Memacu Kinerja Bursa

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi

Dosen Pascasarjana  Universitas Muhammadiyah Solo

 

Menapaki akhir semester I 2025 tidak bisa lepas dari harapan perbaikan kinerja bursa. Menkeu Sri Mulyani menegaskan memacu kinerja bursa selaras dengan laju perbaikan kredibilitas pasar modal yang salah satunya dicapai dengan meningkatkan perlindungan investor. Pembersihan yang dilakukan OJK - BEI  dengan pembekuan sejumlah produk reksa dana dan manajer investasi tentu harus ditindaklanjuti. Argumennya yaitu untuk mendukung pertumbuhan bursa dengan stimulus dan sistem keuangan yang berdampak terhadap reputasi dan perbaikan kredibilitas sehingga berimplikasi bagi self regulatory organization.

Artinya,  menjaga reputasi bursa adalah dengan meminimalisir semua yang bisa mencederai kredibilitas bursa karena imbasnya meningkatkan kepercayaan, bukan hanya investor tetapi juga masyarakat. Setidaknya ini terkait fakta mayoritas di negara berkembang masih ‘banking minded’ belum ‘capital market minded’ sehingga kasus di bursa akan memicu sentimen negatif.

Kondisi politik nasional yang berdampak negatif terhadap kepercayaan publik diakui sebagai persoalan di balik perlambatan kinerja bursa di awal tahun 2025. Fakta lain yang juga menarik dicermati adalah komitmen OJK-BEI yang memperketat perilaku saham gorengan berpengaruh terhadap geliat bursa di awal tahun 2025 karena fakta yang ada menegaskan sekitar 20-25 persen transaksi terkait dengan sahagorengan. Perlambatan transaksi bursa awal tahun 2025 diyakini terkait dengan banyaknya skandal yang terjadi selama 2024 kemarin sehingga di 2025 perlu tindakan pengawasan ekstra ketat yang melibatkan OJK - BEI.

Setidaknya sentimen terhadap premanisme juga berpengaruh ke sektor bursa karena berdampak sistemik terhadap kepercayaan investor dan pasar. Fakta ini diperparah dengan saling gertak antara aparat dan premanisme. Bahkan, ada temuan kasus premanisme sampai berani menutup salah satu pabrik belum lama ini. Selain itu, temuan sejumlah kasus saham gorengan juga harus di cermati dengan seksama.

Keyakinan dibalik ancaman saham gorengan tidak terlepas dari pernyataan Menkeu dan Presiden Prabowo di pembukaan hari pertama transaksi bursa 2025 bahwa tindakan itu akan merusak kredibilitas yang secara tidak langsung berpengaruh kepada kepercayaan investor, stakeholder dan masyarakat sehingga perlu komitmen untuk meminimalisasi saham gorengan. Fakta ini tentu menjadi tantangan bursa untuk melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkelanjutan ke masyarakat pada umumnya untuk lebih mengenal bursa yang akhirnya memacu persepsian capital market minded selaras dengan banking minded, bisa menambah investor baru dan meningkatkan transaksi, termasuk tentunya memberi keleluasaan terhadap keterbukaan informasi kepada publik. Upaya ini sangat terkait dengan target pencapaian transaksi harian bursa di tahun 2025 dan selanjutnya.

Hal lain yang penting untuk mencapai target transaksi harian yaitu perlunya penciptaan pihak yang berperan sebagai penyedia likuiditas atau liquidity provider bukan sekedar penggerak pasar atau market maker. Meski keduanya penting, tapi esensi dari perannya adalah berbeda. Kinerja bursa meskipun juga butuh price maker tetapi jika muncul dari saham gorengan maka tidak akan berarti. Oleh karena itu, seruan Menkeu dan Presiden Prabowo saat pembukaan hari pertama transaksi bursa di 2025 menjadi catatan penting dan tantangan untuk memacu geliat bursa selama 2025.

Terkait ini maka harapannya adalah pencapain target transaksi harian dan juga tahun 2025 lebih baik daripada 2024. Hal ini memberi gambaran betapa geliat bursa harus diminimalisir dari praktik curang yang akhirnya bisa merugikan kredibilitas bursa, termasuk misal menggoreng saham. Jadi apa yang dilakukan OJK - BEI menjadi landasan untuk menciptakan stimulus dalam geliat transaksi bursa, tidak hanya jangka pendek tapi lebih penting jangka panjangnya. Hal ini menguatkan harapan Presiden Prabowo saat pembukaan transaksi hari pertama di 2025 agar kedepan aktivitas pasar modal bisa lebih bergairah dan meminimalisasi terjadinya praktik manipulatif, termasuk misalnya perilaku goreng-menggoreng saham.

Memang tidaklah mudah untuk memacu geliat bursa karena faktor yang mempengaruhi sangat kompleks sehingga apa yang terjadi di lantai bursa perlu dicermati sehingga bisa memacu daya tarik transaksi bursa. Setidaknya bisa memacu dan tentu membangkitkan persepsian terhadap capital market minded. Hal ini penting karena fakta mayoritas yang terjadi di negara  berkembang masih berkutat dengan banking minded, sementara untuk bisa memacu perekonomian harus bersinergi antara kinerja bursa dan bank atau selaras antara capital market minded dan banking minded. Asa geliat bursa haruslah didukung dengan kinerja saham BUMN, meskipun sejumlah BUMN cenderung terus merugi.

BERITA TERKAIT

Inovasi Bisnis LKMS

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Pengembangan lembaga  keuangan mikro syariah (LKMS) seperti koperasi sebenarnya memiliki potensi yang besar bila…

Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan…

Kebijakan Pro-Industri

Oleh: Febri Hendri Antoni Arief Juru Bicara Kementerian Perindustrian Kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat dari…

BERITA LAINNYA DI

Memacu Kinerja Bursa

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi Dosen Pascasarjana  Universitas Muhammadiyah Solo   Menapaki akhir semester I 2025 tidak bisa…

Inovasi Bisnis LKMS

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Pengembangan lembaga  keuangan mikro syariah (LKMS) seperti koperasi sebenarnya memiliki potensi yang besar bila…

Berat, Namun Triwulan I-2025 APBN Masih Terjaga Aman

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Situasi perekonomian global sedang mengalami tekanan yang berat, terutama dipicu oleh kebijakan…