Tingkat Keyakinan Konsumen Di Oktober Menguat

 

 

NERACA

 

Jakarta - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada Oktober 2015 menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2015 tercatat sebesar 99,3, meningkat dari 97,5 pada bulan sebelumnya.

"Peningkatan IKK tersebut utamanya didorong oleh peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menunjukkan membaiknya optimisme responden terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang," ujar Tirta di Jakarta, Selasa malam.

Hasil survei juga mengindikasikan bahwa konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga berkurang pada Januari 2016. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang yang turun 12,8 poin menjadi 155,1. Penurunan terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga.

Untuk kondisi enam bulan mendatang, lanjut Tirta, konsumen memperkirakan kenaikan jumlah tabungan lebih sedikit dari bulan sebelumnya dan posisi pinjaman lebih rendah dari bulan sebelumnya. "Hal ini terindikasi dari indeks perkiraan jumlah tabungan dan indeks perkiraan posisi pinjaman enam bulan mendatang yang tercatat turun masing-masing 0,6 dan 0,5 poin dari bulan sebelumnya," kata Tirta.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan harga barang dan jasa secara umum (deflasi) selama Oktober 2015 sebesar 0,08 persen. Kepala BPS Suryamin mengungkapkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga-harga barang sepanjang bulan ke-10 tersebut. "Inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2015 adalah 2,16 persen. Sementara infasi year on year (yoy) adalah 6,25 persen," jelas Suryamin.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai deflasi yang terjadi dalam dua bulan terakhir bisa menjadi sinyal positif ataupun negatif bagi perekonomian nasional. Di satu sisi, kata Darmin, deflasi bisa meningkatkan konsumsi domestik seiring dengan tren penurunan harga barang dan jasa. Namun di sisi lain, lanjutnya, deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut-turut menunjukan bahwa daya beli masyarakat masih mengalami pelemahan.

"Ya untuk masyarakat dia bagus itu suatu hal yang positif karena inflasi kan mempengaruhi daya beli masyrakat. Tapi itu (deflasi) juga menjadi petunjuk bahwa ekonominya permintaan secara makro masih agak lemah," kata Darmin.

 

 

BERITA TERKAIT

OJK Terus Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional

OJK Terus Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional  NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan dua kegiatan edukasi…

KB Bank Kerjasama Strategis Dorong Pertumbuhan Motor Listrik

KB Bank Kerjasama Strategis Dorong Pertumbuhan Motor Listrik NERACA Jakarta - KB Bank menandatangani kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan…

Indonesia Dinilai Bisa Tarik Devisa Hingga US$8 Miliar dari QRIS Haji dan Umrah

Indonesia Dinilai Bisa Tarik Devisa Hingga US$8 Miliar dari QRIS Haji dan Umrah NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

OJK Terus Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional

OJK Terus Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional  NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan dua kegiatan edukasi…

KB Bank Kerjasama Strategis Dorong Pertumbuhan Motor Listrik

KB Bank Kerjasama Strategis Dorong Pertumbuhan Motor Listrik NERACA Jakarta - KB Bank menandatangani kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan…

Indonesia Dinilai Bisa Tarik Devisa Hingga US$8 Miliar dari QRIS Haji dan Umrah

Indonesia Dinilai Bisa Tarik Devisa Hingga US$8 Miliar dari QRIS Haji dan Umrah NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian…