Dunia Usaha - Jababeka Garap Klaster Industri Padat Karya

NERACA

Jakarta - PT Jababeka Tbk merencanakan klaster khusus industri padat karya di Kendal, Jawa Tengah. Di tengah kondisi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, industri padat karya di Indonesia telah mengalami tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir. Permasalahan utama yang dihadapi industri padat karya antara lain upah minimum regional (UMR) dan harga tarif dasar listrik.

Dirjen Industri Kimia, Teksil dan Aneka Kemenperin Harjanto mengatakan pangsa pasar industri tekstil dan produk tekstil saat ini sekitar 2% dari pasar tekstil dunia. peluang pasar ekspor untuk TPT masih sangat besar. Kesempatan itu, kata dia, mestinya dapat memacu kapasitas produksi tekstil untuk memenuhi pasar dunia.

“Peluangnya sangat terbuka bagi industri TPT yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, desain yang up to date dan kemampuan pasok yang cepat,” ujar Harjanto saat acara diskusi dengan tema Cluster Khusus Industri Padat Karya Potensial Dikembangkan di Jakarta, Senin (10/8).

Harjanto memaparkan industri TPT di Indonesia saat ini membutuhkan tenaga kerja sekitar 200.000 orang. Oleh karena itu, API mendorong pemerintah dan stakeholder berupaya memberikan pelatihan menjahit dengan tenaga ahli di bidangnya. “Potensi Jawa Tengah untuk industri TPT cukup bagus karena banyak industri dari Jabodetabek yang relokasi ke sini,” ujarnya.

Harjanto memaparkan Jateng saat ini sedang membangun kawasan industri yang berada di Kendal dan Boyolali. Dari dua kawasan itu, saat ini yang dimanfaatkan untuk industri TPT yakni Boyolali.”Ke depan, Kawasan Industri Kendal akan terisi industri tekstil dan logam,” paparnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Jababeka Tbk S.D.Darmono mengatakan sejak berdiri tahun 1989, PT Jababeka Tbk terus membangun reputasinya sebagai pengembang kawasan industri. Selama 25 tahun, Jababeka berhasil mengembangkan Kawasan Industri Terbesar di Asia Tenggara, Kota Jababeka di Cikarang, Jawa Barat, menjadi sebuah kota mandiri yang terintegrasi (fully integrated township).

Berbekal keunggulan dan pengalaman dalam membangun fully integrated township, maka di ini Jababeka mencanangkan visi dan misi baru, yaitu menciptakan kota mandiri di setiap provinsi di Indonesia. Kini, salah satu wilayah yang menjadi fokus utama untuk dikembangkan Jababeka adalah kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Jababeka menggandeng pengembang kota asal Singapura, Sembcorp Development Indonesia Ltd untuk membangun Kawasan Industri Kendal di atas lahan seluas 2.700 hektar dan dimulai pembangunan 1.000 ha untuk tahap pertama.

Kendal memiliki lokasi yang strategis untuk bisnis, dengan jarak sekitar 21 kilometer dari ibukota Jawa Tengah Semarang,  25 kilometer dari pelabuhan Tanjung Emas Internasional, dan 20 kilometer dari bandara Ahmad Yani Semarang International. Kendal juga memiliki pelabuhan yang sedang dibangun untuk menjadi pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan niaga.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 32 juta jiwa, Kendal memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah untuk ditawarkan kepada para pengusaha industri. Keunggulan SDM Kendal antara lain tenaga kerja berusia muda dan terlatih, labour cost yang kompetitif dibandingkan provinsi Jawa Barat maupun Jawa Timur, serta didukung oleh banyaknya lulusan sarjana-sarjana dari perguruan tinggi dan lulusan-lusan tenaga ahli (skill labor) yang siap pakai dari sekolah kejuruan setempat.

Saat ini Kendal memiliki potensi bisnis yang lebih banyak bertumpu pada sektor industri agrobisnis, tekstil, makanan, jamu dan Industri UKM / Rumah Tangga. Beberapa komoditas unggulan Kendal adalah kopi, jagung, tembakau, cengkeh, dan karet. Sedangkan potensi-potensi lainnya meliputi batik tulis, bordir, kerupuk rambak, dan ikan bandeng.

Potensi bisnis Kendal akan semakin meningkat dengan keberadaan Kawasan Industri Kendal di masa depan. Kawasan Industri Kendal dirancang sebagai kawasan industri berstandar internasional dengan konsep pengembangan “mixed-use” yang meliputi penyediaan:  lahan industri, Bangunan Industri Siap Pakai (SFB), hunian, dan bangunan Komersial (RUKO).

Infrastruktur dan fasilitas pendukung yang akan dibangun mencakup: jalan kawasan sesuai standar internasional, saluran drainase untuk menjamin kawasan bebas Banjir, pembangkit listrik, pusat pengolahan air bersih, pusat pengolahan air limbah,  sarana olahraga dan hiburan , kompleks pendidikan,  dsb.

Untuk pelayan kepada para tenant nantinya,  PT Kawasan Industri Kendal, menyediakan pelayanan  “one-stop service” yang meliputi antara lain: layanan perizinan, layanan logistik, layanan keamanan, bantuan SDM, dsb.

BERITA TERKAIT

Program UK PACT Efisiensi Energi Tahap Dua

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…

GAPKI Usulkan Segera Bentuk Pelaksana Harian Komite ISPO

NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…

DOBBER, Inovasi Pertamina EP untuk Optimalkan Produksi

NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…

BERITA LAINNYA DI Industri

Program UK PACT Efisiensi Energi Tahap Dua

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…

GAPKI Usulkan Segera Bentuk Pelaksana Harian Komite ISPO

NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…

DOBBER, Inovasi Pertamina EP untuk Optimalkan Produksi

NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…