriah (ISIS) dipimpin oleh Abu Bakar Al Baghdadi. Dalam aksinya pergerakan ISIS dinilai lebih berbahaya dibandingkan aksi terorisme kelompok Al Qaeda, karena mereka berupaya mengkudeta pemerintah resmi negara-negara Islam dunia seperti Pemerintah negara Irak dan Suriah. Mereka juga  melakukan kekerasan dan teror  di Negara-negara mereka anggap melakukan perlawanan terhadap mereka, seperti Rusia, Perancis, AS, dan lainnya.    

         Gerakan ISIS yang jelas-jelas mengatasnamakan Islam menodai ajaran agama Islam. Islam dianggap oleh orang yang berfikiran sempit seperti kandidat Presiden AS, Donald Trump sebagai agama teroris, sehingga patut disingkirkan. Padahal gerakan ISIS itu sendiri merugikan umat Islam di dunia,  mereka  telah menjadi korban jiwa maupun hartan  akibat kebiadabannya.

         Di Indonesia sendiri kewaspadaan perlu ditingkatkan karena gerakan pemberontakan yang mengatasnamakan agama ini bisa mempengaruhi umat muslim di Indonesia. Dalam  waktu singkat didapati sudah ada kelompok-kelompok Islam garis keras yang menyatakan secara terbuka mendukung gerakan ISIS di Indonesia.   Dukungan terhadap gerakan ISIS ini berpotensi menjadi sebuah ancaman untuk munculnya gerakan-gerakan terorisme dan berpotensi mengancam Negara  Indonesia yang berazaskan Pancasila.  Paham ISIS ini rentan mempengaruhi masyarakat muslim Indonesia. Para pengguna media sosial, terutama generasi muda agar bersikap dewasa saat berinteraksi di media sosial. Mereka juga harus bisa mengelola akun masing-masing dan menyeleksi pesan yang diterima secara selektif.

Dunia Maya

          Pakar komunikasi dari Universitas Paramadina Henry Satrio mengingatkan, propaganda paham kekerasan oleh kelompok ISIS  melalui dunia maya  harus dilawan dengan melakukan propaganda yang sama. Dunia maya harus dibanjiri tentang informasi dan tulisan tentang agama Islam populer, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin (agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia). Maka itu  mengapresiasi pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terkait sosialisasi pencegahan terorisme melalui dunia maya dengan pencanangan Tahun Damai di Dunia Maya. Langkah itu  harus dilakukan dan terus ditingkatkan dalam menciptakan perdamaian di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.

              Guru Besar Sosiologi Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Prof. Dr. Bambang Pranowo mengungkapkan bahwa penguatan pemahaman agama Islam moderat bisa menjadi senjata untuk mencegah dan menghadang propaganda ISIS. Untuk merealisasikan itu,  semua pihak harus bersatu dan bersinergi dalam memerangi ISIS.  Karena berkembangnya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila seperti paham ISIS ini patut diwaspadai sebagai upaya pengikisan nilai-nilai kebangsaan. Karena itu, pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci untuk mencegah perpecahan serta mempertahankan persatuan Indonesia.

           Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan untuk mencegah penyebarluasan paham kekerasan, terutama oleh kelompok militan ISIS, bangsa Indonesia harus memperkuat toleransi antarumat beragama dan ideologi Pancasila. Penguatan toleransi dan ideologi adalah solusi untuk menyelamatkan bangsa ini dari pengaruh paham kekerasan dan ISIS.  Kalau toleransi tidak digalakkan dan dibina secara serius dan terarah, maka peluang bangsa Indonesia terjangkiti paham kekerasan dan terorisme akan semakin besar.

      Untuk itu,  di dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme, BNPT  harus lebih memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga terkait, seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Maka penguatan toleransi dan ideologi akan lebih terarah.  Indonesia memiliki kearifan lokal untuk membendung serbuan paham negatif, termasuk paham kekerasan, dari luar. Hanya, diperlukan kemasan baru yang lebih menarik agar nilai-nilai kearifan lokal itu tidak dianggap kuno, terutama oleh generasi muda. Untuk itu,  dibutuhkan orang-orang muda pula untuk menjadi juru syiar yang cakap dalam memberikan pemahaman dan penjelasan kepada generasi muda tentang nilai-nilai kearifan lokal tersebut.

                    Semua elemen masyarakat di Indonesia, baik tokoh masyarakat, agama dan adat  harus mensukseskan perayaan Natal dan Tahun Baru ini agar tidak terkontaminasi  dari paham-paham radikal ISIS yang ingin menggunakan momen tersebut untuk mengacaukan situasi negara kita. Laporkan apabila ada gerakan gerakan mencurigakan dimasyarakat atau bangun sikap early warning. Aparat keamanan tidak boleh lengah dan sinergi aparat keamanan diperlukan dalam menangkal masuknya gerakan radikal  ini. Dengan keterlibatan semua pihak dari tingkatan yang terkecil maka paham radikal tidak akan berkembang di bumi kita ini. 

BERITA TERKAIT

Pemberantasan Narkoba Tanggung Jawab Kolektif Selamatkan Bangsa

    Oleh: Khalilah Nafisah, Pengamat Sosial Kemasyarakatan   Isu peredaran narkoba di Indonesia terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada…

Kesiapan Total Pemerintah Tekan Ancaman Karhutla

    Oleh: Ratna Soemirat,  Ahli Tata Kelola Lingkungan Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan,…

Paket Stimulus Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Oleh: Dhita Karuniawati,  Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Dalam upaya mempercepat pemulihan dan mendorong pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pemberantasan Narkoba Tanggung Jawab Kolektif Selamatkan Bangsa

    Oleh: Khalilah Nafisah, Pengamat Sosial Kemasyarakatan   Isu peredaran narkoba di Indonesia terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada…

Kesiapan Total Pemerintah Tekan Ancaman Karhutla

    Oleh: Ratna Soemirat,  Ahli Tata Kelola Lingkungan Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan,…

Paket Stimulus Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Oleh: Dhita Karuniawati,  Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Dalam upaya mempercepat pemulihan dan mendorong pertumbuhan…