NERACA
Jakarta – Konsultan properti Jones Lang LaSalle dan PT Procon Indah menyatakan, pasar properti, terutama properti domestik tidak akan terpengaruh oleh gejolak krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat.
“Jones Lang LaSalle dan Procon kan main di pasar Indonesia. Terus terang kita tidak khawatir. Karena krisis Amerika yang tahun-tahun kemarin juga tidak terlalu memberikan efek. Karena kita punya lokal market yang begitu besar,” kata Lucy Rumantir Chairman Jones Lang LaSalle Indonesia, saat mengumumkan penggabungan dua perusahaan konsultan, PT Procon Indah dan Jones Lang LaSalle Indonesia, di Jakarta, Senin.
Lucy mengaku optimis penggabungan ini akan memberikan keuntungan dan tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi AS yang saat ini sedang melemah.
Menurutnya, penggabungan dua perusahaan konsultan ini, sebenarnya bukanlah akuisisi baru. Mengingat keduanya, baik Jones Lang LaSalle dan PT Procon Indah, pernah tergabung pada tahun 1980 sampai 2001.
Dia mengatakan, penggabungan ini hanya sebatas pada pengalihan bisnis semata. “Pengalihan bisnis-bisnis Procon ke Jones Lang LaSalle. Seluruh yang ada di Procon dialihkan 100%,” ujar Lucy.
Melalui penggabungan ini, imbuh Lucy, diharapkan ada sinergi yang kuat dari kedua perusahaan tersebut. Pasalnya, Jones Lang LaSalle lebih menguasai pasar international, sementara PT Procon dominan di pasar lokal.
Imbasnya, lanjut Lucy, lebih peningkatan kualitas pelayanan yang lebih baik. Klien-klien PT Procon Indah, akan mendapatkan pelayanan bertaraf international. “Sinergi yang diharapkan adalah menggabungkan kekuatan dari keduanya. Local network dari PT Procon, dan Jones Lang LaSalle untuk international. Dampaknya sangat bagus untuk klien, mereka bisa menikmati international practice. Jadi sama saja seperti beli 1 dapat 2,” kata Lucy.
Lucy optimis, dengan penggabungan ini, dalam jangka waktu pendek, pihaknya mampu mencapai target, yaitu mengelola 100 gedung. Seperti diketahui, saat ini jumlah gedung yang dikelola sebanyak 80 gedung. Yang sebagian besar berada di Jakarta dan beberapa tersebar di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Ujung Pandang, dan Bali.
“Setelah digabung kita mengharapkan bisa 2 kali dari gabungan. Dengan harapan dalam waktu 1 hingga 2 tahun 1 tahun 2 tahun bisa 100 gedung. Dalam lima tahun kedepan kita bisa double up. Even more than double. Dalam arti kata Revenue and profit,” ujar
Terkait isu bubble di sektor properti seperti yang dikhawatirkan Bank Indonesia selama ini, Lucy menuturkan sejauh ini masih dalam tahapan wajar. Belum ada gejolak-gejolak yang muncul. Malah ia berbeda pendapat dengan Bank Indonesia (BI). Dalam kacamatanya, sektor properti seperti masih aman untuk beberapa tahun ke depan.
“Kalau dibilang bubble, yang mana? Sektor properti itu banyak, sektor office, mall, ruko, sektor building, residensial, perumahan. Saya kira kalau perumahan itu tidak ada bubble yah. Orang Indonesia masih banyak yang belum punya rumah. Jadi kalau dikatakan bubble saya kira tidak. Apalagi saat ini banyak fasilitas kredit-kredit pembiayaan. Jadi kita dari pihak properties tetap optimis yah,” ucap Lucy
Begitu pula dengan rencana peraturan perlambatan yang akan dikeluarkan BI, Lucy menilai tindakan Bank Indonesia terlalu berlebihan dan kurang mendasar. Pasalnya, menurut Lucy secara teoritis dalam kondisi permintaan yang lebih tinggi dari penawaran, pertumbuhan market dirasa aman.
“Aturan perlambatan kredit dari BI? Sebetulnya kalau perumahan itu jangan pernah diperlambat ya, soalnya demand sama supply masih besaran demand. Kalau diperlambat seperti apa. Masih banyak orang yang butuh rumah. Kita sangat tidak setuju kalau sektor rumah diperlambat,” ungkap Lucy.
Lucy.
NERACA Jakarta – Indonesia dan Uni Eropa optimistis mengenai proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang…
Pelaku Usaha Ingin Kebijakan Pro-Industri Jakarta – Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari bebagai dampak…
Kontribusi Ekonomi Industri Pengolahan Nonmigas Meningkat Jakarta – Industri pengolahan nonmigas mengalami peningkatan dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional, yang tercermin…
NERACA Jakarta – Indonesia dan Uni Eropa optimistis mengenai proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang…
Pelaku Usaha Ingin Kebijakan Pro-Industri Jakarta – Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari bebagai dampak…
Kontribusi Ekonomi Industri Pengolahan Nonmigas Meningkat Jakarta – Industri pengolahan nonmigas mengalami peningkatan dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional, yang tercermin…