Bendungan Jadi Solusi untuk Mengatasi Masalah Pangan dan Energi

Bendungan Jadi Solusi untuk Mengatasi Masalah Pangan dan Energi 
NERACA
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan pembangunan bendungan sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketahanan pangan hingga energi. “Pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya menuju swasembada pangan melalui layanan irigasi seluas 1.271.415 hektare, swasembada energi melalui penambahan energi listrik sebanyak 15.627,83 MW, dan ketahanan air sebanyak 59,59 m³/kapita/tahun,” ujar Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah membangun 234 bendungan. Sebanyak 187 bendungan terbangun sampai dengan tahun 2014, dilanjutkan 47 bendungan pada periode 2015-2024, dan 14 bendungan ongoing yang ditargetkan selesai paling lambat pada tahun 2026. Selain itu terdapat 11 bendungan baru yang dibangun sejak tahun 2021. Dengan tambahan ini, maka total terdapat 259 bendungan yang dibangun oleh pemerintah.
Pemerintah menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028 serta mendorong penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satu infrastruktur sumber daya air yang dapat mendukung target tersebut adalah bendungan. Pemerintah juga menargetkan Indeks Ketahanan Air Indonesia dapat mencapai 200 m³/kapita/tahun dengan sebaran yang merata.
Sebagai informasi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti menghadiri pembukaan acara Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) atau Komite Nasional Indonesia-Bendungan Besar (KNI-BB) bertajuk Inovasi dan Tantangan dalam Pemilihan Tipe Bendungan untuk Masa Depan, di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Pemerintah Provinsi Yogyakarta juga memandang penting keberadaan bendungan. Gubernur DI Yogyakarta Hamengku Buwono X sebagaimana diwakilkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta Beny Suharsono mengatakan bendungan adalah simbol kekuatan yang tenang, namun penuh kegunaan. “Ia menahan dan mengatur aliran kehidupan, menghadirkan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar,” kata Beny. Ia mengatakan bendungan tidak hanya memasok air untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi perlindungan dari banjir dan sumber energi yang terbarukan.

 

 

NERACA

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan pembangunan bendungan sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketahanan pangan hingga energi. “Pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya menuju swasembada pangan melalui layanan irigasi seluas 1.271.415 hektare, swasembada energi melalui penambahan energi listrik sebanyak 15.627,83 MW, dan ketahanan air sebanyak 59,59 m³/kapita/tahun,” ujar Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah membangun 234 bendungan. Sebanyak 187 bendungan terbangun sampai dengan tahun 2014, dilanjutkan 47 bendungan pada periode 2015-2024, dan 14 bendungan ongoing yang ditargetkan selesai paling lambat pada tahun 2026. Selain itu terdapat 11 bendungan baru yang dibangun sejak tahun 2021. Dengan tambahan ini, maka total terdapat 259 bendungan yang dibangun oleh pemerintah.

Pemerintah menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028 serta mendorong penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satu infrastruktur sumber daya air yang dapat mendukung target tersebut adalah bendungan. Pemerintah juga menargetkan Indeks Ketahanan Air Indonesia dapat mencapai 200 m³/kapita/tahun dengan sebaran yang merata.

Sebagai informasi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti menghadiri pembukaan acara Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) atau Komite Nasional Indonesia-Bendungan Besar (KNI-BB) bertajuk Inovasi dan Tantangan dalam Pemilihan Tipe Bendungan untuk Masa Depan, di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Pemerintah Provinsi Yogyakarta juga memandang penting keberadaan bendungan. Gubernur DI Yogyakarta Hamengku Buwono X sebagaimana diwakilkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta Beny Suharsono mengatakan bendungan adalah simbol kekuatan yang tenang, namun penuh kegunaan. “Ia menahan dan mengatur aliran kehidupan, menghadirkan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar,” kata Beny. Ia mengatakan bendungan tidak hanya memasok air untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi perlindungan dari banjir dan sumber energi yang terbarukan.

BERITA TERKAIT

FiberStar Kolaborasi dengan Incognito Software Systems untuk Perkuat Daya Saing di Industri Telekomunikasi

  NERACA Jakarta – Persaingan di industri telekomunikasi dan layanan internet di Indonesia semakin ketat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan…

Berkontribusi Pada Sustainability & SDGs, CHARM Rilis Bio Materials Organic Cotton Type

  NERACA Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) meluncurkan produk terbaru pembalut wanita CHARM Daun Sirih Bio Materials Organic…

Gaya Hidup Hemat Dimulai dari Memilih AC yang Tepat

NERACA Jakarta – Menerapkan gaya hidup hemat menjadi salah satu pilihan masyarakat dengan memprioritaskan kebutuhan, menghindari pemborosan serta menghemat pengeluaran.…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

FiberStar Kolaborasi dengan Incognito Software Systems untuk Perkuat Daya Saing di Industri Telekomunikasi

  NERACA Jakarta – Persaingan di industri telekomunikasi dan layanan internet di Indonesia semakin ketat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan…

Berkontribusi Pada Sustainability & SDGs, CHARM Rilis Bio Materials Organic Cotton Type

  NERACA Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) meluncurkan produk terbaru pembalut wanita CHARM Daun Sirih Bio Materials Organic…

Gaya Hidup Hemat Dimulai dari Memilih AC yang Tepat

NERACA Jakarta – Menerapkan gaya hidup hemat menjadi salah satu pilihan masyarakat dengan memprioritaskan kebutuhan, menghindari pemborosan serta menghemat pengeluaran.…