NERACA
Jakarta - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeli 15,22 juta lembar saham atau sekitar 19,9% modal ditempatkan dan disetor PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) senilai Rp15,22 miliar dari PT Manunggal Utama Makmur (MUM). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dengan selesainya transaksi ini, maka kepemilikan saham perseroan di GTN menjadi 76,4 juta atau senilai Rp76,4 miliar setara 99,90% dari sebelumnya 80%. Sementara sisanya 0,01% dimiliki PT Tryane Saptajagat (TS), yang merupakan anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL). Tryane Saptajagat membeli 75 ribu lembar saham senilai Rp75 juta dari PT Manunggal Utama Makmur. Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi.
GTN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang data center. Aksi korporasi ini dilakukan sehubungan dengan diberlakukannya regulasi pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedia data elektronik untuk menempatkan data center di wilayah Indonesia.
Melihat prospek data center yang cerah dan menjanjikan di Indonesia guna memenuhi kebutuhan para pengguna content dan cloud provider asing, maka transaksi ini dapat lebih maksimal perseroan untuk mengembangkan maupun mengelola bisnis data center ke depan.
Tahun ini, PT Multipolar Technology Tbk menargetkan angka pendapatan sebesar Rp1,67 triliun atau tumbuh sekitar 10,6% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,51 triliun. Pendapatan tahun lalupun tumbuh 12,5% dibandingkan pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 1,34 triliun.
Direktur MPLT Hanny Untar pernah bilang, angka itu dikontribusikan dari softwere sebesar 40% dan hardwere sebesar 60%. "Sementara itu, untuk laba bersih perseroan ditargetkan dapat mencapai angka Rp53 miliar," kata Hanny.
Selain itu, perseroan juga menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp244 miliar. Dana belanja modal yang berasal dari pinjaman perbankan dan kas internal akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan. Terkait penggunaan dana IPO, kata Hanny, belanja modal sebesar Rp50 miliar itu telah digunakan perseroan sebesar Rp26,5 miliar atau sekitar 53% untuk pembelian gedung kantor cyber office pada Desember dan pengadaan IT untuk mendukung kegiatan usaha perseroan.
Saat ini, perseroan tengah fokus pengembangan data center dengan nilai investasi sekitar US$ 10 juta atau Rp100 miliar. Dimana untuk tahap pertama ini akan digunakan untuk menambah kapabilitas perseroan di dalam usaha penyediaan data informasi teknologi,”Pembangunan fisik data center membutuhkan waktu sekitar delapan hingga 10 bulan. Diharapkan apabila sudah selesai dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan," kata Director Consulting dan Enterprise Delivery MLPT Halim D Mangunjudo.
Nantinya data center itu sekitar 60% akan digunakan untuk melayani pusat data perbankan, 20% untuk melayanai pusat telekomunikasi serta sisanya digunakan untuk melayani pemerintah dan Small Medium Enterprise (SME). (bani)
Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…
NERACA Jakarta –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…
NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…
Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan…
NERACA Jakarta –Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi usai Anand Kumar dan…
NERACA Jakarta -Perdagangan sahamnya disuspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran terjadi lonjakan harga membuat reaksi manajemen PT Hotel…