NERACA
Jakart- PT Semen Baturaja (persero) memastikan belum berniat untuk melakukan penggabungan atau sinergi usaha dengan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagaimana penawaran yang diwacanakan. Alasannya, perseroan masih fokus pada aksi korporasi pelepasan saham umum perdana (Initial public Offering/IPO) yang baru saja digelar.
“Sangat wajar jika ada perusahaan besar yang ingin masuk dalam manajemen Semen Baturaja. Namun, hingga saat ini kami belum mendapatkan wacana terkait sinergi yang akan terjadi,” kata Direktur Utama Semen Baturaja Pamudji Rahardjo di Jakarta, Rabu (29/5).
Menurutnya, untuk saat ini perseroan akan fokus pada pelaksanaan IPO yang secara tidak langsung dapat menjadi tolok ukur seberapa besar antusiasme pasar terhadap perseroan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada investor strategis yang tertarik pada Semen Baturaja ke depan.
Melalui penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO), lanjut dia, perseroan optimistis dapat mengantongi dana mencapai Rp1,6 triliun. Perseroan akan melepas 2,33 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp500-685 per lembar saham. “Hasil dari IPO Rp1,16 triliun-Rp1,6 triliun. Target minimal Rp1 triliun.” jelasnya.
Pelepasan saham tersebut juga termasuk 19,16 juta saham atau 0,82% dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan untuk program employee stock allocation (ESA) dan sebanyak-banyaknya 162.321.500 saham atau 1,65% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dia mengatakan, perseroan akan menggunakan seluruh dana dari hasil IPO untuk pembangunan pabrik semen. Komposisinya, yaitu sekitar 25% untuk pengadaan dan pengembangan lahan, 70% untuk pembelian mesin dan peralatan utama, dan 5% untuk peralatan elektronik, otomasi, engineering, dan desain. Peruntukan dana ini sejalan dengan rencana perseroan sebelumnya yang akan mengembangkan usaha untuk meningkatkan kapasitas semen menjadi 1,5 juta ton.
Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro mengatakan, penetapan harga didasarkan atas rasio laba terhadap harga saham (price earning ratio/PE ratio) tahun ini yaitu sebanyak 13,5 kali. Sementara, pada tahun depan diperkirakan 13,0 kali, dan 11,4 kali pada tahun 2015. “Pertimbangan harga ditentukan berdasarkan PE wajar. Kami juga melihat perusahan sejenis dan berdasarkan rerata valuasi,” ucapnya.
Untuk mendukung rencana tersebut, lanjut dia, selain membidik pasar domestik, pihaknya berencana melakukan roadshow ke Singapura dan Hongkong. Selain Bahana Securities, perseroan juga menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.
Adapun masa penawaran awal (bookbuilding) akan dimulai pada 29 Mei hingga 7 Juni dengan perkiraan pernyataan efektif pada 18 Juni. Diharapkan, penawaran umum dilakukan pada 20-24 Juni dan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juni 2013. (lia)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…