NERACA
Jakarta - Sejak lama Google.Inc sudah tertarik berinvestasi di Indonesia. Hanya saja, niat itu tidak terlaksana sebab terkendala regulasi. Sebelumnya, pemerintah menahan ekspansi Google melalui regulasi sebab dikuatirkan akan menguasai pasar media di Tanah Air.
“Mereka melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat besar dan perkembangan industri telekomunikasi dan informasi di sini sangat pesat. Hanya saja, Google tidak diberi kesempatan berinvestasi sebab terkendala regulasi yang dibuat pemerintah,” jelas Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa dalam siaran pers yang diterima NERACA, Minggu.
Sebelumnya, Erwin bertemu dengan Chief Excecutive Officer (CEO) Eric Schmidt di Nusa Dua Bali di sela acara Regional Entrepreneurship Summit, yang diselenggarakan Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), Jumat, (22/7).
Petinggi Google tersebut datang ke Indonesia membagikan pengalaman pada Regional Entrepreneurship Summit yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton.
Erwin mengaku, sebenarnya berharap agar Google bisa berinvestasi di Indonesia dan tidak sekedar membuka kantor di Indonesia. “Tidak cuma buka kantor, sebaiknya mereka juga bisa berinvestasi lebih besar,” ucap dia.
Alasannya, selain akan menciptakan lapangan kerja, Google juga bisa menginspirasikan dan mengakomodasi mahasiswa cerdas dan kreatif yang banyak tersebar di perguruan tinggi di Indonesia.
Erwin menyatakan, HIPMI sangat prihatin banyak anak-anak muda dan mahasiswa berbakat Indonesia hijrah ke luar negeri sebab tidak terakomodir di Indonesia. Untuk itu, Indonesia perlu memiliki industri kreatif yang kuat dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi agar dapat menampung pemuda-pemudi berbakat itu.
Dia juga mengutarakan, saat ini sejumlah insinyur-insinyur penting di kantor pusat Google merupakan putra-putri Indonesia.
Sekedar diketahui, GEPI merupakan kelanjutan dari Global Entrepreneurship Program (GEP) yang dipimpin oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang bertujuan mempromosikan dan mengembangkan entrepreneurship di seluruh dunia.
Di Indonesia dengan nama GEPI, gerakan ini didirikan oleh perkumpulan non pemerintah yang dibentuk oleh 13 pengusaha ternama di Indonesia, yang memiliki komitmen mengembangkan perusahaan dan organisasi entrepreneurship Indonesia diantaranya Erwin Aksa.
Dana Wirausaha
Sementara itu, Chairman GEPI, yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Chris Kanter menyatakan, GEPI berniat mendirikan Angle Investor Fund. Angle Investor Fund merupakan sebuah lembaga keuangan yang menyediakan dana khusus untuk kemajuan Wirausaha di Indonesia. “Kami berniat membuat Angle Investor Fund,” katanya.
Sayangnya, Chris belum mau mengungkap serta belum membentuk skema rinci dalam penetapan lembaga tersebut.
Angle Investor Fund beranggotakan pihak-pihak pendiri dari GEPI, diantaranya Chris Kanter, Jacob Oetama, Ir. Ciputra, TP Rahmat, Erwin Aksa dan lainnya dengan total 13 pengusaha ternama di Indonesia. Mereka memiliki komitmen mengembangkan perusahaan dan organisasi entrepreneurship.
Chris menambahkan, angle investor asal AS yang diundang GEPI terkesima akan potensi wirausaha negeri ini. Hal serupa dinyatakan Hillary, selaku perwakilan pemerintah AS.
“Indonesia adalah pilihan natural untuk penyelenggaraan acara ini. Sebagai tiga besar negara demokrasi di dunia, kawasan dinamis, dan salah satu penggerak globalisasi dan pertumbuhan ekonomi di dunia. Juga salah satu negara yang memiliki banyak penduduk muda, hampir 75 juta penduduk indonesia adalah pemuda di bawah 18 tahun,” jelasnya.
Dia menambahkan, anak-anak muda ini terus tumbuh, dan saling terhubung dengan segala hal yang belum pernah terpikirkan oleh kaum tua sebelumnya. Sehingga, peluang kerja tidak hanya diciptakan pemerintah tetapi juga sektor swasta yang tetap tumbuh.
Chris melanjutkan, ada tiga investor AS yang langsung berkomitmen membantu penambahan modal bagi wirausaha Indonesia. Namun sebagian investor menanyakan mekanisme kontrol mereka sebagai pemegang saham ke depan.
"Sistem kontrol ini perlu karena, para investor jauh dan belum tentu setahun sekali datang ke Indonesia," paparnya. Di masa mendatang, GEPI bersama Bank Mandiri terus mendorong semakin banyak wirausahawan baru yang bisa dibantu dan berkembang.
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…
NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), meluncurkan Program…
NERACA Jakarta – Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) R. Azis Hidayat mengusulkan agar dibentuk Pelaksana Harian…
NERACA Indramayu — Pertamina EP melalui terobosan terbaru, yang disebut DOBBER (downhole scrubber), berhasil menurunkan angka loss production opportunity/LPO, dari…